The post Film Biopik Amy Winehouse, “Back To Black” Dirilis Global Hari Ini first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Back To Black, film biopik yang mengangkat sebagian sisi kehidupan mendiang penyanyi Amy Winehouse akhirnya ditayangkan secara resmi mulai hari ini. Digarap bersama oleh STUDIOCANAL, Focus Features serta Monumental Pictures, dan menampilkan pembuat film dan seniman visual ternama Sam Taylor-Johnson yang mengarahkan dan sekaligus menjadi produser eksekutif film ini, serta bintang terkenal Marisa Abela yang didaulat sebagai pemeran sosok Amy Winehouse.
Sam Taylor-Johnson sebelumnya dikenal lewat Nowhere Boy (2009), sebuah film yang didasari pengalaman masa kecil penyanyi serta penulis lagu The Beatles, John Lennon. Sementara Marisa Abela lewat serial TV berjudul Industry yang tayang di HBO sejak 2020.
Focus akan mendistribusikan Back To Black di kawasan AS, sementara Universal Pictures International menangani distribusi internasional. Tapi tidak termasuk Inggris, Prancis, Jerman, Australia, Selandia Baru, Benelux, Skandinavia serta Polandia, yang akan ditangani oleh STUDIOCANAL.
Skenario Back To Black sendiri ditulis oleh Matt Greenhalgh, menyatukan kembali sang juru tulis dengan Taylor-Johnson setelah kolaborasi mereka di Nowhere Boy. Di fim yang memulai proses pengambilan gambarnya pada 16 Januari lalu di London, menampilkan banyak lagu hit Amy Winehouse, yang mendapat dukungan penuh dari Universal Music Group, Sony Music Publishing dan pewaris aset Amy Winehouse.
Disebutkan di siaran pers resmi yang diterima Billboard Indonesia, inti cerita Back To Black mengangkat tahun-tahun penuh semangat Amy Winehouse yang tinggal di London pada awal mula kariernya, serta perjalanan intensnya menuju ketenaran. Film tersebut berfokus pada kejeniusan, kreativitas, dan kejujuran Amy yang luar biasa, yang tertanam dalam segala hal yang dilakukannya. Sebuah perjalanan yang membawanya dari kegilaan dan nuansa Camden High Street tahun 90-an menuju pemujaan global.
Sutradara Sam Taylor-Johnson berkomentar: “Hubungan saya dengan Amy dimulai ketika saya meninggalkan perguruan tinggi dan sedang nongkrong di wilayah Camden di London yang sangat beragam dan kreatif. Saya mendapat pekerjaan di Koko Club yang legendaris, dan saya masih bisa mencium aroma setiap kios pasar, toko barang antik, dan jalanan (di sana)… Beberapa tahun kemudian Amy menulis lagu-lagunya yang sangat jujur saat tinggal di Camden. Seperti halnya saya, itu menjadi bagian dari DNA-nya. Saya pertama kali melihatnya tampil di pertunjukan bakat di Klub Jazz Ronnie Scott di Soho dan langsung terlihat jelas bahwa dia bukan hanya ‘bakat’… dia jenius. Sebagai pembuat film, Anda tidak bisa meminta lebih. Saya merasa senang dan tersanjung mendapat kesempatan untuk mewujudkan kisah indah dan tragis Amy ke bioskop disertai dengan bagian terpenting dari warisannya – musiknya. Saya sepenuhnya menyadari tanggung jawab ini, dengan kolaborator penulis saya – Matt Greenhalgh – saya akan membuat film yang kita semua akan cintai dan hargai selamanya. Sama seperti yang kita lakukan pada Amy.”
Produser dari Monumental Pictures, Alison Owen lalu menambahkan: “Amy Winehouse adalah talenta musik terhebat abad ke-21 sejauh ini. Namun seperti banyak ikon perempuan lainnya, tragedi kematiannya sepertinya mengaburkan kejayaan bakatnya… keceriaan para remaja, kegilaan Camden, kemudaan dan kecemerlangannya – kami ingin merebut kembali hal itu untuknya, dengan film ini.”
Sementara dari pihak pewaris aset Amy Winehouse, mereka mengungkapkan rasa senang terhadap inisiasi pembuatan film tersebut. “Kami sangat senang bahwa STUDIOCANAL, Focus Features, dan Monumental membuat film ini untuk merayakan warisan musik putri kami yang luar biasa, Amy, dan menampilkan bakatnya sebagaimana mestinya.”
“Merupakan kesenangan dan kehormatan besar bagi kami untuk memproduksi dan menghadirkan film ini kepada penonton. Kami sangat berterima kasih kepada mitra kami di Focus Features, The Amy Winehouse Estate, Universal Music Group, dan Sony Music Publishing yang memiliki kesempatan untuk menceritakan kisah Amy Winehouse dengan menggunakan musiknya yang luar biasa – dan kepada sutradara kami yang luar biasa, Sam Taylor-Johnson , dan bintang Marisa Abela, yang sangat bersemangat untuk bekerja sama. Amy Winehouse adalah seorang yang berbakat sekali dalam satu generasi – dan dengan mitra produksi kami di Monumental Pictures, kami akan berusaha untuk membuatnya bangga dengan film ini – dan menciptakan gambar acara yang digerakkan oleh musik untuk penonton baru dan lama, yang akan membuat kita semua tertawa , menangis – dan untuk benar-benar merayakan Amy dan kejeniusannya,” tutur Ron Halpern dan Joe Naftalin mewakili STUDIOCANAL dalam pernyataan bersamanya, melengkapi.
Amy Winehouse secara luas dianggap sebagai salah satu artis terhebat dalam sejarah, menjual lebih dari 30 juta rekaman di seluruh dunia, dan saat ini menghasilkan lebih dari 80 juta streaming per bulan. Albumnya yang terkenal, juga berjudul Back To Black (2006), mendorongnya menjadi bintang global, memenangkan dan memecahkan rekor lima Grammy Awards saat itu. Termasuk Record Of The Year dan Song of The Year untuk single hit “Rehab”. Pada 2008, Back to Black tercatat sebagai album terlaris ketujuh di dunia.
Amy Winehouse dilahirkan pada 14 September 1983 dan meninggal dunia pada 23 Juli 2011 akibat keracunan alkohol.
Saksikan trailer film Back To Black di tautan ini.
The post Film Biopik Amy Winehouse, “Back To Black” Dirilis Global Hari Ini first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Ghost Umumkan Penayangan Film Konser “Rite Here Rite Now” Secara Global first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Rite Here Rite Now, adalah film rekaman konser yang dipadukan dengan berbagai footage, yang menampilkan aksi panggung Ghost, unit rock bertopeng paling sensasional asal Swedia.
Film itu bakal mengombinasikan potongan-potongan video rekaman dari Re-Imperatour U.S.A. 2023, konser mereka di The Forum, Los Angeles, California, pada September 2023 lalu, disertai narasi yang melanjutkan kisah serial ‘webisode’ online mereka yang telah lama berjalan.
Rite Here Rite Now sendiri disutradarai oleh Alex Ross Perry dan sang pengonsep utama Ghost, Tobias Forge. Dipastikan, film yang didistribusikan oleh Trafalgar Releasing tersebut bakal ditayangkan di berbagai bioskop di seluruh dunia, hanya pada 20 dan 22 Juni 2024 saja.
Pada 9 Mei, trailer film Rite Here Rite Now akan dipertontonkan ke publik, diikuti penjualan tiket serta pemesanan album soundtrack rilisan Loma Vista Recordings, pada hari yang sama.
Lebih dari satu dekade lalu, saat Ghost dikontrak oleh Loma Vista, Tom Whalley, pemilik dan CEO label rekaman tersebut menanyakan apa cerita dari band ini.
“Dia merasa menurutkan cerita sangat vital untuk mendapatkan interkasi dari penggemar-penggemar baru,” ujar Forge mengenang.
“Saya mengatakan bahwa karena kami adalah ‘band belia’ baru, dan yang lebih penting lagi kami adalah band baru yang tidak dikenal. Tidak ada cerita yang menarik untuk diceritakan. Belum. Namun saya mengatakan kepadanya bahwa jika dia menginginkan sebuah cerita, saya bisa membuatkannya. Film ini adalah buah dari percakapan itu.”
Bocoran tentang Rite Here Rite Now sendiri sudah diungkapkan Forge dalam sebuah wawancara di Los Angeles tahun lalu. Lalu sebuah promo tersamar tentang film itu ditayangkan di media sosial bulan lalu, yang semakin mempertegas rencana itu.
Pada Oktober 2023 lalu, Ghost baru saja merampungkan tur untuk mempromosikan album, Impera (2022), yang ditutup dengan beberapa penampilan di Australia. Rangkaian konser itu, sekaligus mengakhiri karakter Forge sebagai Papa Emeritus IV.
Dibentuk pada 2006 silam, Ghost sejauh ini telah menghasilkan album Opus Eponymous (2010), Infestissumam (2013), Meliora (2015), Prequelle (2018) dan Impera (2022). Ketika merilis Infestissumam,Ghost berhasil mendapatkan penghargaan Grammy untuk kateogori Best Hard Rock/Metal Album.
Juga pada album Meliora, yang menududuki peringkat pertama terlaris di Swedia, serta posisi kedua di Billboard 200. Single unggulan dari album itu, “Cirice” juga mendatangkan penghargaan Grammy (2016) untuk kategori Best Metal Performance. “Cirice” dan single “From the Pinnacle to the Pit” juga tercatat dalam daftar peringkat lima besar lagu terlaris di Billboard Mainstream Rock Songs.
The post Ghost Umumkan Penayangan Film Konser “Rite Here Rite Now” Secara Global first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Pierce The Veil Mendaur Ulang Lagu Radiohead, “Karma Police” first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Pierce The Veil dari San Diego, AS telah meluncurkan versi daur ulang lagu klasik milik grup rock asal Inggris, Radiohead, “Karma Police.”
Versi asli lagu “Karma Police” dirilis pada 25 Agustus 1997 silam, sebagai single kedua dari album OK Computer (1997).
Ide untuk merekam ulang lagu itu berangkat dari sambutan para penggemar Pierce The Veil ketika mereka membawakan “Karma Police” untuk stasiun radio triple j Australia. Kini, band tersebut merekamnya secara resmi dalam versi studio.
Tanpa menghilangkan gaya khas mereka, Pierce The Veil menginterpretasi lagu tersebut dengan apik, yang menjadi bukti potensi musikal mereka, dengan memberikan tampilan baru yang segar pada “Karma Police”.
Band yang dihuni gitaris/vokalis Vic Fuentes, gitaris Tony Perry serta bassis Jaime Preciado ini mengatakan, “Kami adalah produk dari era MTV tahun 80-an dan 90-an, jadi lagu seperti ‘Karma Police’ telah meresap di dalam pikiran masa kecil kami. Kami menggali kesempatan ini sebagai kesempatan untuk menikmati sesuatu yang nyaman dan tak asing,” dikutip Billboard Indonesia pada Sabtu, (20/04/2024).
“Mengambil inspirasi dari kenangan dan emosi yang ditimbulkan oleh lagu tersebut dalam diri kami, kami menciptakan sebuah versi yang mencerminkan dari mana kami berasal sebagai sebuah band. Kami senang mengetahui bahwa lagu tersebut tetap membayangi dan indah, bahkan ketika disalurkan melalui pedal distorsi dan gitar yang keras,” lanjutnya.
Perpaduan sempurna antara intensitas post-hardcore dan kedalaman emosional, Pierce The Veil mengukir indah namanya lantaran mampu memberikan pengalaman konser yang tak terlupakan kepada penggemarnya. Musim panas ini mereka berkeliling Amerika Utara sebagai band pendamping tur ‘sekali lagi’ dari Blink-182. Tanggalnya telah dimulai sejak 20 Juni di Orlando, Florida dan akan berakhir di Toronto, Kanada pada 15 Agustus mendatang. Band ini juga akan singgah di Festival Lollapalooza, Chicago pada 1 – 4 Agustus.
Saat merilis The Jaws Of Life, Pierce The Veil mendapat pengakuan dunia. Album kelima mereka tersebut dirilis melalui label lama Fearless Records, berhasil mencapai posisi mencengangkan di berbagai tangga rilisan terlaris di Billboard. Berada di posisi No.14 di Top 200, No.2 di Alternative Album dan Independent Albums, No. 3 di Top Rock Albums serta No.1 di Top Hard Rock Albums.
Salah satu singlenya, “Emergency Contact” menempati posisi No.1 di Alternative Radio, yang pertama bagi band ini dalam sejarah panjang mereka. Lagu tersebut, bersama dengan single dari The Jaws of Life lainnya – “Pass The Nirvana”, “Even When I’m Not with You” dan “12 Fractures (feat. Chloe Moriondo)” – telah diputar lebih dari 140 juta kali secara kolektif.
Pierce The Veil memulai debutnya di puncak tangga lagu Top Rock Albums, Alternative Albums dan Hard Rock Albums lewat album Collide with the Sky (2012) dan Misadventures (2016). Satu dekade setelah dirilis, lagu “King for a Day” yang sudah mendapatkan platinum melesat ke No. 1 di tangga lagu Hard Rock Streaming Billboard, didorong oleh tagar #KingForADay yang viral di TikTok.
The post Pierce The Veil Mendaur Ulang Lagu Radiohead, “Karma Police” first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Bad Omens akan Rilis “Concrete Jungle [The OST]” pada 31 Mei 2024 first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Jadwal perilisan proyek rekaman terbaru dari band metalcore asal AS, Bad Omens, Concrete Jungle [The OST] akhirnya diumumkan. Tepatnya pada 31 Mei 2024 mendatang, yang kembali diedarkan melalui label Sumerian Records.
Bisa dibilang, rilisan ini merupakan paket ekspansi dari album The Death of Peace of Mind, yang menampilkan versi remix, lagu live serta karya kolaborasi dengan HEALTH, WARGASM, dan banyak lagi.
Sebelumnya, pemanasan menuju perilisan Concrete Jungle sudah diembuskan melalui serangkaian materi promo. Dimulai dengan peluncuran single “V.A.N” yang menampilan kolaborasi Bad Omens dengan solois nyentrik, Poppy.
Promo terbaru adalah peluncuran “The Drain”, sebuah lagu kolaboratif yang menampilkan Bad Omens bekerja sama dengan musisi Swarm dan band industrial/noise rock HEALTH. Video visualizer untuk “The Drain” sudah ditayangkan di YouTube pada 18 April 2024.
Pratinjau untuk Concrete Jungle lainnya juga dimeriahkan penayangan versi yang dibuat ulang dan direnovasi dari judul lagu untuk album Bad Omens pada 25 Februari 2022 lalu, yakni The Death of Peace of Mind yang kini menampilkan vokal tambahan dari komposer/perancang suara New York, So Wylie.
Remix tersebut membawa lagu orisinal yang sangat antemik itu ke arah yang berbeda melalui olahan efek suara chipmunk-pitchshifted pada vokal Noah Sebastian, plus terapan ketukan cepat yang luar biasa, serta suara yang bernuansa sangat hening.
The Death of Peace of Mind sendiri merupakan album studio ketiga dari Bad Omens yang berhasil mengerek popularitas band ini ke skala yang lebih luas. Antara lain memuat lagu yang kini menjadi favorit para penggemarnya seperti “Concrete Jungle”, “The Death of Peace of Mind”, “Like a Villain”, “Just Pretend”, dan “Artificial Suicide”. Sejauh ini, album tersebut berhasil menembus berbagai peringkat di tangga lagu Billboard. Di antaranya bertengger di peringkat No. 1 di chart Heatseekers Albums serta No. 11 di Top Hard Rock Albums.
Berikut daftar lengkap lagu-lagu di Concrete Jungle [The OST]:
01. C:\Projects\CJOST\BEATDEATH
02. V.A.N – Bad Omens, Poppy
03. THE DRAIN – Bad Omens, HEALTH, SWARM
04. TERMS & CONDITIONS – Bad Omens, Bob Vylan
05. HEDONIST [RECHARGED] – Bad Omens, Wargasm
06. EVEN – Bad Omens
07. LOADING SCREEN – Bad Omens
08. ANYTHING > HUMAN – Bad Omens, ERRA
09. DIGITAL FOOTPRINT – Bad Omens
10. NERVOUS SYSTEM – Bad Omens, iRis.EXE
11. C:\Projects\CJOST\FINDPEACE
12. ARTIFICIAL SUICIDE [UNZIPPED] – Bad Omens, Thousand Below
13. THE GREY [UNZIPPED] – Bad Omens, Thousand Below
14. THE DEATH OF PEACE OF MIND [WE ARE FURY PATCH] – Bad Omens, WE ARE FURY
15. THE DEATH OF PEACE OF MIND [SO WYLIE PATCH] – Bad Omens, So Wylie
16. BAD DECISIONS [LOFI] – Bad Omens, Dahlia
17. JUST PRETEND [CREDITS] – Bad Omens, Jenny (Let’s Eat Grandma), Chief
18. C:\Projects\CJOST\CLEARMIND
19. ARTIFICIAL SUICIDE [LIVE 2024] – Bad Omens
20. LIKE A VILLAIN [LIVE 2024] – Bad Omens
21. THE GREY [LIVE 2024] – Bad Omens
22. WHAT DO YOU WANT FROM ME? [LIVE 2024] – Bad Omens
23. NOWHERE TO GO [LIVE 2024] – Bad Omens
24. V.A.N [LIVE 2024] – Bad Omens, Poppy
25. THE DEATH OF PEACE OF MIND [LIVE 2024] – Bad Omens
26. JUST PRETEND [LIVE 2024] – Bad Omens
The post Bad Omens akan Rilis “Concrete Jungle [The OST]” pada 31 Mei 2024 first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Architects Berkolaborasi dengan Jordan Fish di Single “Curse” first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Kebrutalan sonik dari grup metalcore terkenal asal Inggris, Architects kembali terdengar mengawali 2024. Sebuah single eksplosif terbaru berjudul “Curse” telah diperdengarkan pada 10 April lalu. “Curse” sendiri diproduseri oleh Jordan Fish, mantan personel Bring Me the Horizon dan dirilis melalui label rekaman Epitaph Records.
Bersamaan dengan perilisan single tersebut, Architects juga mengumumkan jadwal tur kedua mereka di kawasan Amerika Utara. Di antaranya didampingi band-band seperti Of Mice & Men, While She Sleeps, We Came As Romans dan Brutus. Juga akan tampil di beberapa festival seperti Welcome To Rockville, Sonic Temple, Louder Than Life dan Aftershock.
Kehadiran “Curse” menyusul single sebelumnya, “Seeing Red” yang mendapat pujian positif dari berbagai media, dan telah mencatatkan lebih dari 23 juta streaming secara global, dan menghasilkan lebih dari satu juta streaming seminggu secara global sejak dirilis pada Desember 2023 lalu.
Selain itu, lagu tersebut juga mencapai peringkat No. 6 di Inggris, No. 8 di Australia dan Belgia serta No. 13 di AS di tangga lagu Viral 50 Spotify. “Seeing Red” menandai perilisan pertama band ini sejak album mereka yang dipuji pada 2022 lalu, The Classic Symptoms Of A Broken Spirit, yang menduduki No. 1 di tangga lagu Album Rock & Metal Inggris.
The Classic Symptoms Of A Broken Spirit menindaklanjuti album 2021 lalu, yakni For They That Wish To Exist yang menduduki puncak tangga lagu terlaris di Inggris.
The post Architects Berkolaborasi dengan Jordan Fish di Single “Curse” first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Lagu “Black Hole Sun” Milik Soundgarden Kembali Teratas di Billboard first appeared on Billboard Indonesia.
]]>“Black Hole Sun” adalah lagu terpopuler grup alternative rock asal Seattle, AS, Soundgarden. Pertama kali dirilis pada 13 Mei 1994 silam sebagai single, dan berhasil menerobos ke puncak terlaris di daftar peringkat Billboard Album Rock Tracks, dan bertahan selama tujuh minggu di posisi tersebut.
Tapi minggu ini, “Black Hole Sun” mendadak kembali muncul di daftar peringkat lagu-lagu Billboard, tepatnya di Hot Hard Rock Songs. Tidak tanggung-tanggung, lagu tersebut langsung menempati posisi pertama. Prestasi pertama terbaik mereka di chart tersebut.
Popularitas “Black Hole Sun” sendiri melonjak beberapa dekade setelah dirilis bukan karena perilisan ulang khusus atau perayaan hari jadi, tetapi karena peristiwa yang tidak ada hubungan sama sekali dengan Soundgarden. “Black Hole Sun” adalah salah satu dari sejumlah lagu yang meledak di angka streaming lantaran terkait dengan terjadinya gerhana matahari di kawasan AS.
Jadi beberapa lagu yang ditempelkan di cuplikan atau potongan video yang berhubungan dengan fenomena alam tersebut, serta segala sesuatu yang berkaitan dengan matahari dan bulan melonjak di platform seperti iTunes dan Spotify pada hari kejadian. “Black Hole Sun” sendiri mencatatkan perolehan sebesar 123% dalam aktivitas streaming di situs-situs seperti Amazon Music dan Apple Music.
Tangga lagu Hot Hard Rock Songs sendiri baru diperkenalkan setelah melewati masa kejayaan Soundgarden. Jadi tidak terlalu mengejutkan jika band tersebut belum menghasilkan banyak hits dalam penghitungannya. Tapi fakta bahwa mereka mampu mencapai peringkat terlaris pada percobaan pertama tentu sungguh mengesankan.
Lagu “Black Hole Sun” ditulis oleh mendiang vokalis Chris Cornell, dan termuat di album studio keempat Soundgarden, Superunknown (1994). Ketika pertama kali dirilis pada 8 Maret 1994, album tersebut berhasil bertengger di posisi puncak terlaris Billboard 200, dan terjual sebanyak 310,000 keping di minggu pertamanya.
Dua single yang mempromosikan Superunknown, yakni “Spoonman” dan “Black Hole Sun” masing-masing berhasil memenangkan Grammy Awards 1995 di kategori Best Metal Performance dan Best Hard Rock Performance.
Aktivitas Soundgarden perlahan memudar pada 1997, dan menjadi beku setelah Chris Cornell meninggal dunia pada 18 Mei 2017 lalu.
The post Lagu “Black Hole Sun” Milik Soundgarden Kembali Teratas di Billboard first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Spotify Rencanakan Kenaikan Harga Baru, dan Lebih Mahal first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Spotify sedang berancang-ancang untuk membuat perubahan besar pada paket berlangganannya. Layanan streaming audio raksasa asal Swedia tersebut dilaporkan sudah merencanakan kenaikan harga berikutnya, dan kini juga tengah merevisi struktur langganannya. Rencana kenaikan itu terungkap lewat laporan terbaru dari Bloomberg.
Pada akhir April, Spotify dilaporkan berencana menaikkan paket langganan individualnya sebesar $1 setiap bulan dan paket Premium Family dan Premium Duo sebesar $2, yang akan diberlakukan di Inggris, Australia serta Pakistan. Kenaikan harga akan diterapkan ke pasar lain akhir tahun ini, termasuk Amerika Serikat.
Terakhir kali Spotify menaikkan harga langganannya adalah tahun lalu, ketika Spotify menaikkan paket langganan Premium dari $9,99 menjadi $10,99 per bulan. Paket Keluarga Premiumnya juga naik dari $15,99 menjadi $16,99 per bulan. Premium Duo meningkat dari $12,99 menjadi $14,99, dan Premium Student naik dari $4,99 menjadi $5,99 per bulan.
Kabar kenaikan tersebut terjadi tak lama setelah Tidal menurunkan harga langganan “HiFi Plus” menjadi $10,99 per bulan. Spotify Premium sekali lagi menjadi lebih mahal. Bahkan harganya lebih mahal dibanding Apple Music, Tidal, Amazon Music, dan sejenisnya untuk pertama kalinya. Namun, struktur langganan baru konon akan memungkinkan pengguna untuk mempertahankan harga lama selama mereka dapat melakukannya tanpa buku audio. Jika pengguna ingin melakukan streaming buku audio, mereka harus mengeluarkan biaya ekstra.
Untuk menghindari kehilangan pelanggan – seperti sudah disinggung di atas – Spotify bermaksud mengubah struktur langganannya dan memperkenalkan langganan ‘Dasar’ baru yang mencakup musik dan podcast, tetapi tanpa kesertaan buku audio. Langganan tersebut akan ditawarkan dengan harga langganan Premium saat ini, yaitu $10,99 per bulan. Langganan Premium mencakup 15 jam streaming buku audio per bulan, yang harus dibayar secara terpisah oleh pengguna langganan Basic.
Spotify juga dikatakan sedang mengerjakan langganan ‘Supremium‘ yang lebih mahal, yang akan memberi pengguna akses ke musik dalam kualitas hi-fi dengan harga lebih tinggi. Apakah rencana itu pada akhirnya akan dilaksanakan masih harus ditunggu perkembangannya, karena pesaing seperti Apple Music dan Tidal kini menawarkan kualitas hi-fi tanpa dikenakan biaya tambahan.
Kebijakan kenaikan harga ini bertujuan untuk membuat Spotify mendapatkan keuntungan. Karena meskipun raksasa streaming tersebut menghasilkan pendapatan setara dengan sekitar $14,3 miliar pada 2023 lalu, namun sebenarnya mereka juga mengalami kerugian sekitar $483 juta.
Spotify baru-baru ini memperingatkan para investornya bahwa kenaikan harga akan segera terjadi pada 2024. Dalam laporan pendapatan pada Februari, CEO Spotify Daniel Ek mengklaim bahwa “tingkat hambatan investasi telah meningkat” dan sebagai hasilnya, Spotify mungkin menghasilkan sedikit keuntungan perubahan.
“Kami memiliki berbagai faktor yang dapat digunakan pada waktu yang berbeda untuk mendorong pertumbuhan pendapatan. Hal ini termasuk meningkatkan jumlah pengguna kami, menciptakan bisnis baru dengan aliran pendapatan baru, dan meningkatkan pendapatan per pengguna melalui kenaikan harga,” ujar Ek.
Spotify telah banyak berinvestasi dalam memperluas bisnis buku audio selama setahun terakhir. Pada November, mereka menambahkan 200.000 judul buku audio ke platformnya di AS, yang tersedia bagi pelanggan premium yang memiliki 15 jam akses buku audio setiap bulannya.
Selama kuartal keempat tahun 2023, jumlah pendapatan yang diperoleh perusahaan setelah biaya langsung, adalah 26,7%. Margin kotor tersebut meningkat tipis dari 26,4% yang dilaporkan pada kuartal ketiga. Spotify mengatakan dalam laporan pendapatannya bahwa pertumbuhan tersebut sebagian diimbangi oleh biaya awal buku audio. Margin kotornya selama periode waktu tersebut adalah 26,7%.
“Pada Q4, kami menjadi penyedia buku audio No. 2 di belakang Audible, yang merupakan hal yang penting mengingat betapa kuatnya para pemain lama,” kata Ek meyakinkan, pada Februari lalu.
Investasi besar Spotify pada buku audio terjadi tepat sebelum mereka memberhentikan 1.500 karyawannya pada Desember lalu, yang berarti pengurangan 17% dari tenaga kerjanya.
The post Spotify Rencanakan Kenaikan Harga Baru, dan Lebih Mahal first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post From The Desk Of… Dahlia Wijaya first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Emansipasi perempuan mungkin cenderung terdengar klise saat ini. Mengingat di era kemajuan teknologi yang demikian pesat membuat siapa pun bisa mengakses berbagai pengetahuan dan keahlian tanpa terbatasi gender. Tapi kenyataan di lapangan, memang banyak profesi atau posisi tertentu yang masih dikuasai kaum Adam. Khususnya yang berkaitan dengan jabatan pengambil keputusan.
Dahlia Wijaya adalah satu di antara sedikit perempuan yang menurut kami berhasil mematahkan dominasi tadi. Selama lebih dari 10 tahun berkarier di industri musik Tanah Air, ia berhasil menerobos jauh ke atas, hingga ke posisi strategis. Memulai langkahnya pada Februari 2006 di label rekaman Nagaswara, tanpa modal pengetahuan apa-apa tentang bagaimana memasarkan produk rilisan musik yang saat itu masih berformat fisik. Lalu mulai merambah ranah pemasaran digital dua tahun kemudian di perusahaan yang sama. Tapi mulai April 2012, jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara, Jakarta tersebut pindah ke perusahaan rekaman lainnya, GP Records, dan berhasil menempati jabatan sebagai Co-Founder sekaligus Managing Director hingga Desember 2018.
Dahlia mengelola sebanyak lebih dari 6,000 katalog musik rekaman serta merancang strategi promosi dan pemasaran terhadap 20 artis yang terikat kontrak di label rekaman tersebut. Mulai dari Andra & The Backbone, Mulan Jameela, Seventeen, Ikke Nurjanah, Soundwave, Rinni Wulandari, Five Minutes, Nafa Urbach hingga Badai Romantic Project. Kurang dari satu tahun kepemimpinannya, GP Records berhasil mencatatkan rilisannya di Top 10 Sales RBT (ring back tone) serta Top 10 Karaoke Sales di Indonesia.
Tantangan baru ia temui ketika bergabung dengan Believe Music, salah satu perusahaan musik digital terkemuka di dunia, yang berkantor pusat di Prancis. Dahlia memulai petualangannya di sini sejak Januari 2019 sebagai Country Manager untuk wilayah Indonesia, di mana ia memimpin sebuah tim yang berdedikasi pada pengembangan artis dan turut menyukseskan beberapa artis ternama yang berkarya bersama, seperti Tulus, Pamungkas, Hindia, Idgitaf, Nadin Amizah, dan Yura Yunita. Hanya dalam kurun waktu kurang dari lima tahun, tepatnya per November 2023, Dahlia dipercaya untuk mengemban tugas yang lebih luas, yakni sebagai Country Director di tiga negara sekaligus; Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Nah, terkait emansipasi perempuan tadi, Dahlia sendiri rupanya memang menyimpan obsesi untuk turut berkontribusi memajukan peranan kaum Hawa. Sebagai seorang perempuan, ia ingin mendorong semua perempuan yang terlibat dalam industri musik, kreatif maupun korporat, untuk saling menginspirasi, mendukung dan ikut membimbing perempuan lainnya. Perempuan memberdayakan perempuan. Dan kebetulan, di Believe Music Indonesia, terbuka ruang yang lebih leluasa baginya untuk mewujudkan niat itu.
“Di Believe, kami sangat menjunjung kesetaraan, menjaga keseimbangan jumlah perempuan dan laki-laki di tim kami, dan juga di level manajer,” tuturnya kepada Billboard Indonesia. “Saat ini, komposisi perempuan di tim Believe Indonesia adalah 51%. Kalau di Believe, kami harus menjunjung gender equity. Dan itu bukan hanya (berlaku) untuk posisi staf, tapi sampai ke level manajer juga. Makanya di (Believe) internasional, perempuan juga harus ada di top management. Data tahun 2023, kini ada 43% perempuan yang kerja di Believe, dan 38% di antaranya adalah manajer. Believe juga baru saja merilis survei ‘Be the Change’ yang merupakan contoh komitmen kami untuk mendukung perempuan dalam musik dan mempromosikan kesetaraan gender.”
“Be the Change” sendiri adalah studi tahunan yang diprakarsai oleh Believe dan TuneCore (salah satu anak perusahaan Believe dan mitra pengembangan independen terkemuka untuk artis yang merilis sendiri), bekerja sama dengan firma konsultasi dan peneliti pasar terkemuka MIDiA Research untuk memperingati International Women’s Day (Hari Perempuan Sedunia). Dengan mengedepankan tema ‘kesetaraan gender di musik’, mereka melakukan survei terhadap 4.100 pelaku industri musik – dengan fokus utama pada para kreator – dalam upaya untuk lebih memahami perjuangan mereka dan memberikan strategi nyata untuk membantu mengatasi tantangan mereka.
Di tengah kesibukannya, Dahlia Wijaya meluangkan waktu untuk membahas banyak hal dengan Billboard Indonesia, yang berkaitan dengan tugasnya sebagai Country Director, serta peranan dan kontribusi Believe Music Indonesia sendiri terhadap pengembangan industri musik lokal.
Simak cerita selengkapnya di Billboard Indonesia edisi perdana.
The post From The Desk Of… Dahlia Wijaya first appeared on Billboard Indonesia.
]]>