Nadhif Basalamah Ungkap Pencarian Jati Diri di Album Perdana

Berkonsep self-titled, album ini dianggap Nadhif Basalamah sebagai sebuah jendela yang membuka pandangan pendengar terhadap perjalanan emosional dan spiritual sang penyanyi.
Nadhif Basalamah
Nadhif Basalamah
Rendha Rais/After School

Nadhif Basalamah membuka babak baru perjalanan karier musiknya dengan perilisan album perdana bertajuk Nadhif, yang resmi dilepas pada Jumat, 21 Juni 2024 kemarin.

Bagi sang musisi, album ini lebih dari sekadar kumpulan lagu. Rekaman berkonsep self-titled ini dianggap menjadi sebuah jendela yang membuka pandangan pendengar terhadap perjalanan emosional dan spiritual Nadhif sendiri. 

Delapan lagu yang termuat di dalamnya menjadi refleksi dari setiap fase kehidupan Nadhif, yang diwarnai dengan berbagai emosi di dalamnya.

Dalam keterangan resmi yang diterima Billboard Indonesia, Nadhif Basalamah mengatakan, “Album Nadhif bukan hanya tentang diri saya, melainkan juga tentang kehidupan secara saya selama 24 tahun hidup.”

“Album ini mengangkat berbagai perjalanan yang mungkin pernah dialami oleh banyak orang, seperti bagaimana memaknai hari-hari yang berlalu, bahkan perjalanan di mana seseorang berada di titik berserah setelah banyak peristiwa yang terjadi kehidupannya. Saya harap, para pendengar dapat merasakan dan memahami cerita-cerita yang telah saya tuangkan dalam lagu-lagu ini,” sambungnya.

Jika pada EP wonder in time Nadhif fokus menyorot tema cinta, dalam album penuh kali ini kisah yang dihadirkan lebih kompleks dan beragam. 

Nadhif dengan berani mengeksplorasi berbagai isu kehidupan, seperti pencarian makna, intropeksi diri, keresahan dalam hubungan, hingga rasa syukur.

Yang menjadi keunikan dari album perdana Nadhif ini adalah, sang penyanyi membawa pendengar pada perjalanan emosionalnya melalui empat fase yang mencerminkan berbagai kejadian di  kehidupannya. Empat fase yang dimaksud antara lain:

Fase Pertama: Patah Hati 

Dibuka dengan lagu “sesuatu”, fase ini menceritakan keresahan Nadhif tentang perbedaan cara dua orang yang saling suka, namun salah satu pihak tidak siap untuk berkomitmen. 

Fase Kedua: Menunjukkan Sisi Kerapuhan 

Pada fase ini, Nadhif menunjukkan sisi kerapuhannya melalui “tiba-tiba jumat lagi”, Lagu tersebut menceritakan hari-harinya yang terasa hambar, bertahan hanya dari satu hari ke hari berikutnya.

Fase Ketiga: Jatuh Cinta dan Rasa Syukur 

Setelah mengalami fase rapuh, Nadhif menemukan kembali cinta dalam fase ketiga ini. Lagu “penuh” menandakan awal dari sebuah perjalanan baru, di mana Nadhif kembali menemukan makna di setiap harinya. “jatuh cinta lagi” yang dipilih Nadhif sebagai lagu sorotan menjadi ungkapan rasa syukur atas pertemuannya dengan seseorang yang tepat, dan “penjaga hati” hadir sebagai metafora pengorbanan untuk seseorang yang ia sayangi. 

Nadhif Basalamah
“Nadhif” artwork

Fase Keempat: Pendewasaan dan Intropeksi Diri 

Fase terakhir ini menandai pendewasaan Nadhif. Lagu “isi kepalaku” menjadi momentumnya untuk berkontemplasi, memikirkan ulang hal-hal yang ingin ia perjuangkan dalam hidup. “tulis/terapi” hadir sebagai upayanya untuk bertahan dan menemukan makna melalui proses menulis. 

“bersimpuh” menjadi lagu penutup pada album ini yang menjadi media Nadhif untuk berkomunikasi transendental dengan Sang Pencipta, mencari ketenangan dan kekuatan dalam menghadapi perjalanannya. Pada akhirnya, Nadhif berserah kepada-Nya, meminta petunjuk untuk meneruskan langkah ke depannya. 

Album Nadhif sendiri mengusung nuansa musik pop dengan sentuhan folk. Nuansa segar dan berbeda hadir melalui aransemen elektrik, drum yang dominan, sentuhan harmonika, dan penggunaan xylophone

Dalam proses penggarapan album ini, Nadhif bekerja sama dengan berbagai produser dan musisi berbakat, seperti Petra Sihombing, Ibnu Dian, Mikha Angelo, Marco Hafiedz, Enrico Octaviano, Rega Dauna, dan masih banyak lagi. 

“Waktu pembuatan lagu bareng Mikha, ada yang sudah bawa dengan lirik, ada juga yang benar-benar tangan kosong, proses eksplorasi musik banyak terjadi di tempat. Sementara bareng Ibnu Dian, proses rekaman saya banyak hands-on, di sini saya juga ajak Rega Dauna untuk isi harmonika dan ada alat musik lainnya yang belum pernah digunakan,” tutur Nadhif menjelaskan. 

Album perdana Nadhif Basalamah kini telah tersedia dan dapat didengarkan secara penuh di berbagai digital streaming platform.

Nadhif Basalamah adalah penyanyi asal Jakarta, Indonesia yang sudah merilis lagu-lagu dengan sentuhan rasa tenang, jujur, dan autentik. Dengan lagu hitnya “penjaga hati” yang telah diputar lebih dari 250 juta kali di Spotify, menjadi bukti nyata dari karya Nadhif yang disukai oleh banyak orang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

 

PMC

Billboard Indonesia is published under license from Penske Media Corporation. All rights reserved.
Billboard name and logo used by permission of Penske Media Corporation.
Powered by TNGR