Eminem merilis versi deluxe dari album terbarunya, The Death of Slim Shady (Coup de Grâce) pada Jumat, 13 September. Berjudul The Death of Slim Shady (Coup de Grâce): Expanded Mourner’s Edition, proyek ini hadir dengan empat lagu tambahan.
Dalam keterangan resmi yang diterima Billboard Indonesia disebut, empat lagu tambahan tersebut adalah skit berdurasi 24 detik yang ditampilkan bersama Interscope Vice Chairman Steve Berman, versi remix dari “Fuel”, “Kyrie & Luka” yang menampilkan 2 Chainz, dan “Like My S###”.
The Death of Slim Shady (Coup de Grace) menandai perubahan dramatis dalam karier Eminem saat ia secara simbolis memakamkan alter ego jahatnya, Slim Shady. Dikenal karena kepribadiannya yang kontroversial, pemberontak, dan sering kali keterlaluan, Slim Shady menjadi tokoh utama dalam musik Eminem sejak akhir 1990-an.
Sepanjang proyek tersebut, Eminem bergulat dengan tema refleksi diri, kedewasaan, dan konsekuensi dari kepribadian yang telah memicu ketenarannya dan memperumit warisannya. Judul Coup de Grace yang mengacu pada pukulan terakhir atau tindakan yang menentukan, menggarisbawahi niat Eminem untuk menutup bab tentang sisi gelap dari keseniannya.
Secara musikal, lagu-lagu seperti “Houdini” dan “Tobey” menjadi fondasi untuk album tersebut, dengan Eminem membahas kompleksitas ketenaran, pertumbuhan pribadi, dan tekanan untuk mempertahankan citra ikoniknya. Album ini terasa seperti perpisahan dengan jiwa Slim Shady yang kacau dan provokatif, sekaligus memberi kesempatan kepada Marshall Mathers – pria di balik persona tersebut – untuk muncul lebih penuh.
Para penggemar dan kritikus sama-sama memiliki pendapat yang berbeda tentang keputusan tersebut, di mana beberapa di antara memuji langkah tersebut sebagai sebuah evolusi, sementara yang lain merindukan sisi mentah yang dibawa Slim Shady ke dunia Eminem.
Kehadiran versi orisinal album ini kali pertama disampaikan lewat video viral bergaya acara kriminal nyata Unsolved Mysteries, yang menceritakan narasi tentang bagaimana sang rapper menemui ajalnya dan mengajukan pertanyaan, “Siapa yang membunuh Slim Shady?”
Dalam video itu juga menampilkan sesama rapper 50 Cent (yang menyatakan “dia bukan teman, dia psikopat”), rekaman vintage rapper asal Detroit itu, pisau berdarah, dan Eminem yang berjanggut dengan wajah yang berpiksel atau disamarkan.
“Melalui sajaknya yang rumit, memutar lidah, dan sering dikritik, anti-pahlawan pirang yang dikenal sebagai Slim Shady tidak pernah kekurangan musuh,” jelas narator program parodi, Detroit Murder Files. “Lirik kasar dan kejenakaan kontroversial yang sama mungkin pada akhirnya menyebabkan kematiannya.”
The Death Of Slim Shady adalah tindak lanjut dari album studio ke-11 Eminem rilisan 2020, Music to Be Murdered By. Album itu mendarat di No. 1 Billboard 200 sekaligus jadi posisi puncak ke-10 berturut-turut bagi sang rapper. Sebelumnya, sang rapper memberi kejutan dengan “Kamikaze” yang dirilis pada 2018 tanpa pemberitahuan apapun.
Eminem sendiri dilantik ke dalam Rock And Roll Hall of Fame pada 2022, di kelas yang mencakup Duran Duran, Eurythmics, Dolly Parton, Pat Benatar dan Neil Giraldo, Lionel Richie, serta Carly Simon.
Kolaborator lama Eminem, Dr. Dre, memberi penghargaan di Rock Hall, dan Dre-lah yang mengumumkan bahwa album baru Eminem sedang dalam proses penggarapan, lewat siaran TV larut malam satu bulan sebelumnya.
“Izinkan saya memberi tahu kalian sesuatu, izinkan saya menjelaskan sesuatu kepada kalian sekarang: Eminem sedang mengerjakan albumnya yang akan dirilis tahun ini,” kata Dre yang disambut sorak-sorai penonton studio dalam program Jimmy Kimmel Live, untuk penampilan larut malam pertamanya dalam 30 tahun.
“Dan saya benar-benar berbicara dengannya dan dia berkata tidak apa-apa saya membuat pengumuman itu di sini, dalam acara ini. Jadi dia punya album yang akan dirilis, saya punya lagu di dalamnya dan itu menarik. Saya sebenarnya akan mendengarkan keseluruhan album untuk pertama kalinya besok,” Dre menjelaskan.