Pamungkas Kembali ke Spirit Awal Bermusik dalam Album “Hardcore Romance”

Album ini bukan sekadar rentetan panjang diskografi seorang Pamungkas, melainkan juga pembuktian kreativitas musisi ini dalam melampaui sekat-sekat batas.
pamungkas
Pamungkas

Pamungkas meluncurkan album kelima berjudul Hardcore Romance, pada 21 Agustus 2024. Album ini adalah penanda penting dalam perjalanan karier musik sang penyanyi.

Hardcore Romance menjadi titik kalibrasi Pamungkas, kembali pada spirit awal bermusik setelah menjalani perjalanan gemilang selama enam tahun terakhir – ditandai dari album debut Walk The Talk (2018).

“Gue selalu bilang ke tim, kita mulai dari nol lagi. Jangan berpikir bahwa kemarin enak, kemarin sudah sampai ‘sini’, sampai ‘sana’. Gue berpikir sekarang goal-nya supaya bisa berkarya terus,” kata Pamungkas dalam keterangan resmi yang diterima Billboard Indonesia.

Hardcore Romance adalah wujud dari proses pengendapan perasaan Pamungkas, melihat momen-momen dalam hidup secara lebih bijak, dan juga upaya untuk tetap lebih tenang di tengah laju hidup yang kian cepat.

Di atas itu semua, ia tetap menjaga karya-karyanya untuk tetap dalam perspektif yang positif, meski lahir dari pengalaman-pengalaman buruk sekali pun.

I’m a collector of feelings. Jadi, bisa dibilang album ini adalah sebuah potret diri tentang momen-momen yang gue lewati dalam hidup. Kalau mengikuti album gue dari pertama, akan sangat terasa bagaimana pertumbuhan dan perbedaan perspektif, dari lirik ataupun dari pemilihan kord, pemilihan nada,” kata Pamungkas mendeskripsikan album terbarunya.

“Dan di album kelima, Hardcore Romance ini adalah sebuah proses gue tumbuh, untuk memaknai pindahnya menjadi melamban di era yang serba cepat. Somehow it balance me out as a person dan membuat gue jauh lebih bahagia dan nyenyak tidurnya, walaupun tetap banyak pikiran.”

Pamungkas nyaris mengerjakan seluruh album ini sendirian. Dari menulis lagu, memproduseri sendiri, merekam hampir seluruh instrumen seorang diri di studio, sampai proses mixing. Adapun mastering seluruh track dalam album dikerjakan oleh Rhesa Aditya.

Satu-satunya keterlibatan orang lain dalam mengisi instrumen adalah isian drum dari sang kakak, Raden Rohan, dalam track “Putus”. Ya, Pamungkas mencoba menghidupkan kembali kenangan sebagai musisi kamar yang serba terbatas dan swadaya.

Dari segi musikalitas, album ini banyak memperdengarkan eksplorasi eks gitaris band Potenzio ini dengan gitar elektrik. Ia mencoba banyak memasukan suara gitar Stratocaster dalam beberapa track yang menghadirkan aura hardcore, tetapi juga tetap merambah ranah balada manis yang memperlihatkan sisi romance. Karakter itu menjadi sajian utuh sebuah album yang solid.

Peluncuran album Hardcore Ramance diikuti kehadiran single “Fight Some More” yang didaulat sebagai focus track. Dikemas dalam balutan musik pop ballad dengan piano sebagai pembuka, single ini secara lirik menyiratkan perjuangan Pamungkas yang tak menyerah dengan apa yang dihadapinya, meski tak mudah.

“Gue suatu malam berpikir, tidak gampang membuat album dengan membangun fondasi yang baru. Dalam prosesnya menantang. Gue orang yang cukup optimis, tetapi dengan apa yang gue hadapi, terkadang gue meragukan diri sendiri. Tetapi pada akhirnya gue melawan keraguan itu dengan percaya dan optimis, dan lagu ini seperti wujud dari sikap gue, ‘Ayo kita coba lagi, fight some more’,” ungkapnya.

Pamungkas sebagai musisi solo melewati perjalanan yang berliku dalam industri musik. Jika “Fight Some More” adalah pernyataan tegas Pamungkas yang tak akan menyerah, maka Hardcore Romance melalui tiap lagunya adalah cerita panjang tentang apa saja yang terjadi dalam kehidupan Pamungkas dan bagaimana dia menghadapinya.

“Fight Some More” sendiri adalah single keempat dari album Hardcore Romance, setelah “One Bad Day”, “New Feeling”, dan “Putus”. Pilihan Pamungkas menanamkan mindset mengerjakan album ini dari titik nol seperti saat pertama kali membuat musik pada awal karier tentu menjadi daya tarik tersendiri.

Hardcore Romance bukan sekadar rentetan panjang diskografi seorang Pamungkas, melainkan juga pembuktian kreativitas dirinya dalam melampaui sekat-sekat batas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

 

PMC

Billboard Indonesia is published under license from Penske Media Corporation. All rights reserved.
Billboard name and logo used by permission of Penske Media Corporation.
Powered by TNGR