Unit symphonic power metal asal Italia, Rhapsody Of Fire akan menginjakkan kaki di Jakarta dalam “Challenge The Wind Asia & Australia Tour 2024”. Konser yang digagas A Metal Project ini diselenggarakan di GC Hall, Mall Gandaria City Lantai 3, Jakarta Selatan pada 27 September mendatang.
Rhapsody of Fire (sebelumnya dikenal sebagai Rhapsody) dibentuk oleh Luca Turilli dan Alex Staropoli pada 1993. Band ini secara luas dianggap sebagai pelopor subgenre symphonic power metal.
Sebelum 2024, Rhapsody Of Fire sudah mengeluarkan 13 album rekaman, dua album konser, dan satu album kompilasi. Tahun ini, tepatnya 31 Mei, mereka merilis album baru bertajuk Challenge The Wind melalui label rekaman AFM Records.
Guna mendukung penjualan album ke-14 tersebut, band yang beranggotakan Giacomo Voli (vokal), Alex Staropoli (kibor), Roby De Micheli (gitar), Alessandro Sala (bass), dan Paolo Marchesich (drum) mengadakan tur internasional mulai dari Amerika Selatan hingga Asia, dan Australia.
Indonesia sebagai salah satu negara yang mempunyai penggemar rock sangat besar terutama genre power metal juga akan menjadi salah satu tujuan tur mereka.
Founder A Metal Project, Adhi Nursetyo menjelaskan Indonesia jadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang akan disinggahi Rhapsody Of Fire sebelum mereka terbang ke Korea Selatan, Jepang, dan China. Untuk itu, pihaknya berharap banyak penggemar dari negara tetangga yang ikut menonton di Indonesia.
“Kebetulan kami punya teman di Singapura dan sebagainya sehingga kami juga melakukan promosi di negara-negara tetangga,” kata Adhi Nursetyo dalam konferensi pers yang dihadiri Billboard Indonesia di Midtown Residence, Senin, 29 Agustus.
Ia menambahkan, sejauh ini belum ada band lokal yang ditunjuk sebagai opening act. Promotor – yang sebelumnya pernah mendatangkan band-band cadas mancanegara seperti Obscura, Hate Eternal, Exodus, Grave, dan Toxic Holocaust – itu masih mempertimbangkan beberapa hal sebelum menentukan pilihan.
“Sempet tercetus salah satu band legend Indonesia yang genrenya sama. Tapi, mereka tidak menyambut tawaran kami. Jadi, sampai saat ini kami belum menentukan siapa opening act-nya,” Adhi Nursetyo menjelaskan, tanpa menyebut band yang dimaksud.
Sementara itu, terkait dipilihnya Mal Gandaria City sebagai venue konser ini, promotor mengatakan hal tersebut sudah melalui berbagai pertimbangan. Antara lain, kenyamanan para penggemar yang datang dan antisipasi cuaca di musim hujan.
“Kami enggak mau ambil risiko, nanti ada apa-apa tau-tau hujan. Terus penggemarnya sudah berumur semua. Jadi kalau ditaro di lapangan kayaknya bakal ngeluh. Jadi, dikasih AC, biar tenang, makan dulu, baru nonton,” ujar dia seraya tertawa.
Sejauh ini, tiket Early Bird dan Early Bird Gerombolan (4 tix) dalam jumlah terbatas yang dijual pada 19 Agustus sudah ludes. Namun, tiket pre-sale, harga normal, dan on the spot masih tersedia secara daring melalui tiketapasaja.com.