Ranked: 15 Lagu Terbaik Ariana Grande

Dari “POV” hingga “Into You” inilah 15 lagu terbaik milik Ariana Grande.
Ariana Grande
Ariana Grande
Katia Temkin

5. “We Can’t Be Friends (Wait for Your Love)” (Eternal Sunshine, 2024)

Setelah putus cinta, apa yang kira-kira akan teringat di kepala? Apakah perasaan duka atas apa yang telah terjadi? Atau mungkin rasa syukur? Di lagu kesepuluh dari Eternal Sunshine, Ariana bertanya-tanya soal hal itu. Suaranya belum pernah terdengar sepelan, sesepi, sekaligus seberani lagu synthwave dream-ballad ini sebelumnya. Saat lagu dimulai, dia bertanya, “I didn’t think you’d understand me / How could you ever even try?” Sambil berduka atas hubungannya, dia juga tampaknya menyinggung soal berbagai headline berita yang telah mengikuti kisahnya dalam setahun terakhir: “I don’t wanna feed this monstrous fire / Just wanna let this story die”.  Mengetahui bahwa mereka harus berpisah, dia menyanyikan, “we can’t be friends”, tetapi dia menutup bait tersebut dengan kalimat yang bertentangan: “I’ll wait for your love/ My love…”Ariana yang sudah lebih dewasa dan bijaksana ini tahu bahwa segala sesuatu akan berakhir—namun tetap ada keindahan dalam bagaimana cinta bisa berubah, mati, dan berkembang menjadi bentuk yang baru.

Dalam karier yang penuh dengan penampilan vokal luar biasa, “We Can’t Be Friends” menampilkan tiga momen paling menakjubkan. Misalnya, pada bait kedua, di mana dia menyanyikan “Me and my truth, we sit in silence”—dan selama beberapa detik, segalanya berhenti. Kemudian di bagian bridge-nya, di mana dia pertama kali mencapai nada tinggi yang melambung, satu oktaf lebih tinggi dari keseluruhan lagu. Dan saat lagu berakhir, vokalnya memudar menjadi bagian string, seolah memberi makna bahwa meskipun suatu hal bisa berakhir, bukan berarti harus dengan cara yang buruk. 

Dalam video musiknya yang disutradarai oleh Christian Breslauer, Ariana mengulang kembali Eternal Sunshine of the Spotless Mind dengan Evan Peters sebagai pasangan adegannya. Saat foto-foto kebersamaan mereka muncul di depan matanya, kehadiran sang kekasihnya sudah mulai memudar, dan saat itulah ia sadar bahwa dirinya tak bisa memperbaiki apalagi mengulang masa lalu. Namun, ia akan kehilangan segalanya jika menghapus semua memori atau kenangan itu. Pada akhirnya, itulah Eternal Sunshine, album ini digambarkan bak sebuah film, bahwa setiap kenangan mengandung kebenaran, fiksi, dan banyak emosi—dan semuanya penting. Ketika dia menangis di bagian akhir video, rasanya seperti dia melepaskan tahun-tahun penuh duka yang telah ia rasakan. Rasanya, itu adalah akting terbaik yang pernah dilakukan Ariana, jika bisa disebut sebagai sebuah penampilan.

4. “No Tears Left to Cry” (Sweetener, 2018)

“No Tears Left to Cry” pada awalnya dimulai sebagai sebuah himne. “Ain’t got no tears left to cry/ So I’m picking it up,” dinyanyikan Ariana, bersamaan dengan harmoni-harmoni lembutnya yang melayang tanpa kata-kata. Lagu itu kemudian terakselerasi menjadi lagu disco yang gemerlap sekaligus bergema. Namun, lagu itu pada akhirnya tak cuma bisa menjadi anthem yang cocok didengarkan di lantai dansa, melainkan cocok didengarkan di headphone, karena punya nilai kontemplatif dan internal.

Di tengah fluktuasi industri musik, Ariana tetap bisa menstabilkan posisinya dan sama sekali tak terpengaruh oleh gravitasi. Dalam metafora pop klasik, dia benar-benar bisa menyesuaikan citra yang dimilikinya, sehingga dapat menandakan versi-versi berbeda dari dirinya yang akan datang. Dirilis hampir setahun setelah serangan di Manchester. “No Tears” menandai akhir dari proses berkabung, dan sebagai momen comeback dirinya yang akan kembali menemui kebahagiaan melalui musik. (Meskipun dia tidak bisa membayangkan cobaan yang masih harus dia lalui sepanjang 2018 dan 2019).

Dengan retrospeksi, “No Tears Left to Cry” menandai titik definitif di mana keseniman Ariana bergeser untuk selamanya. Sebelum “No Tears,” dia dikenal sebagai seorang bintang pop yang relatif tak personal yang menyampaikan lagu-lagu cinta dengan suara luar biasa. Sejak itu, dia telah menjadi seorang seniman dan figur publik yang berani. Musiknya menjadi wadah untuk semua kemenangan dan patah hati dalam hidup.

3. “Bye” (Eternal Sunshine, 2024)

Setiap berapa waktu sekali, sebuah lagu pop yang terkesan familier hadir, sehingga terasa seperti sebuah siklus yang sengaja diciptakan oleh sang artis. Nah, itulah lagu “Bye”, lagu kedua dari Eternal Sunshine, sebuah persembahan dari Ariana tentang sebuah kisah mencintai seseorang dengan cara melepaskannya. Dilatari oleh momen move on-nya dari proses perceraian, ia percaya bahwa kisah pahit juga tetap memiliki sisi positif: “I can’t believe I’m finally movin’ through my fears / At least, I know how hard we tried, both you and me / Didn’t we?”. Setiap detik dari “Bye” terasa seperti pembebasan, mulai dari sentuhan akord sintetis dramatis di verse-nya, hingga vokal melambungnya saat masuk ke chorus: “Courtney just pulled up on the driveway/ It’s time!”

Meskipun chorus-nya yang brilian dan sederhana—“Bye-bye / I’m takin’ what’s mine”—mengacu ke referensi *NSYNC, silsilah asli lagu ini berasal dari ABBA. Dengan konstruksi melodi yang rumit, irama disko yang mewah, kesedihan manis dan pahit, serta rasa kebebasan yang penuh semangat, “Bye” membuat pop Swedia menjadi salah satu penemuan terbesar yang spesial. Diperlukan dua jenius musik—Max Martin dan Ilya, yang tidak ada di Positions—untuk bantu menulis dan memproduksinya, namun tidak ada yang bisa menyanyikan atau menciptakan lagu ini dengan kebahagiaan seperti yang dilakukan Ariana Grande.

2. “Thank U, Next” (Thank U, Next, 2018)

Di era yang sedang booming ini, “Thank U, Next” adalah sebuah refleksi instan. Pasca Sweetener, kematian Mac Miller, dan putusnya dengan Pete Davidson, Ariana merilis single baru yang tak terduga, dan menulis ulang naskahnya secara real-time. Saat pertama kali didengarkan, lagu itu pasti mengesankan dengan hook synth yang berkilauan, progresi akord jazzy yang tidak biasa, serta bass yang apik. “Thank U, Next” akhirnya benar-benar terbukti menjadi jauh lebih dari itu: pernyataan yang benar-benar bijaksana dari seorang perempuan muda yang telah banyak menderita di mata publik. Suara Ariana memang terdengar agak rapuh, tapi penuh dengan kegembiraan dan kehidupan. Dia menyanyikan tentang “cinta,” “kesabaran,” dan “rasa sakit”, yang selayaknya juga bisa dirasakan oleh seorang bintang pop hebat. Ia bisa menyatukan—namun tidak menyederhanakan–sebuah emosi besar ke dalam melodi yang dapat kita nikmati untuk diri sendiri.

Video musiknya yang disutradarai oleh Hannah Lux Davis, memperlihatkan Ariana dalam adegan dari Mean Girls, 13 Going on 30, Bring It On, dan Legally Blonde. Melalui Lindsay, Jennifer, Kirsten, dan Reese, Ariana belajar untuk mencintai dirinya sendiri, sama seperti yang mungkin kita dapat dari dirinya. Dalam beberapa hal, Ariana masih terasa seperti perempuan romantik yang putus asa dari Yours Truly, masih bermimpi berjalan di lorong. Tetapi di usia 25 tahun, dia sudah benar-benar dewasa—selalu melihat ke depan, tidak lagi naif.

Setelah setengah dekade lebih, tepatnya pada November 2018, Ariana akhirnya menduduki puncak Hot 100; bukan dengan sebuah blockbuster, tetapi—sekali lagi, ini bukan klise—lagu paling pribadinya hingga saat ini. “Thank U, Next” selamanya mengubah cara kita melihat kembali sosok Ariana Grande. Tiga kata itu telah menjadi mantranya: bahwa apa pun yang hidup berikan padamu, masa depan tetap harus dijalani.

1. “Into You” (Dangerous Woman, 2016)

“I’m so into you, I can barely breathe…” Suara Ariana bergema serta dentuman drumnya bersinkronisasi dengan detak jantung. “Been waiting and waiting for you to make a move,” dia bergumam, mengharapkanmu mendekat, sampai tidak ada lagi yang bisa dikatakan—hanya “a little less conversation / and a little more touch my body.”

Orang tidak membicarakan “Into You” seperti mereka membicarakan lagu pop biasa. Tidak ada yang bisa memberi alasan mengapa lagu itu luar biasa—memang seperti itu adanya. Tidak ada kata-kata dan lirik yang bisa menggambarkan perasaan itu. Semuanya ada dalam suara Ariana, dan ketukan sempurna Max Martin dan Ilya: Malahan, Ariana bahkan tidak perlu instrumen—vokalnya yang terisolasi mungkin lebih baik dari lagu aslinya.

Musik pop—seperti tarian, cinta, dan seks—adalah tentang melampaui dirimu sendiri. Hal itu berkaitan tentang kontrol diri, serta menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri. Kemudian, itu juga tentang melepaskan, merasakan segalanya, sehingga bisa membuka diri untuk merasakan kebahagiaan lainnya di dalam hidup. Ariana Grande adalah salah satu penyanyi paling mengesankan di industri ini. Lagu “Into You” akhirnya semakin membuat dirinya menemukan cinta yang begitu besar sehingga dia sendiri kehilangan kata-kata, dan yang bisa dilakukan adalah, biarkan musik yang bekerja.

Artikel ini ditulis oleh Kristen S. Hé  dan pertama kali tayang di Billboard.com dengan judul “Every Ariana Grande Song, Ranked: Critic’s Picks” (15/03/2024).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

 

PMC

Billboard Indonesia is published under license from Penske Media Corporation. All rights reserved.
Billboard name and logo used by permission of Penske Media Corporation.
Powered by TNGR