Ditemui setelah konferensi pers single ini di fX Sudirman (16/8/2024), Sisca pun menyempatkan diri untuk berbincang dengan Billboard Indonesia tentang lagu debutnya dan langkah berikutnya.
Setelah lulus dari JKT48, kamu sempat hiatus, apa alasannya dan selama hiatus itu kamu melakukan apa saja?
Kalau aku kemarin sebetulnya nggak hiatus banget karena aku tetap aktif di sosmed jadi content creator, bukan yang lenyap. Aku mikirnya untuk bisa berkarier dengan serius, aku nggak mau asal ambil, jadi aku banyak ketemu sama orang-orang, banyak bertukar pikiran dengan orang-orang yang lebih profesional di bidang musik. Jadi selama berapa bulan aku hiatus itu aku berpikir, berdoa, mencoba beradaptasi jadi solois yang benar-benar solois gitu. Even dulu di JKT48 aku diberi kesempatan untuk jadi solois dengan punya lagu sendiri tapi rasanya kan berbeda. Kalau sekarang benar-benar tanggung jawabnya di aku sendiri, kalau dulu istilahnya ada nama besar yang menaungi kalau sekarang its on me, jadi aku mempersiapkan banget and now I’m ready!
Bagaimana usahamu untuk bisa lepas dari bayang-bayang JKT48?
Lepas dari bayang-bayang itu harus dan aku pengen banget bisa, cuma kita gak bisa maksa orang untuk benar-benar ngelupain karena bagaimanapun juga di sana kan tempat aku belajar selama 9 setengah tahun. Cuma aku benar-benar pengen serius memulai perjalananku sebagai Sisca Saras sebagai penyanyi dengan single ini.
Kalau buat fans aku nggak bisa maksa mereka kaya “Jangan panggil gue Sisca Jeketi,” tapi itu jadi tantangan buat aku nantinya berkarier kalau orang dengar namaku, Sisca Saras sudah nggak ingat “eks-Jeketi”-nya lagi. Jadi mohon doanya saja semoga banyak yang suka “Terbawa Suasana”, dan lagu ini jadi bensin untuk aku bikin lagu-lagu berikutnya.
Apa kesulitan yang kamu alami saat menyiapkan debut ini?
Kesulitannya adalah adaptasi dengan orang-orang yang benar-benar kerja di dunia musik ya, kalau dulu di JKT kan kita masih campur-campur ya ketemu orangnya, ya kalau sekarang orangnya tuh benar-benar yang fokus di musik, kerjanya ya making music, jadi pas pertama workshop tuh aku kaku banget dan harus adaptasi dengan kakak-kakak produser, berbaur dan berani berpendapat. Lambat-laun pas rekaman aku enjoy banget.