Tahun ini bukan tahun yang mudah bagi HYBE dengan berbagai kekisruhan polemik internal dan ketidakpuasan publik dengan cara mereka menangani kritik dan kualitas para bintangnya yang memicu penurunan profit sepanjang kuartal pertama 2024.
Dua minggu lalu, raksasa bisnis hiburan yang menjadi rumah bagi boy group fenomenal BTS tersebut mengumumkan bahwa Jiwon Park, yang telah menjabat sebagai CEO HYBE selama tiga tahun berakhir telah mundur dari jabatannya dan digantikan oleh Jason Jaesang Lee yang sebelumnya menjabat sebagai Chief Strategy Officer.
Keputusan ini diungkapkan HYBE sebagai bagian dari rencana perubahan strategi bisnis mereka yang disebut “HYBE 2.0” di mana Lee memang diposisikan sebagai figur sentral dalam inisiatif ini.
Pada awal Agustus, HYBE pun mengungkapkan penjelasan mendetail tentang “rencana bisnis dan direksi strategis” terbaru mereka melalui surat resmi yang dikirimkan ke para pemegang saham.
Sebagai bagian dari struktur HYBE 2.0 ini, HYBE membentuk divisi baru bernama HYBE MUSIC GROUP APAC yang akan dipimpin oleh Young Jae Shin selaku presiden untuk divisi yang akan mengawasi bisnis semua label musik di bawah naungan HYBE yang berbasis di Korea dan Jepang tersebut.
Menurut HYBE, Shin yang sebelumnya menjabat sebagai presiden dari BIGHIT MUSIC menjadi sosok yang tepat untuk mengembangkan sistem multi-label mereka dan menjaga bisnis musik HYBE tetap berpegang pada pemahaman mendalam tentang artis yang mereka tangani dan hubungan dengan para penggemar.
Selain itu, Youngmin Kim yang sebelumnya merupakan General Manager dari SM Entertainment, kini ditunjuk sebagai Chairman untuk HYBE JAPAN. HYBE percaya dengan wawasan mendalam Kim soal industri hiburan Jepang akan mendorong pertumbuhan perusahaan di negara tersebut.
Di bawah kebijakan HYBE 2.0 ini, perusahaan juga merombak tiga pilar bisnisnya yang tadinya terdiri dari Label, Solution, dan Platform menjadi Music, Platform, dan inisiatif berbasis teknologi. Untuk pilar ketiga, HYBE mengungkapkan bahwa mereka sedang menjajaki peluang bisnis baru dan berencana untuk berinvestasi pada area-area seperti gaming, teknologi audio/suara, AI generatif, Original Story Business (OSB), dan teknologi yang mampu menggabungkan pengalaman online dan offline.
HYBE juga mengungkap bahwa mereka akan mengimplementasikan strategi “Multi-home, Multi-genre” mereka ke pasar Amerika Serikat, Jepang, dan Amerika Latin.
Di AS, HYBE America akan meluncurkan bisnis layanan label baru yang mengintegrasikan bisnis manajemen tradisional di AS dengan keahlian HYBE menggelar pertunjukan online dan offline, termasuk distribusi, promosi, dan marketing album. Layanan baru ini diharapkan HYBE akan menyediakan model bisnis komprehensif untuk mendukung perkembangan artis lebih dari sekadar kontrak manajemen dan rekaman.
Mereka mengonfirmasi bahwa Scooter Braun masih menjabat sebagai CEO untuk HYBE America. Braun yang menjadi sosok penting dalam kesuksesan bintang-bintang seperti Justin Bieber dan Ariana Grande bergabung ke HYBE ketika ia menjual perusahaannya, Ithaca Holdings sebesar $1,05 miliar di April 2021.
Dengan sistem ini, HYBE akan terus memperkenalkan artis dan grup baru yang berbasis di AS, dimulai dari KATSEYE, grup AS pertama HYBE yang dibentuk dengan berkolaborasi bersama Geffen Records.
Untuk pasar musik Latin, HYBE Latin America sedang bersiap membuat gebrakan besar di tahun 2025 dan saat ini sedang berfokus membangun infrastruktur dan merekrut para produser dan artis. Mereka menargetkan untuk mendebutkan artis pertamanya yang dikembangkan dengan sistem K-pop pada tahun depan.
Kiprah HYBE di pasar musik Latin bermula di November 2023 dengan mengakuisisi perusahaan musik Latin Exile Music, label musik yang masih afiliasi dari studio hiburan berbahasa Spanyol, Exile Content.
Selain mengembangkan aktivitas di Korea Selatan, Jepang, AS, dan Amerika Latin, HYBE juga dikabarkan akan melebarkan sayap mereka ke pasar-pasar baru yang sedang mulai berkembang
Perusahaan tersebut menginformasikan pemegang sahamnya bahwa “untuk lebih memperkuat identitas HYBE sebagai perusahaan konten berbasis IP terkemuka, kami fokus pada peningkatan kemampuan produksi konten kami dan mengungkap keinginan penggemar baru untuk secara proaktif memasuki pasar yang sedang berkembang.”
Di samping itu, HYBE menyatakan bahwa platform superfan mereka, Weverse, “akan membawa model layanan fandom ke tingkat berikutnya” mulai kuartal 4 tahun 2024, dengan peluncuran keanggotaan berbasis langganan.
Keanggotaan berbayar yang baru ini akan menyediakan fitur-fitur yang ditingkatkan, termasuk kartu keanggotaan digital, bonus ‘Jelly’, konten video tanpa iklan, dan lainnya.
Menurut HYBE, semua artis di Weverse akan memiliki kesempatan untuk meluncurkan keanggotaan mereka “sesuai kenyamanan mereka sendiri.”
Selain itu, platform ini akan memperluas layanan Weverse DM yang sudah ada, sebuah layanan pesan pribadi antara artis dan penggemar, dengan menambahkan lebih banyak artis, termasuk yang berasal dari HYBE. Weverse juga akan mulai sepenuhnya mengintegrasikan iklan pada akhir tahun ini.
“HYBE akan terus unggul di industri musik, memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam bisnis superfan, dan mengamankan pendorong pertumbuhan jangka panjang melalui inisiatif pertumbuhan masa depan yang didorong oleh teknologi,” tandas Jason Jaesang Lee.