Jumat (30/8) malam, seperti biasa M Bloc Space diramaikan para pengunjung dengan agendanya masing-masing yang memadati area kreatif tersebut. Namun, bagi mereka yang beranjak ke M Bloc Live House malam itu, agenda utama mereka adalah kembali ke masa lalu, tepatnya di tahun 2007 ketika album penuh perdana Zeke and the Popo yang bertajuk Space in the Headlines dirilis dan menjadi salah satu album berpengaruh dalam kancah musik indie Tanah Air dari era lahirnya hingga saat ini.
Malam itu di M Bloc Live House, Zeke and the Popo menggelar showcase eksklusif bertajuk “Zeke and the Popo Play Space in the Headlines”, sebuah pertunjukan khusus di mana mereka memainkan keseluruhan album Space in the Headlines sekaligus merayakan perilisan album tersebut di seluruh digital streaming platform.
Namun, tak semua yang mengular masuk adalah “anak indie lama” yang ingin mengenang kembali masa sekolah atau kuliah mereka ketika album itu dirilis, banyak juga penonton yang terlihat dari generasi Z yang penasaran untuk menonton langsung aksi panggung Zeke and The Popo, karena bagaimanapun, ini termasuk dibilang momen cukup langka mengingat sang vokalis Zeke Khaseli lebih sering berdiam di Amerika Serikat dibanding Indonesia dan penampilan live mereka di Tanah Air bisa dihitung dengan jari.
Konser dibuka oleh Swellow, unit alternatif dari Bogor yang juga telah mendapat perhatian dengan berbagai rilisan dan tampil di berbagai gigs. Konser ini menjadi penampilan perdana bagi kuintet ini tampil di M Bloc Live House dan mereka pun unjuk gigi dengan lagu-lagu andalan mereka dari album mini Karet (2021) dan album penuh Katus (2023) yang terinspirasi dari 90s indie rock. Mereka tampil cukup lama membawakan sekitar 11 lagu dengan durasi sekitar 45 menit untuk memanaskan penonton dalam ruang persegi seluas 450 meter tersebut.
Waktu sudah hampir menunjukkan setengah sepuluh malam ketika Zeke Khaseli, Iman Fattah, Leonardo Ringo, Yuditia Noor, dan Yosaviano Santoso akhirnya naik ke panggung dan memainkan lagu pertama, “Profesor Komodo” yang memang menjadi trek pembuka album Space in the Headlines. “Diputar dan diputar lagi / Dari hidup sampai mati / Bukannya sombong tapi ku bohong” baris lirik pertama disertai dentingan keyboard yang khas dari lagu ini sukses mengajak penonton ikut singalong dan membuka aksi Zeke and the Popo dengan manis.
Dan ternyata memang malam itu mereka membawakan isi album Space in the Headlines secara runut sesuai daftar lagu aslinya. Zeke Khaseli yang kerap bergonta-ganti instrumen dari gitar ke keyboard di antara daftar lagu selanjutnya yang meliputi “Hope Killer”, “Unrescued World”, dan “First Act Gun” menunjukkan karismanya sebagai frontman dan makin pecah ketika mereka membawakan lagu kelima, “Mighty Love”.
Sebelum lagu ini masuk ke album, “Mighty Love” sudah lebih dulu populer sebagai salah satu lagu yang mengisi soundtrack film Janji Joni (2005) dan memang tak bisa dipungkiri merupakan lagu Zeke and the Popo yang paling radio friendly dan mudah diterima dibanding lagu-lagu lain yang lebih kental elemen psikedeliknya.
Tak heran jika lagu ini menjadi salah satu lagu paling ditunggu dalam setiap penampilan Zeke and the Popo tak terkecuali malam itu, yang kian panas ketika Zeke turun ke bawah panggung untuk mengajak para penonton bernyanyi bersama, yang memang menjadi salah satu momen paling memorable di showcase ini.
Biasa disimpan menjadi lagu pamungkas, sempat ada kekhawatiran kalau showcase ini energinya akan menurun setelah “Mighty Love” selesai dibawakan. Namun untungnya, hal itu tak terjadi. Lagu berikutnya “Menu” adalah lagu yang tak kalah menggiurkan walaupun secara mood dan energi memang lebih slow dan gloomy dibanding “Mighty Love” yang meriah.
Berturut-turut, Zeke and the Popo merampungkan keseluruhan album Space in the Headlines yang juga terdiri dari “1.1 Trillion Woodcutters”, “Get a Star and Kill Her”, “C Song”, “Subtext”, “History of Frequency”, “Dukung Stasiun TV Lokal”, dan “I-Novel”.
Tanpa perlu gimmick berlebih, selain aksi The Tank Man, maskot Zeke and the Popo yang menghiasi cover album mereka yang ikut naik ke panggung, band ini sukses menampilkan penampilan terbaik dan chemistry personel yang tak luntur oleh waktu.
Selama hampir 90 menit, penonton diajak menyelami kembali memori ketika mereka pertama kali mendengarkan album Space in the Headlines, namun dengan rasa terbilang baru yang lahir dari kematangan skill dan pendewasaan tiap personelnya selama hampir dua dekade sejak album itu dirilis.
Sementara bagi mereka yang baru mendengarkan, showcase ini mungkin menjadi pembuka gerbang untuk penggemar baru yang akan mengapresiasi lanskap bermusik Zeke and the Popo yang masih terdengar menarik didengarkan sampai hari ini, dan mungkin selamanya.