Reality Club sukses menyelesaikan tur Amerika Serikat dan Kanada. Tur ini sekaligus menjadi debut band indie-rock asal Jakarta ini di benua Amerika, setelah gagal mengikuti South by Southwest Music Festival (SXSW) empat tahun lalu karena pandemi Covid-19.
Tur Amerika Utara Reality Club ini semula dijadwalkan menyambangi sembilan kota. Dimulai 3 Maret 2024 di Seattle, kemudian berlanjut menyusuri pesisir barat Sacramento, San Francisco, Los Angeles, Dallas, Austin, Chicago, Toronto, dan ditutup di New York pada 22 Maret.
Namun, dalam perjalanan ke Austin, Texas, mereka memutukan untuk bersolidaritas atas penderitaan kemanusiaan warga Palestina dengan mengikuti langkah 90 band lain yang membatalkan penampilan di SXSW.
Reality Club mengaku keputusan tersebut tidak mudah. Apalagi tampil di SXSW selalu menjadi impian mereka sejak lama setelah undangan pertama pada 2020 juga dibatalkan.
Tapi, kali ini posisi Reality Club jelas. Mereka tidak ingin dikaitkan dengan kebijakan militer AS yang menjadi sponsor utama SXSW sekaligus mengutuk aksi genosida Israel terhadap warga Palestina. Berita ini menjadi viral di dunia maya dan dukungan warganet terus mengalir.
“Dengan hati nurani kami tidak dapat melangsungkan pertunjukan resmi SXSW kami di Austin pada tanggal 14 & 15 Maret 2024. Kami menolak untuk dikaitkan dengan organisasi yang terlibat dalam genosida di Palestina,” tulis Reality Club di media sosial.
“Pada akhirnya kami sudah sepakat dan semua yang terlibat juga mendukung keputusan kami (untuk mundur dari SXSW), bahkan para promotor. Aku sangat vokal menyuarakan Palestina dan aku tak rela sebuah panggung atau mimpi menghalangi sesuatu yang sangat kupercaya. Aku bangga dengan keputusan yang telah band kami ambil,” Fathia Izzati, vokalis Reality Club, melengkapi di akun pribadinya @kittendust.
Meski begitu, Reality Club tetap tampil di tiga kota tersisa dalam tur ini, yaitu di Chicago, Toronto, dan New York. Dan kini, mereka siap kembali menyapa para penggemarnya di Indonesia.