Apakah kamu juga ikut terlibat dalam produksi single ini?
Kebetulan di single ini ditulis secara lengkap oleh kak Clara Riva dan om Irvnat. Tapi aku pas workshop sih jelasin mau vibes-nya kaya gimana, aku kan suka Thailand banget ya jadi waktu itu aku pakai lagunya band Thailand namanya POLYCAT sebagai referensi. “Terbawa Suasana” ini bunyi melodi pianonya terinspirasi dari salah satu lagu yang aku suka dari band itu.
Genre musik di Indonesia belakangan ini kan kebanyakan lagu yang galau, kenapa kamu berani mengeluarkan lagu yang kamu bilang “centil” ini?
Sebenarnya aku bukan menjadi orang yang harus idealis di debut pertama aku ya, cuma dari aku pribadi aku berani kasih lagu ini karena aku suka banget sama lagu ini, sudah merasa jadi satu dengan lagu ini, jadi aku pede dan aku merasa setiap lagu punya rejekinya masing-masing, punya jalannya sendiri, yang penting kita nyanyikan pakai hati, produksi pakai hati, pasti itu sampai ke telinga orang yang juga mendengarkan pakai hati, jadi aku percaya ini yang terbaik.
Image seperti yang diharapkan Sisca ketika memilih single ini menjadi single pertama?
Aku sih pengennya menjadi musisi yang kalau orang dengar laguku tuh bisa lebih fun, aku pengen lagunya youthful dan bisa jadi moodbooster mereka. Aku juga pengennya lebih feminin image-nya dari Sisca sebelumnya, tapi kalau mau dianggap centil juga nggak apa-apa, hehe.
Setelah single ini, karier bermusikmu mau dibawa kemana arahnya?
Ke Java Jazz. Tapi kalau aku sendiri, aku pengen bikin lagu galau tapi happy jadi kaya liriknya boleh galau bingung tapi harus tetap gemas, lebih playful dan fun. Karena sebagai orang yang sudah cukup berumur ya, aku 25 tahun sekarang, kadang kalau dengar lagu galau tuh bikin aku sedih tapi kenapa kita nggak belokin aja lagu galau itu jadi kaya “Hei, bodo amat!” hahaha.