youtube - Billboard Indonesia https://billboard-indonesia.com Music Charts, News, Photos & Video Mon, 01 Jul 2024 05:14:08 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.5.5 https://billboard-indonesia.com/wp-content/uploads/2024/03/cropped-logo-2_black-e1711212522403-32x32.png youtube - Billboard Indonesia https://billboard-indonesia.com 32 32 231307646 YouTube dan Tiga Raksasa Musik Global Bahas Lisensi Musik untuk Alat AI https://billboard-indonesia.com/market/industry-news/2024/07/01/youtube-dan-tiga-raksasa-musik-global-bahas-lisensi-musik-untuk-alat-ai/ https://billboard-indonesia.com/market/industry-news/2024/07/01/youtube-dan-tiga-raksasa-musik-global-bahas-lisensi-musik-untuk-alat-ai/#respond Mon, 01 Jul 2024 04:06:06 +0000 https://billboard-indonesia.com/?p=7910 YouTube ingin menawarkan uang tunai di muka dalam bentuk pembayaran sekaligus untuk mendapatkan hak atas musik artis tertentu dengan izin dari artisnya.

The post YouTube dan Tiga Raksasa Musik Global Bahas Lisensi Musik untuk Alat AI first appeared on Billboard Indonesia.

]]>

YouTube milik Google sedang melakukan pembicaraan dengan perusahaan rekaman milik tiga raksasa musik global – Sony Music Group, Universal Music Group, dan Warner Music Group – untuk melisensikan musik mereka, guna melatih alat kecerdasan buatan (AI) yang akan mengkloning musik artis populer.

Financial Times melaporkan, YouTube ingin menawarkan uang tunai di muka dalam bentuk pembayaran sekaligus untuk mendapatkan hak atas musik artis tertentu – dengan izin dari artis itu sendiri. Dikutip Billboard Indonesia, Senin, 1 Juli 2024.

Idenya adalah untuk mendorong lebih banyak seniman agar mengizinkan karya mereka digunakan untuk membuat alat musik kecerdasan buatan. YouTube menginginkan “lusinan” artis untuk berpartisipasi, dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakannya kepada Financial Times.

Belum diketahui seberapa reseptif para artis terhadap gagasan ini, dan gagasan mengenai perusahaan rekaman dan penerbitan yang menjual hak artis tanpa izin tampaknya sudah melampaui batas. Namun, yang diketahui adalah dua perusahaan besar – Universal dan Warner – tahun lalu menjalin kemitraan dengan YouTube untuk bersama-sama mengembangkan alat AI dengan partisipasi artis.

Yang perlu diperhatikan, Sony tidak mengambil bagian dalam upaya ini. Perusahaan ini kembali tampil menonjol pada bulan lalu ketika mengirimkan surat kepada sekitar 700 pengembang AI yang memberi tahu mereka bahwa Sony secara default “memilih tidak ikut” untuk menggunakan kontennya dalam pelatihan AI. 

Berdasarkan laporan Financial Times, upaya awal YouTube dalam bekerja sama dengan artis pada alat AI tampaknya tidak memenuhi harapan: Hanya 10 artis yang setuju untuk berpartisipasi dalam pelatihan Dream Track, alat yang dimaksudkan untuk menghadirkan musik yang dihasilkan AI ke YouTube Shorts, video pesaing platform TikTok.

YouTube kini bergerak melampaui Dream Track dan mengerjakan alat-alat baru – tetapi sekali lagi dengan tujuan untuk mengintegrasikannya ke dalam YouTube Shorts.

Perusahaan-perusahaan rekaman sangat optimistis terhadap teknologi AI, dan berupaya mencari cara untuk memonetisasi konten berhak cipta mereka dalam pengembangan alat AI, dan mengembangkan alat untuk meningkatkan proses kreatif artis mereka.

Namun, para seniman sendiri nampaknya lebih berhati-hati daripada optimistis terhadap AI. Meskipun beberapa perusahaan, seperti Grimes dan 3LAU, dengan sepenuh hati menerima teknologi ini, namun lebih banyak lagi yang menyatakan keprihatinan mengenai dampak teknologi terhadap kreativitas manusia di masa depan.

Lebih dari 200 artis dan band – termasuk Billie Eilish, Pearl Jam, Katy Perry, Stevie Wonder dan Smokey Robinson – menandatangani surat pada April yang meminta pengembang AI untuk “menghentikan penggunaan AI yang melanggar dan merendahkan hak seniman manusia.”

Surat yang digagas Artist Rights Alliance tersebut menyatakan, “jika digunakan secara bertanggung jawab, AI memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan kreativitas manusia,” namun “beberapa platform menggunakan AI untuk menyabotase kreativitas dan melemahkan artis, penulis lagu, musisi, dan pemegang hak cipta.”

Belum jelas kategori mana yang akan termasuk dalam alat baru YouTube yang dimaksudkan untuk mengkloning karya seniman seperti dilaporkan Financial Times tadi.

“Industri sedang bergulat dengan hal ini.  Secara teknis perusahaan memiliki hak cipta, tapi kami harus memikirkan cara memainkannya,” kata seorang eksekutif perusahaan musik besar yang tidak disebutkan namanya kepada Financial Times. “Kami tidak ingin dilihat sebagai seorang yang menolak teknologi baru.” 

Sementara itu, pekan lalu, Sony, Universal, dan Warner menggugat pengembang musik AI, Suno dan Udio, atas dugaan penggunaan musik berhak cipta tanpa izin untuk melatih model AI milik mereka.

Ini merupakan tanda bahwa industri musik bersikukuh memperjuangkan hak-hak mereka dengan sekuat tenaga melawan perusahaan-perusahaan yang secara efektif berusaha menggantikan talenta manusia dengan alat AI yang dilatih tanpa izin. Dalam hal ini, musik buatan manusia yang memiliki hak cipta.

The post YouTube dan Tiga Raksasa Musik Global Bahas Lisensi Musik untuk Alat AI first appeared on Billboard Indonesia.

]]>
https://billboard-indonesia.com/market/industry-news/2024/07/01/youtube-dan-tiga-raksasa-musik-global-bahas-lisensi-musik-untuk-alat-ai/feed/ 0 7910
NexTone Buka Peluang Pendapatan Baru untuk Musisi Musik Cover di YouTube https://billboard-indonesia.com/market/industry-news/2024/06/12/nextone-buka-peluang-pendapatan-baru-untuk-musisi-musik-cover-di-youtube/ https://billboard-indonesia.com/market/industry-news/2024/06/12/nextone-buka-peluang-pendapatan-baru-untuk-musisi-musik-cover-di-youtube/#respond Wed, 12 Jun 2024 08:13:04 +0000 https://billboard-indonesia.com/?p=6911 Melalui layanan eksklusif CRIP, NexTone memastikan identifikasi yang akurat atas musik yang memiliki hak cipta di dalam video.

The post NexTone Buka Peluang Pendapatan Baru untuk Musisi Musik Cover di YouTube first appeared on Billboard Indonesia.

]]>

NexTone Inc. membuat langkah maju dengan berbagai layanan dan alat bantu bisnis yang mencakup lebih dari sekadar manajemen hak cipta. NexTone Inc. merupakan perusahaan manajemen hak cipta musik terkemuka di Jepang.

Didirikan pada Juli 2000 setelah diberlakukannya undang-undang manajemen hak cipta Jepang, NexTone menjadi perusahaan publik yang terdaftar di Tokyo Stock Exchange Mothers pada Maret 2020.

Menurut keterangan resmi yang diterima Billboard Indonesia, Rabu, 12 Juni, NexTone menawarkan berbagai layanan termasuk Layanan Distribusi Digital, Layanan Pemasaran & Promosi, Layanan Administrasi dan Keagenan untuk Penerbit Musik, dan Layanan Pengembangan Sistem.

Sejak didirikan lebih dari dua dekade silam, dengan Presiden dan CEO-nya, Masahiro Anan, NexTone secara strategis meningkatkan potensi pendapatan dari video cover musik (termasuk cover vokal dan instrumental) di YouTube. Pertumbuhan perjanjian lisensi yang konsisten di Jepang membuka jalan bagi peluncuran layanan ini secara internasional.

Layanan peningkatan pendapatan saluran YouTube yang berkantor pusat di Shibuya-ku, Tokyo ini memang menunjukkan pertumbuhan yang substansial. Khususnya, layanan CRIP (Cover Revenue Improvement Project) yang sukses mendapatkan kontrak dengan beberapa MCN besar dan perusahaan hiburan di Jepang. Bahkan, saat ini memperluas jangkauannya secara internasional.

CRIP memanfaatkan kemampuan identifikasi musik canggih NexTone di YouTube, sehingga memungkinkan peningkatan pendapatan yang signifikan untuk video musik cover. Layanan ini memastikan identifikasi yang akurat atas musik yang memiliki hak cipta di dalam video, memberikan informasi yang tepat dan transparan kepada para pemegang hak cipta.

Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan pendapatan bagi para kreator video musik cover, namun juga meluas ke konten video lainnya, seperti pertunjukan musik live, animasi, dan acara TV, yang secara umum sulit untuk dimonetisasi.

CRIP telah membuktikan kesuksesannya di Jepang, digunakan oleh berbagai MCN besar, perusahaan produksi, stasiun TV, dan perusahaan media untuk meningkatkan pendapatan.

Saat ini, NexTone berfokus pada perluasan jangkauan CRIP ke pasar global, dengan keyakinan akan potensinya untuk memberikan pertumbuhan pendapatan yang substansial di seluruh dunia.

The post NexTone Buka Peluang Pendapatan Baru untuk Musisi Musik Cover di YouTube first appeared on Billboard Indonesia.

]]>
https://billboard-indonesia.com/market/industry-news/2024/06/12/nextone-buka-peluang-pendapatan-baru-untuk-musisi-musik-cover-di-youtube/feed/ 0 6911