The post Kolaborasi Kreatif Dua Legenda Yogyakarta, Shaggydog dan Dagadu first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Shaggydog dan Dagadu bersatu dalam sebuah kolaborasi istimewa bertajuk “Manunggaling Dagadu lan Shaggydog”. Dua legenda Kota Gudeg ini bekerja sama menghadirkan 11 desain eksklusif yang memadukan semangat musik Shaggydog dengan sentuhan kreatif Dagadu.
Keduanya sama-sama ikon Yogyakarta. Dagadu, adalah brand pakaian kreatif termasyhur yang berdiri sejak 1994. Sementara Shaggydog, merupakan grup musik legendaris yang antara lain memopulerkan lagu “Di Sayidan“.
Adapun makna “Manunggaling Dagadu lan Shaggydog” yang jadi tema kolaborasi tersebut melambangkan semangat persatuan dan kolaborasi di tengah gempuran perubahan zaman yang semakin cepat.
Dinukil dari keterangan resmi yang diterima Billboard Indonesia, Senin, 13 Mei, melalui kolaborasi ini mereka ingin menunjukkan bahwa karya-karya kreatif asli Yogyakarta masih hidup dan terus berkembang serta tetap berinovasi di era modern ini.
“Kami ingin menunjukkan bahwa semangat kreatif kami tetap hidup dan terus menginspirasi dengan terus berkarya serta berinovasi,” ujar Andri Bagaskoro, Marketing & Brand Development Manager PT Aseli Dagadu Djokdja mengenai kolaborasi pihaknya dengan Shaggydog.
“Kolaborasi ini adalah bukti bahwa Dagadu dan Shaggydog masih relevan dan dapat dinikmati oleh generasi muda atau Gen-Z saat ini,” ia menambahkan.
Sebelas desain eksklusif dalam kolaborasi ini terinspirasi dari lagu-lagu Shaggydog dan semangat musik dari band yang dihuni formasi Heruwa (vokal), Richard (gitar), Raymond (gitar), Bandizt (bassis), Lilik (kibor), dan Yoyo (drum) ini. Desainnya memadukan unsur modern dan energik, dengan sentuhan khas band tersebut yang penuh semangat.
“Kami sangat senang bisa berkolaborasi dengan Dagadu,” ujar Heruwa, semangat. “Kolaborasi ini adalah cara kami untuk menunjukkan kecintaan kami pada musik dan semangat kreatif. Kami harap kolaborasi ini dapat dinikmati oleh semua orang.”
Kolaborasi “Manunggaling” bukan hanya tentang desain pakaian, tetapi juga tentang semangat dan nilai-nilai yang ingin dibagikan. Kolaborasi yang diluncurkan pada Senin, 13 Mei tersebut ingin menunjukkan bahwa musik dan fesyen dapat menjadi alat untuk menyatukan dan membangkitkan semangat berkreasi.
Sejak terbentuk pada 1997, Shaggydog kerap kali membawakan jenis musik ska dalam setiap lagu-lagunya. Hal itu dibuktikan sejak mereka merilis album pertama self-titled pada 1999. Genre serupa terus mereka eksplorasi pada album-album berikutnya, yaitu Bersama (2001), Hot Dogz (2003), Kembali Berdansa (2006), dan lain-lain.
Salah satu lagu mereka, “Second Girl” menyedot perhatian label rekaman asal Jepang untuk diikutkan ke dalam album kompilasi Asian Ska Foundation pada 2003. Ini merupakan langkah awal bagi Heruwa cs untuk dikenal di dunia musik internasional.
Tidak lama kemudian, mereka mendapat tawaran dari Festival Mundial Production untuk menggelar tur konser di berbagai kota di Belanda.
The post Kolaborasi Kreatif Dua Legenda Yogyakarta, Shaggydog dan Dagadu first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Anime Festival Asia Indonesia Hadir dengan Sederet Rangkaian Acara Menarik first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Anime Festival Asia Indonesia (AFA ID) segera hadir pada 3-5 Mei 2024 mendatang, dan bakal digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat.
Pada acara pertama yang telah dijadwalkan dalam lima tahun ini, akan menampilkan beraneka ragam dunia anime mulai dari pameran visual, cosplay, konser musik, hingga pemutaran film eksklusif dan talkshow khusus.
Yang spesial di AFA ID mendatang ialah visual gambar utama resmi yang diilustrasikan oleh ilustrator Jepang terkenal, LAM (Desainer Karakter untuk anggota Hololive Indonesia, Kureiji Ollie, dan masih banyak lagi).
Visual utama ini menampilkan maskot asli Anime Festival Asia, Seika, yang dikelilingi oleh elemen-elemen ikonik Indonesia, yang mengatur suasana acara dan melambangkan kreativitas dan hiburan berkaliber tinggi yang dapat dinikmati oleh para pengunjung yang datang menantikan berbagai brand regional yang diminati.
Rangkaian acara ini juga akan mempersembahkan satu acara musik live terbesar bagi para penggemar ACG di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara, dengan line-up yang luar biasa dengan 12 artis internasional!
Beberapa nama yang dikonfirmasi akan hadir antara lain ada T.M.Revolution/Takanori Nishikawa dan Nami Tamaki, Ayaka Ohashi, Kobo Kanaeru, Liyuu, NANO, ClariS, Sangatsu no Phantasia, dan masih banyak lagi.
Selain itu, acara ini juga akan menampilkan tokoh media Jepang, Iori Moe yang sangat populer sebagai streamer video game.
Pemutaran beberapa film eksklusif akan berlangsung di Day Stage, yang masuk dalam rangkaian acara AFA ID. Beberapa agenda yang telah dikonfirmasi akan hadir antara lain ada pemutaran spesial Mushoku Tensei: Jobless Reincarnation Season 2 Cour 2,《WIND BREAKER, hingga sesi bincang khusus dengan Kentaro Kumagai (pengisi suara Laios Touden), dan Sayaka Sembongi (pengisi suara Marcille Donato).
Sejumlah talent cosplay berbakat dari seluruh wilayah Asia Tenggara juga akan turut meramaikan acara ini, mulai dari Byoru (Vietnam), Clarissa Punipun (Indonesia), Thames Malerose (Thailand), dan masih banyak lagi.
Tentunya, AFA ID juga akan menyuguhkan pameran sejumlah karya seni, barang koleksi, dan hal-hal terkait, dengan lebih dari 200 stan dari 150 peserta pameran regional dan lokal.
Selain Day Stage, AFA ID juga akan menyediakan Akiba Stage, yang bakal berisi sederet rangkaian penampilan mulai dari DEAR KISS dan Forbidden Equation, Niji no Conquistador, hingga acara Pokemon Stage bersama Niji no Conquistador & JKT48!.
Kolaborasi spesial antara Pokemon, Niji no Conquistador, dan JKT48 akan berlangsung di sana.
Menyatukan para penggemar J-Culture di seluruh Asia Tenggara sejak tahun 2008, Anime Festival Asia merupakan konvensi budaya Pop Jepang perdana di wilayah ini.
AFA sendiri telah menyelenggarakan lebih dari 30 acara, menampilkan lebih dari 520 penampil, menampilkan lebih dari 2.300 peserta, dan menyambut lebih dari 2,3 Juta pengunjung di 6 kota dari Singapura hingga Tokyo. Misalnya di AFA Singapura, yang telah menerima penghargaan Outstanding Leisure Event Award di Singapore Tourism Awards pada tahun 2023 dan 2019.
Pertama kali diselenggarakan pada tahun 2012, AFA Indonesia telah memikat hati para penggemar anime di Indonesia dan menciptakan peluang bisnis bagi industri ini di pasar lokal. Secara total, AFA Indonesia telah menarik lebih dari 370.000 pengunjung setelah menyelenggarakan 7 acara di Jakarta.
The post Anime Festival Asia Indonesia Hadir dengan Sederet Rangkaian Acara Menarik first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Evoria Movement Mengeksplorasi Kekayaan Intelektual di Indonesia first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Setelah sukses dengan inkubasi musisi muda lewat program Emerging Artist bersama M Bloc Entertainment, pada 2024 ini Evoria Movement membuka program inkubasi untuk tiga subkultur lain, yaitu film, fesyen, serta arts & design.
Inkubasi Evoria Movement 2024 akan berlangsung pada 11-12 Mei dan 17-18 Mei. Sementara inkubasi film, fesyen, dan arts & design akan berlangsung pada Juni sampai September.
“Kami ingin mendukung iklim berkesenian di Indonesia melalui aktivitas seni dan sorotan penciptaan kreasi oleh pelaku seni di Indonesia. Tidak hanya menumbuhkan potensi kreativitas, tapi juga sebagai wadah mereka untuk melakukan eksplorasi,” kata Edric Chandra dari Evoria Movement dalam konferensi pers di M Bloc Space, Kamis, 25 April 2024.
Dengan mengusung tema Explore to Discover More, Evoria Movement 2024 dapat menginspirasi para peserta untuk mengeksplorasi ide-ide serta membuka peluang-peluang baru melalui akses jejaring yang disiapkan. Baik itu dengan sesama pendatang baru ataupun yang telah mapan di industrinya masing-masing.
Evoria Movement juga dirancang dengan kerangka pengembangan kapasitas talenta-talenta muda. Bukan hanya dari segi kekaryaan, tetapi juga pemahaman mereka tentang bagaimana mengonversi ide dan kemampuan mereka menjadi sebuah karier profesional maupun melahirkan bisnis intellectual property yang bisa menjadi brand kita sebagai bangsa yang kreatif.
Evoria Movement kembali menggandeng M Bloc Xperience, M Bloc Entertainment, serta M Bloc Space yang selama ini telah berhasil membangun ekosistem kreatif di berbagai kota di Indonesia.
Selain itu, mereka juga menggandeng rekan-rekan industri lainnya untuk juga terlibat sebagai penyangga program inkubasi Evoria Movement tahun ini.
Ada DossGuavaXR Studio yang akan mengawal para peserta inkubasi film untuk melakukan produksi film secara virtual menggunakan teknologi Xtended Reality (XR) yang kini banyak digunakan oleh produksi film Hollywood. Lalu ada TuneCore & AXEAN Music Festival yang juga akan memberikan dukungan untuk peserta inkubasi musik yang lolos ke panggung festival.
Kemudian, ada juga Indonesia Fashion Chamber, asosisasi perancang fesyen muda yang setiap tahunnya rutin berkeliling Indonesia untuk memberikan inkubasi dan pelatihan terkait fesyen. Baik untuk pelajar, maupun pengrajin wastra tradisional. Sementara, inkubasi Arts & Design akan digawangi X OpenLab, unit kerja IP development dari M Bloc Xperience yang fokus pada mengangkat para local creator.
“Tahun ini, inkubasi musik di Evoria Movement memasuki tahun keduanya. Melihat rekam jejak dari Evoria 10 tahun lalu, serta antusiasme pendaftar tahun ini, kami ingin membukakan akses yang lebih luas lagi kepada pemenang inkubasi tahun ini melalui kolaborasi kami bersama TuneCore & AXEAN Music Festival,” seru Wendy Putranto sebagai Program Director M Bloc Space.
Melalui rangkaian kolaborasi ini, Evoria Movement berharap platform ini bisa menjadi tempat main bersama, tidak hanya untuk para pelaku industri, tetapi juga bagi pemerintah untuk mendapatkan perspektif baru dalam pembuatan kebijakan yang relevan untuk mendukung pemajuan industri kreatif, industri budaya, serta pengembangan nation brand melalui ekspor intellectual property.
The post Evoria Movement Mengeksplorasi Kekayaan Intelektual di Indonesia first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Jennie BLACKPINK Merilis Koleksi Kacamata Lewat Kolaborasi Bersama GENTLE MONSTER first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Bagi Anda yang menggemari Korean style dan ingin bergaya seperti idola K-pop favoritmu, kini ada kolaborasi seru antara Jennie dari BLACKPINK dengan GENTLE MONSTER yang bisa jadi aksesori must have di tahun ini.
Pada tanggal 20 April kemarin, label kacamata asal Korea Selatan tersebut mengumumkan melalui unggahan di Instagram @gentlemonster bahwa mereka kembali bekerja sama dengan Jennie untuk merilis koleksi baru yang bertajuk “Jentle Salon”. Sebelumnya, Jennie telah berkolaborasi dengan merek tersebut untuk dua rilisan lainnya, yaitu Jentle Home pada tahun 2020 dan Jentle Garden pada tahun 2022.
Koleksi baru ini menawarkan beragam pilihan mode eyewear yang stylish, termasuk berbagai pilihan kacamata hitam dan kacamata baca. Sebagai aksesori tambahan, kita juga bisa membuat kacamata tersebut makin personal dan secara kreatif mengekspresikan diri dengan mendekorasi kacamata GENTLE MONSTER milikmu dengan berbagai pilihan charms yang unik, termasuk yang berbentuk capybara, salah satu hewan favorit Jennie.
Seperti yang diungkapkan dalam teaser yang diunggah pada 19 April lalu, koleksi Jentle Salon ini dijadwalkan akan dirilis pada 1 Mei mendatang melalui situs resmi mereka maupun serangkaian pop-up store yang dibuka di 13 kota di dunia, di antaranya: New York, Seoul, Tokyo, Osaka, Shanghai, Beijing, Hong Kong, Bangkok, Singapura, Manila, Taipei, dan Kuala Lumpur.
Walau sayangnya belum ada kota di Indonesia yang termasuk dalam daftar pop-up store tersebut, kita tunggu saja gebrakan dari Jennie berikutnya, yang termasuk kolaborasinya dengan rapper Zico di lagu baru berjudul “SPOT” yang akan rilis bulan April ini.
The post Jennie BLACKPINK Merilis Koleksi Kacamata Lewat Kolaborasi Bersama GENTLE MONSTER first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Kata Survei Ini, 10% Kaus Artis Musik Dipakai Orang yang Belum Pernah Mendengarkan Musiknya first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Sebuah survei baru mengklaim bahwa 10% dari seluruh kaus penyanyi atau band dikenakan oleh orang-orang yang belum pernah mendengarkan atau melihat penampilan artis tersebut.
Dalam kebanyakan kasus, penggemar membeli kaus untuk menunjukkan kecintaan dan dukungan mereka terhadap seorang artis atau band, dan desain yang bagus adalah bonusnya. Namun, terkadang orang membeli kaus tersebut hanya karena tampilannya saja, tanpa pernah mendengarkan nama atau musik dari artis yang bersangkutan.
Menurut survei yang dilakukan oleh pencetak kaus Custom Inks – sebuah platform ritel online terkemuka yang mengkhususkan diri pada pakaian dan aksesori khusus untuk grup, acara, dan bisnis di Amerika – mengklaim bahwa 34% orang Amerika tidak merasa bermasalah mengenakan kaus dari tur atau konser yang tidak pernah mereka hadiri. Yang lebih penting lagi, 10% peserta survei puas mengenakan kaus dari artis atau band yang belum pernah mereka dengarkan.
Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan data dari volume pencarian Google dan survei terhadap 1.000 orang di Amerika.
Hal menarik yang ditunjukkan oleh survei itu adalah, dari seluruh komunitas atau genre, para metalhead tidak terkalahkan dalam kecintaan dan komitmen mereka terhadap artis favorit mereka, dengan rata-rata memiliki 10 kaus per orang, jauh lebih tinggi dibandingkan penggemar genre lainnya.
Penggemar metal juga merupakan kelompok yang paling “berbakti secara finansial”, dengan menghabiskan rata-rata 500 dolar AS (setara Rp8.083.675) untuk membeli kaus band selama hidup mereka – sekitar 100 dolar AS (setara Rp1.616.735) lebih banyak dibandingkan penggemar genre lain.
Dalam hal popularitas, hasil survei itu juga menunjukkan bahwa kaus bergambar atau bertuliskan Olivia Rodrigo merupakan kaus artis musik terpopuler di Amerika saat ini. Mengalahkan nama-nama besar seperti Katy Perry, Justin Timberlake, Ariana Grande, Bad Bunny, Dua Lipa hingga Ozzy Osbourne.
Hasil dari survei itu juga menunjukkan bahwa paling banyak para konsumen kaus tersebut membeli kaus favoritnya di event konser (57%), lalu lewat situs resmi sang artis (56%) dan via pengedar pihak ketiga (55%). Sementara jenis kaus yang terlaris adalah model lengan pendek (88%), lalu hoodie (41%) dan lengan panjang (19%).
Rata-rata, konsumen tersebut memiliki enam kaus bertema musik. Sebanyak 30% dari populasi yang disurvei tidak mempermasalahkan melihat orang lain mengenakan kaus dari artis yang tidak mereka dengarkan, dan menyatakan bahwa kaus artis musik adalah untuk semua orang.
The post Kata Survei Ini, 10% Kaus Artis Musik Dipakai Orang yang Belum Pernah Mendengarkan Musiknya first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Riset Terbaru Mengungkapkan Lirik Lagu Semakin Sederhana dan Berulang-ulang first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Di era viral seperti sekarang, di mana platform-platform video pendek seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts menjadi begitu dominan, perilaku konsumsi lagu pun ikut berubah. Ada semacam aturan tak tertulis bahwa sebuah lagu harus singkat dan mudah diingat untuk menarik perhatian pendengar.
Dalam platform streaming, sebuah lagu dianggap didengarkan jika diputar setidaknya selama 30 detik, dan 10-15 detik pertama sangat menentukan apakah pendengar akan melanjutkan mendengarkan lagu atau mengabaikannya.
Oleh karena itu, banyak musisi saat ini cenderung memulai lagu mereka dengan melodi dan lirik yang mudah dicerna atau membuat bagian refrein yang catchy dan diulang-ulang. Akibatnya, lagu-lagu populer saat ini cenderung terdengar singkat, sederhana, dan repetitif.
Klaim ini didukung oleh penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa lirik-lirik lagu semakin pendek, agresif, narsistik, dan repetitif. Dalam penelitian yang diterbitkan dalam Scientific Reports, tim peneliti dari University of Innsbruck, Austria, mengumpulkan dataset yang terdiri dari 353.320 lirik lagu berbahasa Inggris dari platform lirik lagu Genius, mencakup lima dekade (1970–2020) dalam hal tahun rilis lagu-lagu tersebut.
Berdasarkan data tersebut, mereka mengekstrak deskriptor leksikal, linguistik, struktural, rima, emosi, dan kompleksitas, dan memfokuskan pada lima genre: rap, country, pop, R&B, dan rock, karena genre-genre tersebut adalah yang paling populer menurut platform streaming musik yang banyak digunakan, last.fm, namun mengabaikan beberapa genre populer lain yang kurang sering mengandung lirik, seperti jazz dan musik klasik.
Hasilnya menunjukkan bahwa dari semua genre, lirik-lirik lagu cenderung menjadi lebih sederhana, repetitif, dan mudah dipahami dari waktu ke waktu: tidak hanya kompleksitas leksikal menurun (misalnya, dilihat dari kekayaan kosakata atau variasi kata yang dipakai), tetapi juga kompleksitas struktural (misalnya, pengulangan lirik) mengalami penurunan.
Selain itu, penelitian ini mengonfirmasi analisis sebelumnya yang menunjukkan bahwa emosi yang digambarkan oleh lirik telah menjadi lebih negatif, dan lirik lagu kian terasa lebih personal selama lima dekade terakhir.
Misalnya, kata-kata seperti “me” atau “mine” makin sering digunakan, menunjukkan bahwa lirik lagu saat ini cenderung lebih fokus pada diri sendiri. Ada juga peningkatan dalam lirik-lirik yang mengekspresikan kemarahan, kekecewaan, dan kesedihan.
Dari semua genre yang diteliti, rap memiliki lirik paling penuh amarah dan paling sering diulang. Sebagai detail tambahan, penggemar rock cenderung lebih mencari dan menikmati lirik dari lagu-lagu lama, menunjukkan penurunan popularitas genre ini dibandingkan dengan genre lain yang sedang tren saat ini, sementara penggemar country lebih tertarik memerhatikan atau mencari lirik lagu-lagu baru.
Melalui riset lirik lagu ini, tim peneliti berharap dapat mengamati pergeseran budaya dan kondisi emosi masyarakat lewat penggunaan kata-kata yang bermuatan emosi dan sentimen yang terungkap dalam lirik yang dikonsumsi oleh berbagai audiens.
Sedangkan dari sudut pandang statistik, pemahaman yang lebih mendalam tentang lirik lagu dan evolusinya ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan untuk data informasi musik dan sistem rekomendasi dalam platform musik, sehingga memungkinkan untuk lebih pandai menangkap preferensi pendengar musik, dan akhirnya meningkatkan pengumpulan informasi seperti akses musik yang dipersonalisasi dan sistem rekomendasi untuk pengguna.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa penelitian ini baru terbatas pada lanskap musik di Amerika Serikat saja dan didasarkan pada data dari tangga lagu populer Billboard. Karenanya, riset ini mungkin tidak dapat dianggap sebagai representasi mutlak dari konsumsi musik secara global.
Ada yang tertarik membuat penelitian serupa untuk lirik lagu bahasa Indonesia?
The post Riset Terbaru Mengungkapkan Lirik Lagu Semakin Sederhana dan Berulang-ulang first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Restrospeksi Setengah Abad God Bless first appeared on Billboard Indonesia.
]]>“Pameran Retrospektif God Bless 50 Tahun” di Galeri Nasional Indonesia dibuka secara resmi pada Jumat, 16 Februari 2024 oleh Ahmad Mahendra, Plt. Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya. Pameran ini berupaya menampilkan karya-karya dan pencapaian God Bless di seputar musik, desain, dan seni rupa dalam kurun waktu setengah abad perjalanan karier mereka.
Selain presentasi objek dan informasi yang dirangkai dari beragam sudut pandang, “Pameran Retrospektif God Bless 50 Tahun” juga menawarkan pengalaman interaktif agar publik dapat menyelami lebih dalam dunia rock yang dibangun oleh God Bless. Selain memamerkan beragam hasil karya dalam format kaset, compact disc (CD), dan piringan hitam (vinyl), pameran ini menampilkan pula berbagai koleksi bersejarah yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan God Bless; peralatan rekaman, perlengkapan panggung, hingga kostum yang pernah dikenakan sebagai saksi bisu dari setiap era perjalanan band ini.
“Pameran Retrospektif God Bless 50 Tahun” menggabungkan unsur karya visual dengan teknologi sehingga memberikan pengalaman yang menarik bagi pengunjung. Pameran ini turut membuka kesempatan kepada para penggemar untuk memahami secara mendalam kondisi industri musik Indonesia di setiap pergantian zaman. Ya, publik dapat menjelajahi karya serta barang-barang ikonik God Bless guna mendapatkan wawasan mendalam tentang evolusi dunia rekaman dan dunia panggung selama rentang waktu lima dekade.
Dalam sesi konferensi pers di Galeri Nasional Indonesia, Achmad Albar – vokalis God Bless – mengaku terkejut dengan barang-barang langka God Bless yang ditampilkan dalam pameran ini.
“Buat saya surprise juga, bisa ada barang-barang yang saya sendiri juga lama sekali udah enggak lihat, dan sekarang dipamerkan di sini. Artinya kami masih punya yang menarik dari God Bless, semacam kostum, alat, atau apa itu juga turut dipamerkan. Mudah-mudahan ini akan memberi kepuasan untuk orang yang mungkin ingin lebih tahu lagi perjalanan God Bless dan juga dokumentasi dari God Bless,” kata Achmad Albar di hadapaan awak media.
Vokalis berambut kribo itu lantas mengatakan, barang yang paling membuatnya takjub adalah mixer kuno milik Ian Antono. “Mixer itu berat banget. Buat angkatnya aja butuh 10 orang. Surprise, banyak yang saya nggak nyangka dan banyak yang saya suka mudah-mudahan bisa lebih lengkap lagi,” imbuhnya.
Sementara itu, Ezekiel Rangga sebagai Exhibition Director mengungkapkan, di antara barang-barang langka yang dipamerkan dalam acara ini, koleksi foto adalah barang yang paling suliit dicari.
“Bicara foto memang agak sedikit PR ya. Kemarin memang selain dari Om Tagor Siagian selaku kontributor, kemudian kita ada foto lawas yang kita ambil dari pusat informasi Kompas, cuma memang nggak begitu banyak. Buat saya, mendapatkan foto God Bless ketika masih ada almarhum Om Soman Lubis itu adalah barang langka,” kata Rangga, mengungkapkan perjuangannya bersama Sir Dandy sebagai kurator untuk mendapatkan foto-foto lawas God Bless.
“Pameran Retrospektif God Bless 50 Tahun” berlangsung di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, dan dapat dikunjungi oleh publik mulai 17 Februari-1 Maret 2024, pukul 09.30-20.00 WIB. Pameran ini merupakan manifestasi dari upaya Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui BLU Museum dan Cagar Budaya dalam rangka mempersembahkan penghargaan atas kontribusi God Bless dalam kancah musik Indonesia, sekaligus menjalankan amanat Undang-undang No. 5 Tahun 2017, tentang Pemajuan Kebudayaan.
Melengkapi agenda pameran, diselenggarakan juga festival musik yang berlangsung dari 24 Februari hingga 1 Maret 2024. Festival ini menampilkan berbagai band dan musisi ternama yang mempersembahkan tribute khusus serta penampilan penutup oleh God Bless.
The post Restrospeksi Setengah Abad God Bless first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post 31 Kota Gelar Screening Film Dokumenter “Noise Is Serious Shit” first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Khazanah musik noise di Indonesia kini bisa berdiri sejajar dengan musik underground lainnya yang mendapatkan sorotan lebih dulu. Di Yogyakarta, geliat musik noise bahkan diabadikan dalam sebuah film dokumenter.
Adalah Hilman Fathoni, seorang pelaku noise dengan nama panggung Palasick sekaligus pengarsip musik yang tertarik dengan pendokumentasian ini. Mengingat jarak yang cukup lama sejak kemunculan Bising – film dokumenter tentang orang yang memainkan musik noise di Indonesia – Hilman membuat film dokumenter lanjutan dan memilih Yogyakarta sebagai ruang lingkupnya.
Tahun 2014-2015, Hilman memulai proses wawancara beberapa musisi di Yogyakarta, mulai dari Ari Wulu, Rully Shabara (Senyawa), Sony (Seek Six Sick), Indra Menus (pemilik label Wok The Rock), Ucok (Lifepatch), Lintang (Kenali Rangkai Pakai), dan yang lainnya. Materi wawancara ini kemudian digabungkan dengan footage penampilan para pelaku musik noise.
Namun, proses penyuntingan film yang dimulai pada awal 2016 ini sempat terbengkalai karena Hilman pindah kerja ke Jakarta.
Dalam siaran pers disebutkan, versi awal film yang diberi judul Jogja Noise: The Movie ini berdurasi 75 menit, tanpa disunting dan tanpa naskah. Pada Mei 2016, film ini sempat diputar di acara Persami Experimental yang digelar Jogja Noise Bombing di Watu Lumbung.
Namun, saat diputar di Jogja Noise Bombing Festival 2020 di Loops Station, film ini mengalami perubahan judul menjadi Noise Is Serious Shit.
Pada 2023, Hilman yang kembali menetap di Jogja memutuskan untuk bekerja sama dengan Yudhabrit sebagai editor film tersebut untuk melakukan penyuntingan durasi menjadi 62 menit dan menambahkan subtitle bahasa Inggris.
Memasuki Oktober di tahun yang sama, Indra Menus membawa Noise Is Serious Shit ke Zurich (Swiss) untuk menjalani screening perdananya di gelaran Gamut Labyrinth. Sekembalinya dari Swiss, Indra dan Hilman sepakat untuk melakukan tur screening film ini ke beberapa kota sebagai bagian dari Road to Jogja Noise Bombing Festival 2024.
Rencananya film ini akan menjalani screening di 31 kota di Indonesia, Malaysia, Singapura, Inggris, Jerman, Thailand, Belanda, dan Hong Kong antara 15 Februari-3 Mei 2024. Sementara Jogja Noise Bombing Festival 2024 sendiri akan digelar pada 4-5 Mei 2024.
The post 31 Kota Gelar Screening Film Dokumenter “Noise Is Serious Shit” first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Menikmati Sensasi Nonton Konser Queen di IMAX first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Penggemar Queen akhirnya mendapat kesempatan untuk menyaksikan konser masa kejayaan Queen di layar lebar. Film konser bertajuk Queen Rock Montreal ini tayang di bioskop IMAX Indonesia pada 21 Februari 2024.
Awalnya dirilis dalam format DVD dan Blu-ray pada 2007 dengan judul We Will Rock You, kini Queen Rock Montreal telah melalui proses master ulang dan dirancang khusus untuk layar IMAX, lengkap dengan suara surround 12 saluran, gambar sebening kristal, dan geometri teater yang disesuaikan.
Sementara itu, pemulihan suara untuk film konser yang disutradarai oleh Saul Swimmer ini diselesaikan di Halo London, di mana tim ini bekerja dengan Kris Fredriksson dan Justin Shirley-Smith dari Queen Productions.
Queen Rock Montreal terdiri dari cuplikan dua konser tahun 1981 di Montreal Forum yang berkapasitas 18 ribu tempat duduk. Montreal Forum adalah sebuah bangunan bersejarah yang terletak menghadap Cabot Square di Montreal, Quebec, Kanada.
Film konser ini menampilkan Freddie Mercury, Brian May, Roger Taylor, dan John Deacon memainkan deretan hits terbesar mereka, antara lain “We Will Rock You,” “Somebody To Love,” “Under Pressure,” Bohemian Rhapsody,” “Another One Bites the Dust,” dan “We Are The Champions.”
“Saya rasa kami belum begitu menyadarinya saat itu, namun film ini telah mempertahankan salah satu puncak tertinggi dalam kehidupan tur Queen, di atas panggung pada masa kejayaannya,” kata May dalam siaran persnya mengenai Queen Rock Montreal.
“Sutradara [Saul Swimmer] sangat fokus pada Freddie, dan ini mungkin merupakan rekaman intim paling berharga yang pernah ada dari Tuan Mercury dengan kekuatan penuhnya yang luar biasa,” sang gitaris melanjutkan.
Sementara itu, Taylor menambahkan dengan sederhana: “Selamat menikmati. Kami masih muda!”
Selama proses pemulihan suara dan gambar film konser ini, May dan Taylor ikut meninjau di teater BFI IMAX di London sampai mereka memberi persetujuan untuk hasil akhirnya. Wakil presiden senior pascaproduksi IMAX, Bruce Markoe, berkata, “Kami bolak-balik dan meninjau beberapa kali di IMAX sebagai bagian dari proses remastering film konser ini.”
The post Menikmati Sensasi Nonton Konser Queen di IMAX first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Kolaborasi Sepatu Converse dan Turnstile Hasilkan Model Chuck 70 dan One Star Pro first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Unit hardcore punk yang berbasis di Baltimore, Amerika Serikat, Turnstile berkolaborasi dengan Converse dalam dua sneaker unik, model Chuck 70 dan One Star Pro.
Dua model spesial ini menyalurkan energi kasar Turnstile sekaligus memperlihatkan estetika khas mereka. Keduanya menonjolkan detail khusus yang terinspirasi dari seni album dan tur band yang terbentuk pada tahun 2010 itu.
Model Chuck 70 yang dinamakan Blackout, menonjolkan bagian atas berwarna hitam monoton dengan grafis yang mengambil inspirasi dari album Turnstile, Glow On.
Sementara itu, bagian atas kanvasnya dipadukan dengan detail tembus pandang, pelat nomor khusus, cetakan pada sol luar dan lapisan kaus kaki, serta grafis bola mengambang yang reflektif.
Satu model lainnya, One Star Pro yang dijuluki ‘Only One Star’ menampilkan logo multi-bintang. Desainnya melambangkan persilangan antara hardcore punk dan skateboard, dengan detail yang juga terinspirasi oleh sampul album Turnstile.
Model ini menampilkan detail merek bersama yang berani pada lidah dan pelat nomor, lapisan busa CX untuk meningkatkan kenyamanan, outsole traksi CONS, dan gusset lidah elastis yang membantu menciptakan ukuran lockdown. Pita foxing juga diberi emboss dengan lirik lagu “Can’t Be The Only One.”
Koleksi Converse x Turnstile dirilis secara global pada 25 Januari di converse.com dan pengecer tertentu. Masing-masing model dibanderol dengan harga 95 dolar AS (sekitar Rp1,5 juta) dan 80 dolar AS (sekitar Rp1,3 juta).
“Rasakan perpaduan sempurna antara gaya dan kenyamanan dengan estetika khas Turnstile,” tulis Converse di laman resminya.
Turnstile sendiri dikabarkan akan tampil di We The Fest 2024 yang digelar 19-21 Juli mendatang. Namun, sampai saat ini belum ada pengumuman resmi terkait rencana kehadiran Turnstile dari pihak Ismaya sebagai penyelenggara.
The post Kolaborasi Sepatu Converse dan Turnstile Hasilkan Model Chuck 70 dan One Star Pro first appeared on Billboard Indonesia.
]]>