Diproduseri LiLo KLa Project, Kadri Debut Solo Lewat “Karmila”

Pengaruh musik rock and roll modern dengan balutan choir ala band Beach Boys membuat “Karmila” jadi produk retro elegan di tangan LiLo dan Kadri.
kadri
Kadri
Nagaswara

Kadri Mohamad merilis single solo pertamanya di bawah naungan label rekaman Nagasawara. Bertajuk “Karmila”, ini merupakan nomor lama yang dipopulerkan mendiang Farid Hardja, yang sempat menjulang namanya di era 1970-an hingga awal 1990-an.

Dikemas dalam genre power pop, “Karmila” versi anyar ini diproduseri oleh LiLo dan merupakan bagian dari proyek LiLo The Producer dari gitaris KLa Project tersebut. Lagu ini sendiri bercerita tentang kisah cinta imajiner masa muda Farid Hardja dengan Karmila pada zaman itu. 

Dikutip dari keterangan resminya, vokal vibrato Kadri yang khas membuat signature tidak biasa sekaligus jadi bukti musikalitas sang penyanyi dalam single klasik ini. Kadri tidak meniru Farid Hardja, namun karakter kuatnya mampu memberi nyawa baru terhadap lagu “Karmila”.

Sementara itu, LiLo, memang piawai mencari kekuatan suara vibrato Kadri dan mengubahnya dari zona nyaman. Unsur pengaruh musik rock and roll modern dengan balutan choir dari band The Beach Boys lantas membuat “Karmila” jadi produk retro elegan.

Menurut LiLo, hal tersebut membuat lagu ini jadi mudah masuk ke telinga pendengar musik masa kini sekaligus melengkapi lagu-lagu baru Indonesia lainnya yang sudah hadir lebih dulu.

“Saya mau generasi sekarang bisa merespons dengan mudah lagu ini. Sebuah anthem cinta beda usia yang unik menjadi salah satu karya terbaik dari Farid Hardja,” kata LiLo dalam konferensi pers yang dihelat di Anjungan Sarinah, Senin, 1 Juli.

“Saya menerjemahkan aransemen ‘Karmila’ lewat bahasa jelajah masa lalu dan pendekatan musik modern. Kadri menjadi artis pertama untuk program dan album LiLo The Producer yang sedang saya garap,“ LiLo menambahkan.

Bagi Kadri, “Karmila” menjadi single pertamanya sebagai artis solo setelah bertahun-tahun selalu tampil bersama band. Diketahui, ia dikenal sebagai salah satu vokalis band progressive rock Makara bersama mendiang Harry Moekti.

Kemudian, Kadri bersama band the KadriJimmo berhasil melahirkan album Indonesia Hebat (2009), EP Tanah Sang Pemberani (2015), single “Seandainya Aku Bisa Terbang” (Yovie Widianto/Kahitna), single “Ingin Punya Pacar Lagi”(2019), dan “Lamar” (2019).

Awalnya, saat menyanyikan lagu ini, penyanyi berambut putih itu disebut-sebut meniru karakter vokal Farid Hardja. Tapi, setelah diproses dan diolah sangat apik lewat aransemen musik LiLo The Producer, hasilnya beda dan jadi sesuatu yang baru.

“Saya merasa bisa melakukan eksplorasi power pop yang kuat bersama LiLo. Saya sangat beruntung ada LiLo. Dia itu bikin musiknya buat masuk ke Gen Z. Otomatis semua infrastrukturnya mengarah ke situ. Dan LiLo berhasil. Udah gitu kami didukung Pak Rahayu (Kertawiguna, CEO Nagaswara),” kata pria yang dijuluki The Singing Lawyer, menjelaskan kerja samanya dengan LiLo.

Lantas, apa tantangannya merekonstruksi “Karmila” supaya tidak terlalu identik dengan versi aslinya, mengingat vokal Farid Hardja sudah sangat ikonik?

“Bedanya sama Farid Hardja adalah penempatan pada vibrasinya. Masing-masing punya gaya menempatkannya di ujung kalimat atau bait. Dan secara key, gue lebih tinggi dibandingkan Farid Hardja. Dan lebih serak, lebih rock. Gue berusaha tidak mengopi persis karena bentuk dari gelombang frekuensinya itu berbeda,” Kadri menuturkan kepada Billboard Indonesia.

Sebenarnya, ide merekam “Karmila” tidak disengaja. Kadri mengingat, sekitar tahun 2011 ia setengah bercanda menyanyikan “Karmila” di depan Lilo. Ternyata menurut gitaris KLa Project tersebut, gaya bernyanyi Kadri cocok untuk menyanyikan lagu itu.

“Lilo melihat itu unik, dan kebetulan nyanyinya lagu ‘Karmila’. Jadi akhirnya ada bagian-bagian tertentu yang ditonjolkan. Tapi sebelumnya gue udah survei (lagunya), gue me-manage agar penempatannya pas, berusaha tidak meniru (gaya) Farid Harja. Gue senang Lilo karena dia sangat kreatif, dan dia ngisi sendiri back vocal ala Beach Boys. Aransemennya simpel, nggak banyak bunyi-bunyian. Dia membuat karakter vokal gue cocok dengan visi lagunya,” ulas Kadri lagi. 

Kadri dan LiLo juga menyadari, bahasa visual jadi elemen penting dalam narasi lagu “Karmila”. Untuk itu, Kadri berharap visual dalam musik video “Karmila” menjadi materi yang sesuai untuk profesi dirinya sebagai rocker, singer namun juga mumpuni di jalur karier lewat profesi lawyer yang ia tekuni.

Sang penyanyi berharap, single “Karmila” dapat menarik perhatian pencinta musik Indonesia. Menjadi narasi dan tafsir musik power pop dan mudah diterima dengan baik di khazanah musik Indonesia.

Tonton video musik “Karmila” di kanal YouTube Nagaswara, atau via tautan ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

 

PMC

Billboard Indonesia is published under license from Penske Media Corporation. All rights reserved.
Billboard name and logo used by permission of Penske Media Corporation.
Powered by TNGR