Fanny Soegi meluncurkan single berjudul “Dharma”. Ini adalah karya pertama Fanny sebagai solois sejak ia hengkang dari band yang membesarkan namanya, Soegi Bornean.
Fanny mundur dari Soegi Bornean pada 1 Maret 2024 melalui pernyataan yang diunggah di akun Instagram miliknya. Ia mengatakan, keputusannya tersebut diambil setelah melalui pertimbangan matang.
“Saya ingin berbagi bahwa saya telah mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari grup band Soegi Bornean,” kata Fanny di media sosial, mengumumkan kepergiannya dari Soegi Bornean.
“Keputusan ini tidak diambil secara gegabah, melainkan setelah pertimbangan yang matang,” imbuh Fanny.
Memulai perjalanan baru sebagai solois, Fanny lalu bergabung dengan VtmnD, manajemen kreatif yang dikelola Vindes.
Pada 21 Maret, ia merilis single debutnya sebagai solois, “Dharma”, yang dipublikasikan melalui DSP (digital streaming platform) oleh East Blue Record. Kata dharma yang dipilih Fanny diambil dari bahasa Sanskerta yang memiliki arti kewajiban, aturan, dan kebenaran.
Lagu ini merupakan gambaran pribadi Fanny yang dilahirkan dan dibesarkan dari lingkungan yang multi etnis. Mengagumi kultur dan budaya Indonesia, Fanny memiliki manifes karya yang begitu luas dalam satu rangkaian yang begitu personal.
Menurut keterangan resmi yang diterima Billboard Indonesia, melalui lagu ini, Fanny mencoba mengikat kembali hubungan tentang cinta, ruang, dan friksi hidup sebagai monumen akan kesedihan pada 2023 silam. Lagu ini bagian dari caranya untuk melangitkan doa dan membumikan dharma.
Lagu “Dharma” ditulis dan dirangkai oleh Fanny bersama Dhimas Tirta. Dalam sesi rekaman, perempuan asli Kalimantan kelahiran Semarang ini dibantu oleh gitaris Damar Nindyo Wibowo dan Bagas Prasetyo serta kibordis Naufalbahir Dwihastu P. sebagai pengiring. Sementara untuk mixing dan mastering dipercayakan kepada Erwin Hadinata.
