The Cottons Bangkit Menebar “Harapan”

Dalam EP “Harapan”, The Cottons kembali menawarkan musik pop manis yang kaya serta penuh kejutan dari sisi komposisi musik.
the cottons
The Cottons
via demajors

The Cottons membuka musim baru setelah absen dari dunia musik selama hampir delapan tahun dengan album mini (EP) berisi empat lagu bertajuk Harapan.

Duo pop asal Jakarta beranggotakan pasangan suami istri, Yehezkiel Tambun dan Kaneko Pardede, ini melepas dua single perdana dari EP tersebut pada 2016. Bertajuk “It’s Only a Day” dan “Yesterday is Gone”, keduanya mendapatkan respons positif dari berbagai kalangan.

“The Cottons nyaris menjadi mitos. Selama delapan tahun, sebelum (album) Harapan muncul, saya, dan banyak teman yang menggemari single perdana mereka, ‘Yesterday is Gone’ dan ‘It’s Only a Day’, tidak mendapatkan kejelasan mengenai si artis dan kiprahnya,” kata David Tarigan, pegiat musik lokal, mengungkapkan menghilangnya The Cotton dari dunia musik.

“Agak sedih, karena bisa jadi masa depan pop Indonesia ada di mereka. Dua trek tersebut luar biasa, kini bisa dianggap sebagai karya klasik pop bawah tanah negeri ini. Sekarang, akhirnya, musik pop Indonesia memiliki Harapan,” David Tarigan melanjutkan, dikutip dari keterangan resmi yang diterima Billboard Indonesia.

Hal yang menarik dari EP Harapan adalah bagaimana proses pendewasaan The Cottons terasa melalui nada. Suasana di dalam EP ini terasa lebih damai, namun dikemas oleh energi yang kuat dan dalam.

Rasanya, seolah sedang mengikuti buku harian dari sepasang manusia yang melalui ombak kehidupan. Seperti kisah yang diceritakan menjelang tidur oleh orang tua, yang menyuguhkan realita serta fantasi secara bersamaan.

“Kalau lo pendengar rilisan The Cottons sebelumnya, ‘It’s Only a Day’, lo mungkin akan merasakan kesan yang berbeda dengan lagu-lagu di EP Harapan,” ujar Yehezkiel Tambun atau yang kerap disapa Jezkul.

Dalam EP Harapan, The Cottons kembali menawarkan musik pop manis yang kaya serta penuh kejutan dari sisi komposisi musik. Kejutan itu dimulai sejak trek pertama di mana musiknya berhenti begitu saja pada akhir lagu “Harapan, Part 1”.

Kemudian, dengan harmonisnya menyambung ke lagu “Harapan, Part 2” yang dibuka raungan synthesizer dan berpadu indah bersama lembutnya alunan suara Kaneko melafalkan lirik: “Tak terukur dalamnya rasa pilu, saatku kehilangan harapan…” Kepiluan itu pun terasa begitu syahdu.

Proses rekaman EP Harapan berlangsung sejak 2020 hingga 2024 dan hampir seluruhnya dilakukan di Studio Mawar yang berlokasi di rumah pribadi Yehezkiel dan Kaneko. Hanya proses rekaman drum untuk semua lagu yang direkam di Studio Starlight oleh Christo Putra, penabuh drum dari grup Bangkutaman dan D’Jenks.

EP Harapan bisa didengar secara eksklusif melalui kanal Bandcamp mulai 1 Juni 2024 dan dapat didengar secara luas melalui digital streaming platform (DSP) pada 8 Juni.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

 

PMC

Billboard Indonesia is published under license from Penske Media Corporation. All rights reserved.
Billboard name and logo used by permission of Penske Media Corporation.
Powered by TNGR