The post Take That Kembali ke Indonesia, Gelar Konser di Tennis Indoor 13 November first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Take That, grup vokal pop Inggris yang dibentuk di Manchester pada 1990 akan kembali menggelar konser di Indonesia. Tepatnya di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, pada 13 November mendatang.
Rencana kedatangan mereka—yang saat ini hanya beranggotakan Gary Barlow, Howard Donald, dan Mark Owen—dikabarkan oleh Live Wired sebagai promotor melalui media sosial Instagram.
“Take That kembali ke Indonesia dalam konser ‘Take That: This Life On Tour – Jakarta 2024’,” tulis Live Wired dilihat Billboard Indonesia, Kamis, 16 Mei.
Kali terakhir Take That menggelar konser di Jakarta yakni pada 17 Oktober 1995 atau nyaris 30 tahun silam. Saat itu, formasi mereka masih berlima.
Selain Gary Barlow, Howard Donald, dan Mark Owen, formasi awal Take That juga menampilkan Jason Orange dan Robbie Williams. Williams meninggalkan grup ini pada 1995, sementara empat anggota yang tersisa menyelesaikan tur dunia mereka dan merilis single terakhir sebelum bubar pada 1996.
Setelah syuting Take That: For the Record pada 2005, empat personel Take That tanpa Williams secara resmi mengumumkan tur reuni keliling Inggris pada 2006 bertajuk The Ultimate Tour.
Trio pop ini memiliki 28 single yang masuk dalam 40 besar, 20 single yang masuk dalam 10 besar, dan 17 single yang masuk dalam 5 besar di UK Singles Chart, 12 di antaranya telah mencapai nomor satu.
Mereka juga memiliki sembilan album nomor satu di UK Albums Chart. Secara internasional, boy group ini memiliki 56 single nomor satu dan 42 album nomor satu. Mereka menerima delapan Brit Awards, termasuk Best British Group dan Best British Live Act.
Pada 2012 mereka menerima Ivor Novello Award untuk Outstanding Contribution to British Music. Menurut British Phonographic Industry (BPI), pelantun “Back for Good” ini telah disertifikasi untuk penjualan 14,4 juta album dan 13,2 juta single di Inggris.
Pada tahun yang sama, Forbes menobatkan mereka sebagai bintang musik dengan penghasilan tertinggi kelima di dunia.
Berselang dua tahun, mereka merekam album studio ketujuh, kali ini sebagai trio tanpa Williams dan Orange. Album bertajuk III ini dirilis pada November 2014 dan menjadi album ketujuh mereka yang menduduki peringkat pertama.
Empat dari album Take That terdaftar dalam album terlaris milenium, dengan tiga di antaranya termasuk di antara 60 album terlaris dalam sejarah tangga lagu Inggris.
The post Take That Kembali ke Indonesia, Gelar Konser di Tennis Indoor 13 November first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Gaet Daniel Mardhany, Rising the Fall Tonjolkan Kegelapan dalam “Sekarat” first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Rising the Fall, unit musik kencang asal Jakarta Selatan, merilis single baru bertajuk “Sekarat”. Dalam lagu ini, band yang digawangi Dika Candra Putra (vokal), Yadi Martadiredja (gitar), Rifan Syahvana (gitar), Edo Moreno (bass), dan Nugraha Andiman (drum) tersebut menggaet salah satu dedengkot musik metal, Daniel Mardhany (Darksovls/Bongabonga), untuk berkolaborasi.
Single “Sekarat” bercerita tentang ketakutan manusia dalam menjalani hidup, yang sesungguhnya ketakukan tersebut datang dari dalam diri sendiri dan akhirnya selalu menghantui setiap langkah yang akan diambil.
Sementara itu, dipilihnya Daniel sebagai kolaborator bukan tanpa alasan. Menurut Dika kepada Billboard Indonesia, karakter vokal eks vokalis DeadSquad itu cocok dengan bobot musik yang membungkus lirik “Sekarat”. Dengan kata lain, vokal Daniel sangat mencerminkan lagu-lagu kematian.
“(Vokal Daniel) cukup pas, karena bunyi dari ‘Sekarat’ sendiri sedikit gelap dan ada beberapa pattern yang diadaptasi dari riff death metal,” ujar Dika, mengungkap alasan pemilihan Daniel sebagai kolaborator.
Dari sisi musik, kali ini band pengusung metalcore/hardcore ini memang menonjolkan nuansa gelap yang dibalut breakdown-breakdown segar serta lirik yang dalam untuk mencerminkan kata “Sekarat” itu sendiri. Artinya, ada perbedaan mencolok antara “Sekarat” dengan single-single mereka sebelumnya.
“Pada single dan album sebelumnya, kami jarang memakai clean vocal, tetapi di lagu ini kami pakai sedikit clean vocal agar menambah nuansa berbeda dengan lagu sebelumnya,” Rifan menjelaskan perbedaan antara “Sekarat” dengan “L.A.W” (2022), “Metropolis” (2020), “Worship” (2018), “Parade Anjing Liar” (2015) dan seluruh lagu dalam album Revolusi (2014).
Diakui Rifan, ide awal lagu ini datang secara tiba-tiba. Lalu, ia membuat riff gitar yang mencerminkan nuansa gelap yang ia inginkan sekaligus membuat guide-nya.
“Barulah beberapa waktu berlalu kami masuk studio untuk recording dan vokal Dika dan Daniel menambah kegelapan dari nuansa lagu ini,” ujar Rifan lagi menguraikan.
Namun, Rifan lantas menemukan kejanggalan dalam komposisi single “Sekarat” sehingga ia mengambil langkah untuk mengaransemen ulang lagu tersebut, yang kali ini terinspirasi dari musik metalcore dan melodic death metal era awal 2000-an.
“Tujuannya agar lagu ini menjadi lebih bikin headbang dan fresh untuk didengar,” imbuhnya seraya mengatakan bahwa single ini direkam di A2 Music Studio dan proses mixing serta mastering–nya dipercayakan kepada Octa Simatupang.
Saat ini, Rising the Fall masih terus melakukan promosi untuk single “Sekarat” dan akan merilis merchandise dan menggelar showcase dalam waktu dekat. Untuk jangka panjang, album kedua tetap jadi prioritas utama mereka.
Rising the Fall berdiri pada 2010 dan telah merilis satu album penuh (2014), lima single (2015, 2018, 2020, 2022 dan 2024) dan video musik. Band ini pernah tampil di festival musik metal di Indonesia seperti Hammersonic 2013, Rock in Solo 2014, dan Hellprint 2015.
Pada 2016, Rising the Fall memenangkan Planetrox Festival dan mendapat kesempatan tampil live di Envol Et Macadam Kota Quebec, Kanada. Pada 2022, band ini kembali mendapat undangan langsung untuk tampil live dari penyelenggara. Namun, harus ditunda karena permohonan visanya ditolak. Berselang satu tahun, band ini resmi mengisi line-up Envol Et Macadam.
Adapun single “Sekarat“, saat ini sudah bisa dinikmati di berbagai digital streaming platform (DSP) seperti Spotify, iTunes, YouTube, dan lain sebagainya.
The post Gaet Daniel Mardhany, Rising the Fall Tonjolkan Kegelapan dalam “Sekarat” first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Simfoni Ruth Sahanaya first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Ruth Sahanaya, salah satu penyanyi terbaik Indonesia yang tidak lekang oleh waktu. Deretan prestasi yang ia raih di berbagai forum nasional maupun internasional menempatkannya di posisi atas penyanyi Tanah Air.
Tahun ini, kiprah Ruth Sahanaya di industri musik Indonesia memasuki usia yang ke-40. Perjalanan yang tidak mudah bagi supremasi seorang Diva. Dalam kurun waktu kariernya tersebut, Ruth Sahanaya telah menghasilkan 18 album solo, dua album rohani, serta beberapa album kolaboratif di antaranya Usah Kau Lara dan Salute to Koes Plus garapan Erwin Gutawa yang melahirkan kembali hit berjudul “Andaikan Kau Datang Kembali“.
Momen inilah yang menggerakkan Renjana Productions sebagai promotor untuk menggelar konser spesial bertajuk 40 Tahun Simfoni dari Hati sebagai tanda cinta dan terima kasih mereka kepada Ruth Sahanaya. Konser tunggal perempuan yang akrab disapa Mama Uthe ini akan digelar pada 22 Juni 2024 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.
Menjelang konser tersebut, Billboard Indonesia mendapat kesempatan untuk berbincang-bincang dengan Ruth Sahanaya di 1920 Lounge & Bar, Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan pada 14 Mei 2024. Berikut petikan wawancaranya.
Bagaimana persiapan konser 40 Tahun Simfoni dari Hati?
Sejauh ini, masih tetap menunggu hasil aransemen dari Mas Bontot (Tohpati) seperti apa. Dan PR-nya adalah diskusi tentang lagu-lagu yang akan dibawakan. Kemarin sih akhirnya udah kepilih. Walaupun dengan kondisi, aku harus merelakan ada lagu-lagu yang enggak akan aku nyanyiin.
Berapa lagu yang akan Anda bawakan dalam konser ini?
Jadi, selama 40 tahun berkarya ini aku kan udah keluarin 18 album. Jadi bayangkan, ada sekitar 175 lagu dari album-album itu. Sementara untuk nanti, dengan durasi sekitar 2-2,5 jam, kami sudah mempersiapkan sekitar 30 lagu di mana di situ ada yang dibikin medley. Saya bersyukur sih, puji Tuhan, Alhamdulillah, hampir semua album saya ada hit-nya. Tapi, bayangkan, dari 175 lagu itu bagaimana kami memutar otak mengerucutkan jadi 30 lagu. Itu pilihan yang sulit. Tapi saya benar-benar percayakan itu kepada Mas Bontot dan Papa Jeff (Jeffry Woworuntu, suami sekaligus manajer Mama Uthe) pastinya, sama-sama mengatur PR kami yang sulit itu. Apalagi Mas Bontot sudah tahu karakter saya, vokal saya, pribadi saya, jadi ia sudah sangat mengenal musik seperti apa yang cocok untuk dibawakan. Sehingga flow dari pemilihan lagu itu tidak membuat boring yang menonton.
Pertimbangan memilih Tohpati sebagai music director?
Konser 10 tahun saya berkarya kan music director-nya Erwin Gutawa. Kemudian, di 25 tahun berkarya itu music director-nya Andi Rianto. Salah satu kerinduan saya memang ingin music director konser saya berikutnya Mas Bontot. Jadi, itu yang jadi pilihan pertama saya ketika mau bikin konser, ya Bontot. Ternyata, tidak bertepuk sebelah tangan. Bontot juga udah nungguin dari kapan ingin jadi music director untuk konser aku.
The post Simfoni Ruth Sahanaya first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post MTV Movie and TV Awards Hiatus di Tahun 2024 first appeared on Billboard Indonesia.
]]>MTV Movie & TV Awards telah dihentikan sementara tahun ini. Begitu pernyataan seorang juru bicara, seperti yang disiarkan Billboard pada 12 Mei lalu. Tapi juga disebutkan bahwa penghargaan dengan ikon trofi “Golden Popcorn” tersebut akan kembali dengan format yang diimajinasikan ulang pada 2025 mendatang.
Acara ini, awalnya bernama MTV Movie Awards, menjadi peristiwa tahunan dari 1992 hingga 2019, namun telah kehilangan sedikit momentum dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2020, acara tersebut tidak diadakan karena pandemi COVID-19. Sebagai gantinya, MTV menayangkan MTV Movie & TV Awards: Greatest of All Time, sebuah acara klip yang dibawakan oleh Vanessa Hudgens, yang menampilkan sorotan dari tahun-tahun sebelumnya.
Acara tersebut berlangsung sepanjang 2021 dan 2022, namun di 2023 tak bisa digelar lantaran terhalang oleh peristiwa mogok kerja Writers Guild of America (WGA). Drew Barrymore dijadwalkan menjadi pembawa acara tersebut. Namun, ketika WGA mogok pada 2 Mei 2023 — hanya lima hari sebelum acara tersebut dijadwalkan berlangsung di Barker Hangar, Santa Monica, Calif. — Barrymore dan sebagian besar tamu yang direncanakan mundur. Sebagai hasilnya, acara tersebut tidak berlangsung, dan digantikan oleh sebuah acara virtual pra-rekam tanpa pembawa acara.
MTV Movie & TV Awards dahulu merupakan acara populer di dunia pop. Pembawa acara di masa kejayaan acara tersebut termasuk bintang-bintang A-list seperti Eddie Murphy, Will Smith, Ben Stiller, Mike Myers, Jimmy Fallon, dan Sarah Jessica Parker, yang terakhir pada puncak ketenaran Sex and the City-nya. Namun, acara tersebut telah kehilangan daya tariknya dalam beberapa tahun terakhir.
Dua acara pasca-pandemi yang berhasil disiarkan secara bersamaan dibawakan oleh Leslie Jones dan Nikki Glaser, diikuti oleh Hudgens dan Tayshia Adams.
Ini bukan pertama kalinya MTV menghentikan sebuah acara. Sebelumnya, ada MTV Europe Music Awards 2023 yang dijadwalkan berlangsung pada 5 November 2023 di Paris Nord Villepinte di Paris. Acara tersebut dibatalkan pada 19 Oktober karena perang Israel–Hamas, sehingga menjadi EMAs pertama yang dibatalkan dalam sejarah 30 tahun perjalanannya. Meskipun demikian, pemungutan suara tetap dibuka hingga 31 Oktober. Para artis pemenang diumumkan pada 5 November.
The post MTV Movie and TV Awards Hiatus di Tahun 2024 first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Kolaborasi Kreatif Dua Legenda Yogyakarta, Shaggydog dan Dagadu first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Shaggydog dan Dagadu bersatu dalam sebuah kolaborasi istimewa bertajuk “Manunggaling Dagadu lan Shaggydog”. Dua legenda Kota Gudeg ini bekerja sama menghadirkan 11 desain eksklusif yang memadukan semangat musik Shaggydog dengan sentuhan kreatif Dagadu.
Keduanya sama-sama ikon Yogyakarta. Dagadu, adalah brand pakaian kreatif termasyhur yang berdiri sejak 1994. Sementara Shaggydog, merupakan grup musik legendaris yang antara lain memopulerkan lagu “Di Sayidan“.
Adapun makna “Manunggaling Dagadu lan Shaggydog” yang jadi tema kolaborasi tersebut melambangkan semangat persatuan dan kolaborasi di tengah gempuran perubahan zaman yang semakin cepat.
Dinukil dari keterangan resmi yang diterima Billboard Indonesia, Senin, 13 Mei, melalui kolaborasi ini mereka ingin menunjukkan bahwa karya-karya kreatif asli Yogyakarta masih hidup dan terus berkembang serta tetap berinovasi di era modern ini.
“Kami ingin menunjukkan bahwa semangat kreatif kami tetap hidup dan terus menginspirasi dengan terus berkarya serta berinovasi,” ujar Andri Bagaskoro, Marketing & Brand Development Manager PT Aseli Dagadu Djokdja mengenai kolaborasi pihaknya dengan Shaggydog.
“Kolaborasi ini adalah bukti bahwa Dagadu dan Shaggydog masih relevan dan dapat dinikmati oleh generasi muda atau Gen-Z saat ini,” ia menambahkan.
Sebelas desain eksklusif dalam kolaborasi ini terinspirasi dari lagu-lagu Shaggydog dan semangat musik dari band yang dihuni formasi Heruwa (vokal), Richard (gitar), Raymond (gitar), Bandizt (bassis), Lilik (kibor), dan Yoyo (drum) ini. Desainnya memadukan unsur modern dan energik, dengan sentuhan khas band tersebut yang penuh semangat.
“Kami sangat senang bisa berkolaborasi dengan Dagadu,” ujar Heruwa, semangat. “Kolaborasi ini adalah cara kami untuk menunjukkan kecintaan kami pada musik dan semangat kreatif. Kami harap kolaborasi ini dapat dinikmati oleh semua orang.”
Kolaborasi “Manunggaling” bukan hanya tentang desain pakaian, tetapi juga tentang semangat dan nilai-nilai yang ingin dibagikan. Kolaborasi yang diluncurkan pada Senin, 13 Mei tersebut ingin menunjukkan bahwa musik dan fesyen dapat menjadi alat untuk menyatukan dan membangkitkan semangat berkreasi.
Sejak terbentuk pada 1997, Shaggydog kerap kali membawakan jenis musik ska dalam setiap lagu-lagunya. Hal itu dibuktikan sejak mereka merilis album pertama self-titled pada 1999. Genre serupa terus mereka eksplorasi pada album-album berikutnya, yaitu Bersama (2001), Hot Dogz (2003), Kembali Berdansa (2006), dan lain-lain.
Salah satu lagu mereka, “Second Girl” menyedot perhatian label rekaman asal Jepang untuk diikutkan ke dalam album kompilasi Asian Ska Foundation pada 2003. Ini merupakan langkah awal bagi Heruwa cs untuk dikenal di dunia musik internasional.
Tidak lama kemudian, mereka mendapat tawaran dari Festival Mundial Production untuk menggelar tur konser di berbagai kota di Belanda.
The post Kolaborasi Kreatif Dua Legenda Yogyakarta, Shaggydog dan Dagadu first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Tomita Entertainment Janjikan Momen Magis dalam Konser All-4-One di Jakarta first appeared on Billboard Indonesia.
]]>All-4-One, kuartet vokal legendaris asal Amerika Serikat kembali menggelar konser di Indonesia. Kali ini di Ballroom Pullman Jakarta Central Park pada 23 Juni mendatang, dengan tajuk All-4-One 30 Years Anniversary Tour.
Tomita Entertainment sebagai penyelenggara menjanjikan – dalam konferensi pers yang digelar di Pullman Jakarta Central Park, Senin, 13 Mei – konser ini akan menjadi malam penuh nostalgia dan romansa dengan lagu-lagu hits dari All-4-One.
“Kami berkomitmen ingin mengajak para penggemar All-4-One untuk bernyanyi bersama dan merasakan kembali momen magis bersama idola mereka yang sudah lama dinantikan kedatangannya,” kata CEO Tomita Entertainment, Yanti, berjanji memberikan konser terbaik kepada para penggemar All-4-One, dinukil dari keterangan resmi yang diterima Billboard Indonesia.
Lebih spesial lagi, lanjut Yanti, konser ini akan dimeriahkan oleh Christian Bautista sebagai opening act. Penyanyi asal Filipina ini akan membawakan lagu-lagu hitnya yang tidak kalah populer, semisal “The Way You Look At Me” dan “Since I Found You”.
Sementara itu, pihak Pullman Jakarta Central Park yang ditunjuk sebagai mitra kerja sama resmi untuk konser yang sangat dinantikan ini mengaku siap memberikan pengalaman tidak terlupakan bagi para penonton.
“Kami sangat antusias untuk memberikan dukungan terbaik dalam persiapan dan pelayanan guna memastikan semua penggemar All-4-One yang hadir merasa nyaman dan mendapat pengalaman yang tak terlupakan,” ujar Sylvain Laroche, General Manager Pullman Jakarta Central Park.
Pullman Jakarta Central Park dikenal dengan ballroom mewahnya yang berkonsep tanpa tiang dan lokasinya yang sangat ideal untuk menggelar acara internasional. Untuk itu, Laroche berharap, Pullman Jakarta Central Park jadi pilihan utama untuk gelaran konser-konser internasional di masa mendatang sekaligus mencerminkan komitmennya dalam memberikan pelayanan terbaik di bidang keramahtamahan dan manajemen acara.
Tiket konser All-4-One 30 Years Anniversary Tour sendiri sudah bisa didapatkan di TIX.ID sejak 11 Mei. Berikut ini adalah seatplan dan harga tiket konser tersebut:
1. Platinum + Meet & Greet Rp3.250.000 (Limited seat)
2. Platinum Rp2.250.000
3. Gold Rp1.350.000
4. Silver Rp950.000
*Harga tiket belum termasuk pajak 10% dan admin fee 5%
“TIX.ID senang sekali bisa menjadi bagian dari konser yang banyak ditunggu-tunggu oleh masyarakat Jakarta ini,” kata Astri Novanita, mengungkapkan.
All-4-One dibentuk pada 1993. Grup ini terdiri dari Jamie Jones, Delious Kennedy, Alfred Nevarez, dan Tony Borowiak. All-4-One terkenal dengan lagu-lagu hitsnya seperti “I Swear”, “I Can Love You Like That”, “So Much In Love”, dan masih banyak lagi. Mereka telah meraih banyak penghargaan, termasuk salah satunya Grammy Awards.
The post Tomita Entertainment Janjikan Momen Magis dalam Konser All-4-One di Jakarta first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Willy Sket Sapa Penggemar Musik Lintas Genre dengan Single “Hari Kiamat” first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Willy Sket – dikenal sebagai vokalis band rock yang mengangkasa pada era 1990-an, Sket, melepas lagu tunggal solo terbarunya bertajuk “Hari Kiamat”. Ini merupakan nomor lawas milik band asal Papua (dulu Irian Jaya), Black Brothers.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Billboard Indonesia pada Jumat, 10 Mei, disebutkan, “Hari Kiamat” dikemas dalam balutan aransemen musik unik dan gaya vokal berbeda dibandingkan dengan versi aslinya.
Meski demikian, lagu ini tetap mempertahankan daya tariknya dan mampu menjangkau pendengar dari berbagai latar belakang musik. Tidak terbatas pada penggemar rock saja.
“Secara alami, lagu ini akan menemukan pendengarnya sendiri. Ia memiliki daya tarik yang dapat dinyanyikan dan dijadikan tembang favorit untuk berkaraoke,” kata Willy, penuh keyakinan.
Lagu “Hari Kiamat” diciptakan oleh Jochie Pattipeluhu, kibordis Black Brothers. Lagu ini cukup ngehit di era 1970-an.
Liriknya bertutur tentang kritik tajam terhadap degradasi sosial dan ekonomi di Indonesia pada era tersebut, yang dipicu oleh korupsi pemerintah dan keserakahan elite.
“Saya telah mengenal lagu ‘Hari Kiamat’ sejak masa remaja. Lagu ini adalah sebuah metafora yang menggambarkan situasi yang tidak menguntungkan dan ternyata masih relevan hingga kini,” ujar Willy Sket, mengungkap perkenalan pertamanya dengan lagu “Hari Kiamat”.
“Saya berharap lagu ini akan terus abadi dan menginspirasi pendengar baru untuk lebih menghargai sesama manusia dan keberadaan alam semesta,” ia menambahkan.
Untuk memastikan penerimaan yang luas terhadap lagu ini, Willy Sket berkolaborasi dengan Anto Bali (gitar), Aryo Baby Slap (bass), Joseph Rich Kenji (drum), dan Barok (teknisi audio) di niRock Studio, Pulo Gebang, Jakarta Timur untuk mengadopsi beberapa pendekatan teknis dalam produksi.
Bahkan, untuk mencapai keseimbangan suara yang serasi dari setiap elemen musik dalam lagu, Stephan Santoso (Slingshot Studio) turut dipercaya untuk memberikan perhatian yang teliti.
Lagu tunggal “Hari Kiamat” secara resmi diluncurkan di berbagai digital streaming platform (DSP) pada 10 Mei 2024, sebagai hasil kerja sama Willy Sket dengan Aldo Sianturi sebagai produser musik dari Adam Records. Adapun video liriknya, dirilis pada hari yang sama di kanal YouTube Willy Sket.
The post Willy Sket Sapa Penggemar Musik Lintas Genre dengan Single “Hari Kiamat” first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Spotify Bayar Industri Musik Inggris 750 Juta Poundsterling Tahun Lalu first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Spotify mengklaim, musik dari artis rekaman Inggris menghasilkan royalti sebesar 750 juta poundsterling pada platformnya tahun lalu. Mereka menambahkan, hampir 1.000 artis diputar cukup sering untuk menghasilkan masing-masing setidaknya royalti sebesar 100.000 poundsterling.
Dilansir dari BBC, Jumat, 10 Mei, angka-angka tersebut diungkapkan sebagai bagian dari kampanye Spotify “Loud and Clear”, yang bertujuan untuk memberikan transparansi tentang cara mereka membayar industri musik.
Namun, perusahaan itu tidak dapat mengatakan berapa banyak dari pembayaran royalti tersebut yang sebenarnya diberikan kepada musisi.
Pasalnya, setiap artis memiliki kontrak berbeda dengan label rekaman dan penerbitnya, yang menentukan cara pembagian uang.
Pangsa artis seringkali sekitar 16%, menurut sebuah komite yang terdiri dari anggota parlemen pada 2021.
Artinya, artis yang musiknya menghasilkan 100.000 poundsterling di Spotify mungkin hanya menerima pembayaran royalti sebesar 16.000 poundsterling, sebelum pajak.
Namun, Spotify bukan satu-satunya sumber pendapatan. Perusahaan Swedia ini memiliki sekitar 50% pangsa pasar streaming musik Inggris, menurut CMA, yang berarti artis dapat memperoleh jumlah yang sama lagi melalui platform seperti Apple Music, Amazon Music, dan Tidal.
Ed Sheeran adalah artis Inggris terpopuler di Spotify tahun lalu, dengan lagunya diputar 6,35 miliar kali. Coldplay berada di urutan kedua dengan 5,58 miliar streaming, disusul Harry Styles dengan 5,11 miliar streaming.
Namun, artis-artis Inggris tidak mampu memecahkan peringkat 10 besar Spotify yang paling banyak diputar, yang dipuncaki oleh Taylor Swift (dengan 29 miliar streams) dan juga menampilkan bintang Puerto Rico, Bad Bunny, Peso Pluma dari Meksiko, dan Karol G dari Kolombia.
Pergeseran ini menunjukkan bahwa berbicara bahasa Inggris tidak lagi menjadi prasyarat kesuksesan musik global. Lebih dari separuh artis yang menghasilkan 8.000 poundsterling di Spotify tahun lalu berasal dari negara-negara di mana bahasa Inggris bukan bahasa utama, kata perusahaan tersebut.
Bahasa Inggris masih menjadi bahasa utama musik secara global, mencakup 54,9% dari 10.000 lagu teratas. Namun, pangsa pasarnya menurun, dan bahasa-bahasa seperti Hindi dan Jepang memperoleh keuntungan.
“Ini adalah waktu yang sangat menarik untuk bermusik,” kata kepala artis dan kemitraan industri Spotify Inggris, Bryan Johnson.
“Dalam beberapa tahun terakhir, kita melihat genre seperti K-pop dan Amapiano berkembang pesat, dan sekarang Music Mexicana benar-benar mulai merambah. Pilihan sekarang bagi penggemar dan pendengar sungguh luar biasa.”
Dia mencatat, 75% dari seluruh royalti yang dibayarkan kepada artis Inggris berasal dari pendengar internasional – menunjukkan bahwa masih ada “peluang ekspor yang besar” seiring dengan semakin matangnya pasar streaming. Johnson menambahkan, artis dan label independen menerima 40% dari pembayaran royalti Inggris – total 300 juta poundtsterling.
Mereka biasanya menerima bagian yang lebih tinggi dari hasil penjualan, dan artis yang merilis musiknya sendiri (yaitu tanpa bantuan label rekaman atau distributor) terkadang mendapatkan 100% pendapatan yang dihasilkan lagu mereka.
Namun, Spotify baru-baru ini mendapat kecaman karena mendemonstrasikan lagu-lagu yang diputar kurang dari 1.000 kali. Artinya, pemegang hak cipta tidak akan dibayar sama sekali, jika lagunya berada di bawah ambang batas tersebut dalam jangka waktu 12 bulan.
Kritikus mengeluh bahwa kebijakan ini akan “memperkaya puncak piramida” dan membuat musisi pekerja kelaparan. Namun, Johnson mengatakan kebijakan tersebut dirancang untuk menyaring “spam“, dan menggagalkan aktivitas penipuan.
Spotify sebelumnya mencatat bahwa 1.000 pemutaran hanya menghasilkan “pembayaran mikro” sekitar 0,20 poundsterling yang jarang dilihat artis – karena distributor sering kali menetapkan ambang batas minimum sebelum artis dapat menarik uang.
Pada 2024, perusahaan memperkirakan, kebijakan baru ini akan mengalihkan 32 juta poundsterling ke lagu-lagu yang lebih populer.
“Ini bukan sesuatu yang diambil Spotify,” kata Johnson. “Uangnya dikembalikan ke kumpulan… untuk seniman baru dan profesional.”
Tahun ini menandai pertama kalinya Spotify mengungkapkan angka pembayaran di Inggris. Dikatakan total 750 juta poundsterling telah meningkat dua kali lipat sejak 2017.
Awal tahun ini, perusahaan tersebut mengumumkan bahwa mereka telah membayar royalti sebesar 7,2 miliar poundsterling di seluruh dunia pada tahun lalu, menjadikannya kontributor terbesar bagi pendapatan industri musik.
YouTube, yang pernah menjadi duri dalam industri ini, dianggap sebagai sumber pendapatan terbesar kedua. Pada Februari, perusahaan tersebut mengatakan telah membayar 4,8 miliar poundsterling kepada pemegang hak cipta tahun lalu.
The post Spotify Bayar Industri Musik Inggris 750 Juta Poundsterling Tahun Lalu first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Teza Sumendra Buka EP “Midnight Notion” dengan Single “Got Supplies” first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Teza Sumendra melepas single baru bertajuk “Got Supplies”. Ini merupakan pembuka album mini (EP) Midnight Notion yang akan dirilis 17 Mei mendatang.
Menurut keterangan resmi yang diterima Billlboard Indonesia, Jumat, 10 Mei, “Got Supplies” adalah lagu tentang bersenang-senang. Semacam pergi ke pesta, menghabiskan malam bersama teman atau orang kesayangan, dan ibaratnya hanya hidup di masa ini.
Istilah “supplies” dapat mengarah kepada banyak hal, mulai dari obat-obatan terlarang hingga daya tarik seks. Irama rumit namun asyik mengangkat lagu ini menjadi sesuatu yang lebih dari itu.
“‘Got Supplies’ adalah lagu yang dapat menemani kita berkendara semalaman, bercengkrama, atau sekadar menjadi penyemangat untuk meningkatkan suasana hati,” kata Teza Sumendra, menjelaskan tema lirik dalam single barunya.
Tidak ada satu pun lapisan dalam lagu ini yang gagal membuat kita bergoyang. Vocal chop pada awal lagu cukup menarik perhatian, sebelum vokal serak khas Teza Sumendra masuk dengan hook yang catchy bersama beat industrial yang groovy.
Ada begitu banyak detail pada instrumen yang dimainkan oleh kolaborator sekaligus kawan lama Teza Sumendra, yakni Randy MP, di mana masing-masing instrumen saling melengkapi satu sama lain. Meskipun ada begitu banyak lapisan instrumen di dalamnya.
“Got Supplies” adalah sebuah produksi kompleks namun sederhana, mudah untuk dinikmati dan menari mengikuti iramanya tanpa harus berpikir panjang. Kehadiran single ini juga dilengkapi visualizer yang digarap oleh Dio Cahyo Ovaldi (Dichod).
Sementara itu, EP Midnight Notion berisikan enam lagu yang semuanya diproduseri oleh Randy MP. Dalam EP ini, jebolan salah satu kompetisi pencarian bakat pada 2006 ini menceritakan tentang “menjalani hari-hari mungkin akan terasa berbeda di mata seorang nocturnal“.
Midnight Notion merupakan perwujudan dari segala sesuatu yang dapat terjadi larut di malam hari, di mana semua lagu yang ditulis dalam EP ini dikerjakan di sekitar tengah malam hingga subuh.
Momen waktu tersebut merefleksikan segala emosi, suasana, dan nuansa yang membawa perasaan yang berbeda ketika kita berbicara tentang kejadian serupa tetapi terjadi di siang hari.
Teza Sumendra memiliki vokal khas, unik, dan groovy. Ia dikenal luas melalui cover lagu-lagu favoritnya di YouTube dan Soundcloud. Bersama bandnya, The Stepbrothers, Teza Sumendra mulai tampil di berbagai festival, hingga akhirnya melepas single debut “I Want You Love” pada 2015.
Album penuh perdananya berlabel self-titled hadir pada tahun yang sama dan ia merilis versi yang diperluas dari album tersebut satu tahun kemudian.
Pada 2021, Teza Sumendra merilis serangkaian single dengan kelanjutan dari setiap ceritanya: “Rekreasi” pada Januari dan “Selamanya” pada Juli. Berselang satu tahun, ia merilis single “The Intro(vert)” yang kemudian masuk dalam nominasi “Artis Solo R&B Terbaik” dan “Video Musik Terbaik” di AMI Awards 2023.
The post Teza Sumendra Buka EP “Midnight Notion” dengan Single “Got Supplies” first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Bernadya Tawarkan Warna Baru dalam Single Anyar first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Bernadya melepas single anyar bertajuk “Kini Mereka Tahu” via JUNI Records. Warna baru ditawarkan penyanyi-penulis lagu kelahiran Surabaya ini, di mana Petra Sihombing kembali duduk di kursi produser. Keduanya sebelumnya juga bekerja sama saat penggarapan single perdana “Kata Mereka Ini Berlebihan”, yang dirilis pada 1 Februari 2024.
“Kini Mereka Tahu” kembali memperlihatkan kemampuan spesial Bernadya sebagai songwriter. Idenya segar dan dieksekusi dengan baik oleh Petra Sihombing sehingga makin melengkapi karya ini.
Kisah pilu yang digambarkan dalam “Kini Mereka Tahu” juga semakin terasa emosional dengan aransemen musik lebih kompleks dibandingkan lagu-lagu penyanyi ini sebelumnya.
“Seperti mendengarkan karakter lain dari Bernadya,” kata Adryanto Pratono, CEO JUNI Records, mengungkap pandangannya tentang single “Kini Mereka Tahu”.
Dari sisi lirik, “Kini Mereka Tahu” menjadi gambaran tentang terungkapnya kebenaran dalam sebuah hubungan.
“Tentang karangan kisah-kisah pasangan yang pada kenyataannya tidak seindah apa yang selama ini orang tahu,” demikian bunyi penjelasan dalam siaran pers yang diterima Billboard Indonesia.
Lebih dalam lagi, lewat “Kini Mereka Tahu” Bernadya memaparkan dari point of view orang tersakiti. Betapa besar usaha dia menutupi sifat buruk pasangannya padahal selama ini membuatnya sedih.
“Dari pihak yang tersakiti, dia merasa sudah lelah bahkan muak dengan terus melebih-lebihkan pasangannya kepada orang lain, sedangkan di balik itu ada banyak sifat buruknya yang selalu ditutup-tutupi,” solois kelahiran 16 Maret 2024 menambahkan soal tema lirik lagu barunya.
Melengkapi kehadiran single “Kini Mereka Tahu”, Bernadya melepas video lirik di kanal YouTube Bernadya. Video ini digarap oleh Rifqi Fadhlurrahman yang juga membuat video lirik single Bernadya sebelumnya, “Kata Mereka Ini Berlebihan”.
Dengan suasana ruang makan sebagai set utama video lirik ini, perempuan yang mengawali karier musiknya dengan membentuk duo Celine & Nadya pada 2018 itu memainkan imajinasinya seolah-olah sedang menceritakan sifat baik dan membanggakan pasangannya terhadap teman-temannya.
“Aku berharap dari lagu ini aku bisa mewakili banyak orang yang butuh menyampaikan perasaannya, namun merasa kesulitan. Dengan ‘Kini Mereka Tahu’, kalian bisa mengungkapkan semuanya sepuas-puasnya,“ ia mengakhiri.
Single terbaru Bernadya, “Kini Mereka Tahu” bisa didengarkan di layanan digital streaming platforms (DSP) seperti Spotify, Apple Music, Deezer, YouTube Music, dan lain-lain mulai Rabu, 8 Mei.
The post Bernadya Tawarkan Warna Baru dalam Single Anyar first appeared on Billboard Indonesia.
]]>