Unit industrial rock/metal asal Bandung, Koil, merilis sebuah anthem untuk klub sepak bola favorit mereka sepanjang masa, Persib Bandung berjudul “Hanya Untuk Menang”.
Lazimnya karya-karya terdahulu Otong (vokal), Donnyantoro (gitar), Vladvamp (bass, synthesizer), dan Leon Legoh (drum), lagu ini juga punya ciri khas berkelas dan masih menyemburkan badai riff eksotis yang bersumber dari khazanah musik kencang.
Menurut keterangan resmi yang diterima Billboard Indonesia, pembeda dan keistimewaan “Hanya untuk Menang” dengan lagu-lagu Koil sejak album Megaloblast (2001) dan Blacklight Shines On (2007) terletak pada keotentikan dan jejak-jejaknya yang tidak terdeteksi dari katalog-katalog musik Koil yang pernah ada.
Karakteristik aransemen yang disuguhkan terdengar lebih benderang, lantang nan menghantam, melodius, dan beraurakan atmosfer pemicu semangat yang super anthemic, lengkap dengan energi bergemuruh dan rancaknya nyala vokal saling bertautan yang membuat bergidik.
“Sejak dulu saya pengin sekali bikin lagu yang mudah dinyanyikan oleh banyak orang, meskipun saya pernah melakukannya untuk lagu ‘Aku Rindu’ dari album Blacklight, namun kali ini pengin dengan kadar dan level yang sedikit berbeda, lebih tepatnya seperti chant fans bola ketika mereka tengah menyaksikan langsung tim kesayangannya berlaga di dalam stadion,” ujar Donnyantoro selaku pencipta lagu sekaligus mesin utama musikal Koil.
Bobotoh, sebagaimana kita ketahui adalah salah satu suporter bola yang terkenal masif, loyal, dan unik dalam urusan mendukung klub kesayangannya yang berjuluk Maung Bandung itu, termasuk gelegar kekhasan chants yang kerap kali mereka gemakan di setiap laga Persib.
“Pada suatu masa tetiba kepala saya seperti disambar petir. Sambaran itu lantas menghasilkan pola chanting, nadanya terus terngiang-ngiang dan menempel di kepala. Karenanya saya jadi semakin terpicu untuk membuat lagu dengan gaya seperti chants para fans bola,” Donny – sapaan akrabnya – melanjutkan.
Lebih jauh, ia juga mengaku memiliki hubungan emosional dengan Persib yang secara otomatis membawa rasa sentimental yang menggelora ketika tengah berproses menciptakan lagu “Hanya untuk Menang”, salah satunya perihal ingatan pengalaman langsungnya menyaksikan Persib berlaga di dalam stadion bersama dengan ribuan Bobotoh.
“Saya pribadi punya pengalaman pertama kali menonton langsung Persib berlaga di stadion itu ketika masih kecil. Sudah lama sekali, kira-kira sekitar tahun 1987. Saya dan Otong diajak oleh almarhum Ayah. Di hari itu, Persib melakoni laga persahabatan melawan PSV Eindhoven (Belanda) di Stadion Siliwangi. Belakangan, saya menonton lagi ke stadion. Kali ini dengan anak yang juga pecinta sepak bola dan Persib, yang secara tidak langsung mendorong terulangnya memori dan ingatan masa lalu, terutama suasana riuh, gemuruh, dan beragam atmosfer lainnya yang pernah saya rasakan dulu,” ujarnya.
Momentum itu pula yang menurut penuturannya makin mengencangkan gairahnya untuk membuat lagu bagi Persib dengan pendekatan yang anthemic.
“Pengalaman langsung berada di stadion bersama ribuan Bobotoh itu jadi membuat semacam ada hubungan khusus nan emosional dengan tim dari pada ketika saya menontonnya di depan layar kaca. Emang Persib Bandung teh kudu meunang,” seru Donny penuh semangat.
Dari berbagai latar pemikiran dan pengalaman itu pula lagu “Hanya untuk Menang” semakin nyata perbedaannya dibandingkan dengan lagu-lagu Koil yang pernah dirilis. Corong vokal yang sejatinya milik Otong seorang, kali ini dibagi menjadi sembilan vokal utama. Di luar Otong dan tiga personel Koil yang juga ikut bernyanyi. Ada lima vokalis tamu yang berbunyi sejajar dan sama keras. Mereka adalah Al Azthra Verdijantoro, Haryo Yudanto, Herbert Donny Indra, Joseph Cosmasyatta Siddi Widyasto, dan Marliana (Deana).
“Saya penginnya memang membuat bunyi yang repetitif. Lagu ini bisa dibilang dari awal sampai akhir nadanya kurang lebih serupa, begitupun dengan liriknya yang cenderung lugas dan berulang-ulang. Tujuannya sesederhana agar mudah dinyanyikan. Dan harapan terbesar kami tentu agar di kemudian hari lagu ‘Hanya untuk Menang’ bisa dinyanyikan (sebagai chant) oleh para Bobotoh ketika Persib sedang berlaga,” kata Donny lagi, yang kali ini juga berperan menulis lirik.