Ranked: 15 Lagu Terbaik Ariana Grande

Dari “POV” hingga “Into You” inilah 15 lagu terbaik milik Ariana Grande.
Ariana Grande
Ariana Grande
Katia Temkin

10. “Imperfect for You” (Eternal Sunshine, 2024)

“Imperfect for You” membawa kumpulan dekade penuh lagu-lagu cinta. Pada Yours Truly, Ariana menyanyikan irama lagu ballad dengan penuh semangat pada “Daydreamin”. Bahkan di Thank U, Next, ia ingin tenggelam dalam fantasi yang tak tercapai dari “Imagine”. “Imperfect for You” adalah semua hal yang bercerita tentang mimpi, namun bukan fantasi. Hal ini menunjukkan sosok Ariana yang paling santai, lantaran ia mengakui, “How could we know that this was a happy disaster?/ I’m glad we crashed and burned”. Tetapi meski begitu, ia tahu bahwa dirinya berada di tempat yang memang ia butuhkan sebagaimana mestinya.

Ada banyak lagu klise tentang menerima ketidaksempurnaan, tetapi “Imperfect for You” lebih bercerita tentang bahwa hal tersebut rasanya sangat menyakitkan—bahwa menjadi “fucked up, anxious, too much” adalah alasan mengapa kita mencari kenyamanan satu sama lain. Sentuhan psikedelik ringan dalam lagu ini cukup menenangkan: Getaran gitar yang terinspirasi dari Rubber Soul, vokal latar yang melayang, dan perubahan kunci yang melengking yang datang dengan setiap penyebutan “imperfect for you”. Ariana bisa melihat ke atas, namun kali ini, ia dan cintanya masih berpijak di bumi.

9. “Ghostin” (Thank U, Next, 2019)

“Ghostin” adalah lagu yang paling menyayat hati. Diproduksi oleh Ariana sendiri bersama Max Martin, Ilya, dan Victoria Monét, lagu ini mengambil strings melankolis dari lagu “2009” milik Mac Miller, dan mengubahnya menjadi synthesizer watercolor, seperti kenangan dari sebuah kenangan. Kata-kata Ariana begitu menggetarkan, suaranya hampir tertutup dengan cara yang tidak nyaman. “I know that it breaks your heart when I cry again/ Over him,” dia menyanyikan, terjebak di antara kekasihnya saat ini, dan seorang lagi yang tidak lagi bisa bersamanya, keduanya tidak bisa menyembuhkan kesedihannya. Seperti sebuah “pintu penghalang” di tengah Thank U, Next, “Ghostin” hampir terlalu konfrontatif untuk didengarkan dengan santai—baik dalam kenyataan kesedihan lagunya, maupun keindahan seperti mimpi dari suasana pop art-nya.

8. “Rain on Me” (Lady Gaga & Ariana Grande, Chromatica, 2020)

Album comeback Lady Gaga, Chromatica, menjadi angin segar sepanjang tahun 2020, sekaligus menjadi musik pengiring untuk semua klub malam. “Rain on Me” adalah sebuah anthem dance-pop besar, namun menjadi sebuah karya yang tak biasa dari dua artis itu karena terdengar lebih halus dari kebanyakan hits Gaga sebelumnya yang jauh lebih berani, dan justru lebih cerah dari lagu-lagu melankolis milik Ariana. Jarang sekali duet antara dua diva terasa begitu seimbang—atau saling tak berusaha mendominasi. Alto cerah Gaga menopang lagu itu, tetapi verse kedua Ariana memberikan kelembutan yang membuat setiap perpaduan suara bersatu sehingga terasa semakin vital. Bersama-sama, mereka lebih kuat. Di hadapan rasa sakit mereka, keduanya sama-sama mengalirkan keberanian mereka ke dalam salah satu single hits dan membuat keduanya semakin populer.

Tepat pada waktunya, “Rain on Me” debut di puncak Hot 100 pada bulan Juni. Meskipun hanya bertahan satu minggu, lagu itu menandai momen comeback karya pop besar setelah bertahun-tahun, puncak tangga lagu lebih didominasi oleh karya yang lebih gelap. Bukan tanpa alasan, Billboard menjadikannya sebagai lagu terbaik tahun 2020.

7. “Somewhere Over the Rainbow” (One Love Manchester, 2017)

Setelah tiga jam manggung, Ariana Grande berjalan ke depan panggung One Love Manchester sendirian. Penonton yang tadinya teriak heboh, seketika langsung agak hening saat Ariana mulai menyanyikan sebuah lagu yang bait pertamanya “Somewhere Over the Rainbow”. Saat mulai bernyanyi, dia hampir tidak bisa menahan air matanya, meskipun tak lama kemudian, sebagian besar penonton menangis. “Somewhere Over the Rainbow” telah lama dikaitkan dengan nostalgia. Lagu ini sering diputar di pemakaman, dan tiga pemainnya yang paling terkenal—Judy Garland, Israel Kamakawiwo’ole, Eva Cassidy—mati muda. Kita mendengarkannya bukan hanya untuk mengenang orang-orang yang telah meninggal, namun juga untuk merindukan masa lalu yang lebih cerah dan kekanak-kanakan—masa lalu yang hanya ada dalam ingatan kita.

Saat Ariana menyanyikan “Somewhere Over the Rainbow,” dia mengakui bahwa tragedilah yang membawanya kembali ke Manchester. Tapi, dia menolak untuk melihat ke belakang dan menyerah pada kesedihan. Jika dia merasa sedih, maka orang lain juga akan mengalaminya, tetapi sebaliknya, dia justru memberikan penampilan paling emosional dalam hidupnya tanpa melewatkan satu nada pun. Jika dia bisa melewati ini, kita juga bisa.


Seni bersifat politis karena keberadaannya bersifat politis. Hal ini benar terjadi pada tahun 1939, dan hal tersebut juga terjadi pada saat ini. “Somewhere Over the Rainbow” memang bersejarah—namun masih banyak sejarah yang harus kita jalani.

6. “Break Free” (feat. Zedd, My Everything, 2014)

Setelah “Problem” sukses besar, Ariana langsung menjadi pusat perhatian dunia—kira-kira apa proyek dia berikutnya? Setelahnya, ia berkolaborasi dengan Zedd dalam sebuah lagu EDM yang sangat modern, dengan sentimen disko yang abadi. Dalam satu lagu, ia berprogres dan move on dari kisah masa lalunya yang penuh patah hati, dan mulai merayakan kebebasannya. Banyak bintang remaja yang mencoba memamerkan citra mereka, namun Ariana berhasil melakukan itu dengan natural tanpa kehilangan jati dirinya. Dia membuat proses evolusinya berjalan alami namun terasa tak terhindarkan: “This is the part when I break free / ‘Cause I can’t resist it no more!”

Saat Ariana mencapai nada F tinggi di bagian bridge“every time!”—itu adalah ekspresi kegembiraan yang murni, momen vokalnya yang paling memukau dalam karier yang penuh dengan prestasi tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

 

PMC

Billboard Indonesia is published under license from Penske Media Corporation. All rights reserved.
Billboard name and logo used by permission of Penske Media Corporation.
Powered by TNGR