Karya rekaman fenomenal dan salah satu album musik karya anak bangsa terbaik sepanjang masa di Indonesia, Badai Pasti Berlalu akhirnya kembali dihadirkan ke dalam format piringan hitam (vinyl) pada Agustus 2024 ini.
Album tersebut telah lama dianggap sakral dan menjadi abadi dengan kemegahan dan keindahan paripurna yang lahir dari tangan dingin musisi, budayawan dan sutradara bernama Erros Djarot.
Badai Pasti Berlalu sangat monumental, karena juga melibatkan maestro olah vokal, dan juga salah satu penyanyi terbaik yang pernah ada di belantika musik Indonesia. Dia adalah Christian Rahadi, atau yang biasa dikenal dengan nama Chrisye, pemilik karakter vokal halus namun berkarakter, yang sarat penjiwaan ketika menyanyikan setiap bait lagu-lagunya.
Selain Chrisye, ada pula satu penyanyi lagi yang menambah keindahan album tersebut. Dia adalah penyanyi sopran Berlian Hutauruk yang dengan sempurna menghasilkan efek operatik dari musik yang menjadi soundtrack film bertema cinta rilisan 1977, garapan sutradara pemenang Piala Citra, mendiang Teguh Karya.
Talenta lain yang memberikan sentuhan klasik di album ini, juga tak lepas dari kepiawaian komposer serta kibordis grup rock God Bless, Yockie Suryoprayogo, yang sangat berhasil dalam meniupkan ruh elemen pop progresif di album ini.
Hampir tidak ada pecinta musik Indonesia yang tidak mengenal lagu-lagu abadi dalam album Badai Pasti Berlalu. Sebutlah seperti “Angin Malam”, “Khayalku”, “Cintaku”, “Badai Pasti Berlalu”, “Semusim”, “Pelangi” hingga “Merepih Alam”.
Sejak dirilis pertama kali oleh label Irama Mas pada 1977 silam, Badai Pasti Berlalu tercatat sebagai salah satu karya rekaman album terlaris, dimana produk kasetnya dirilis secara terus menerus sampai awal dekade 1990-an. Lalu pada pertengahan dekade 1990-an, sempat pula ada upaya untuk membuat album ini menjadi lebih relevan bagi zamannya, saat direkam ulang dengan aransemen megah oleh Erwin Gutawa.
Namun kelangkaan rilisan fisik album ini di pasaran menjadikannya bagai “harta karun” yang diburu para pecinta musik dan kolektor. Kalau pun tersedia di beberapa situs marketplace, harga album Badai Pasti Berlalu dipastikan selangit. Angka tertinggi yang pernah ditawarkan untuk rilisan piringan hitam album ini di salah satu platform e-commerce adalah sebesar Rp.50.000.000,-. Tidak masuk akal.
Dengan pertimbangan kelangkaan tersebut, dua label independen dari Jakarta Mastersound dan Elevation Records akhirnya memutuskan memberanikan diri untuk merilis ulang piringan hitam Badai Pasti Berlalu. Tujuan utamanya agar kembali tersedia di pasaran, dan tidak hanya menjadi milik segelintir orang.
Pada Agustus ini, piringan hitam Badai Pasti Berlaluakan hadir dalam jumlah terbatas lewat dua varian warna. Varian hitam standar dengan harga Rp.495.000 dan varian berwarna hijau dengan harga Rp.595.000. Pra-pemesanan vinyl tersebut dibuka pada hari Minggu besok, 4 Agustus 2024 lewat toko rilisan fisik PHR Senayan dan Bintaro.
Proses penulisan materi lagu Badai Pasti Berlalu sendiri dikerjakan selama sebulan, pada Agustus 1977 di kediaman Guruh Soekarnoputra yang berlokasi di Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan. Untuk pengerjaan aransemen dasarnya, Chrisye memperkenalkan Eros Djarot kepada Yockie Suryo Prayogo, yang juga menjadi penata musik Lomba Cipta Lagu Remaja 1977 (LCLR 1977).
Selama proses rekamannya, Eros Djarot bertindak sebagai penata musik dan juga sebagai produser. Ia dibantu Chrisye yang selain mengisi vokal, juga memainkan bass dan gitar, serta Yockie yang berperan mengisi piano akustik, kibor, dan drum. Seluruh lagu di album ini diciptakan oleh Erros Djarot. Kecuali “Khayalku” dan “Cintaku” yang ditulis bersama Debby Nasution. Lalu di lagu “Serasa” dan “Merepih Alam” ditulis bersama Chrisye, dan “Angin Malam” digarap bersama Debby dan Keenan Nasution.
Daftar Lagu:
Side A
1. “Pelangi” (Rainbow)- Chrisye (vokal)
2. “Merpati Putih”(White Dove)- Chrisye (vokal)
3. “Matahari” (The Sun)- Berlian Hutauruk (vokal)
4. “Serasa” (Feelslike)- Chrisye (vokal)
5. “Khayalku” (My Imagination)- Chrisye & Berlian H. (vokal)
Side B
1. “Angin Malam” (Night Breeze)- Chrisye (vokal)
2. “Merepih Alam” (Tearing Up The Universe)- Chrisye (vokal)
3. “Baju Pengantin” (Wedding Dress)- Chrisye (vokal)
4. “Cintaku” (My Love)- Chrisye (vokal)
5. “Badai Pasti Berlalu (Storm Will Pass)- Berlian Hutauruk (vokal)