.Feast Bicara tentang Lahirnya “Membangun & Menghancurkan”

Lebih dalam tentang bagaimana .Feast yang lama telah mati, lalu keberanian ‘ganti wajah’ melalui album “Membangun & Menghancurkan”, simak wawancara kami di artikel ini.
Feast
.FEAST
Sun Eater

Mengapa kalian akhirnya memilih beralih ke wajah baru dengan lahirnya album ini?

Baskara Putra (vokalis): Kami merasa sudah nggak di situ (isu sosial politik) dan berada di fase kehidupan dengan banyak hal lain yang kami ingin bicarakan.

Fadli Fikriawan (bassis): Album Membangun & Menghancurkan itu buat kami adalah saatnya kami membicarakan hal-hal yang dekat dengan kami, apa yang terjadi dengan kami selama 10 tahun ke belakang sebagai band dan sebagai manusia. Tidak lagi sepenuhnya melihat dunia luar saja, maksudnya secara makro ke luar, keadaan sosial politik dan sebagainya, tapi kita juga mencoba untuk melihat ke dalam.

Adnan Satyanugraha (gitaris): Waktu muda, lagu-lagu kami membahas apapun secara makro walaupun itu di luar kapasitas kami. Kami melihat itu sebagai apa yang ingin kami suarakan. Sekarang lebih ke pandangan mikro tentang apa yang ada di sekitar kami dan di depan mata kami.

Dicky Renanda Putra (gitaris): Album ini membicarakan kisah perjalanan kami, jadi banyak juga nostalgia yang terjadi selama menulis lagu-lagunya.

Apa alasan kalian melibatkan 12 produser untuk 15 lagu di album ini?

Fadli Fikriawan: Keberadaan produser yang banyak ini bikin kami menemukan perspektif baru dalam mengerjakan album ini, yang sangat kami butuhkan setelah 10 tahun lebih berjalannya .Feast.

Adnan Satyanugraha: Dulu kami produseri sendiri. Di satu sisi itu bagus karena jadi punya ciri khas. Cuma, akhirnya ketebak kalau .Feast bakal begitu doang.

Bagaimana cara kalian menyatukan pikiran dengan para produser itu?

Baskara Putra: Menurut gue, di era serba mahal ini kan produser mahal juga ya. Jadi kayak ‘aduh masa kita bayar sekian, masa kita kasih dia keleluasaan bergerak cuma dikit, sayang banget’. Kami suka sama karya-karyanya, kami pengen mereka mengeluarkan ekstra tenaga untuk bisa obrak-abrik lagunya.

Menurut kalian, apa esensi paling penting dari hadirnya album ini?

Adnan Satyanugraha: Album ini yang bikin semangat kami untuk nge-band lagi, karena sebelum membangun album ini, kami pengen kayak nyelesain aja band-nya gitu, udah nggak semangat. Terus dengan album ini juga, kami jadi lebih deket satu sama lain. Dan ini udah kami nanti-nantikan juga dari 2019. Jadi butuh lima tahun prosesnya untuk ngebangun album ini, untuk ngehancurin album ini, dan untuk ngebangun lagi album ini.

Dicky Renanda Putra: Bisa dibilang ini album yang kami ngerjainnya cukup rame ya, cukup guyub. Kami workshop terus tiap minggu, dan juga ditemani oleh 12 produser untuk 15 lagu. Album ini tuh mirip-mirip sama album pertama kami. Makanya mungkin menjadi salah satu yang diantisipasi oleh para pendengar. Karena albumnya kan multigenre, jadi kami coba masukkan dari segala spektrum musik biar pendengarnya lebih luas lagi, dan itu mengambil konsep yang kurang lebih mirip album pertama, Multiverse.

Baskara Putra: Satu poin yang pengen kami utarakan adalah, pas ngerjain Membangun & Menghancurkan prosesnya agak panjang. Nggak cuma ada tantangan teknis, tapi ada juga tantangan internal di keluarga besar dan segala macem. Sampai ada di satu momen kami sepakat untuk mikir kayak coba bikin album ini dengan pola pikir kalau kami nggak pernah nge-band sebelumnya.

Fadli Fikriawan: Ketika albumnya udah jadi, kami juga punya excitement yang tinggi sama hasilnya, karena banyak kejutan-kejutan.

Soal penulisan lirik, siapa yang paling berperan?

Baskara Putra: Mostly masih gua sih. Cuma di album ini, masing-masing Diki, Adnan, sama Awan, itu ada satu lagu per satu orang, yang nulisnya tuh barengan sama gua. Jadi baru kali ini ada lagu yang nulisnya bareng, berdua-berdua gitu.

Ada ketakutan akan kehilangan penggemar lama kalian yang lebih suka dengan lagu-lagu ‘keras’ kalian kah?

Fadli Fikriawan: Penerimaan di audiens kan balik lagi ke pendengarnya ya. Kalau memang pendengar .Feast yang penuh amarah berpikir ‘ah albumnya kurang galak, gue cuma mau dengerin yang sebelumnya’ ya itu gapapa juga. Tapi ternyata belakangan ini kami juga sadar dengan merilis ini, banyak mendatangkan pendengar baru.

Adnan Satyanugraha: Ya namanya musisi gitu ya, butuh evolve, pembaharuan. Kebetulan di album Membangun & Menghancurkan, kami dipertemukan dengan orang-orang yang cukup jago, capable di bidangnya.

Apa rencana terdekat .Feast setelah album ini dirilis?

Fadli Fikriawan: Kami paling akan membawakan materi-materi ini di beberapa festival besar di akhir tahun 2024 ini ya, karena kan memang lagi festival season. Kemudian, setelah albumnya rilis yang paling dekat akan ada box set buat albumnya, jadi akan ada rilisan fisik. Terus juga ada merchandise.  Ada juga showcase yang kami belum tahu kapan….

Album Membangun & Menghancurkan akan tersedia di berbagai digital streaming platform mulai 30 Agustus 2024 mendatang.

Feast
.Feast
Sun Eater
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

 

PMC

Billboard Indonesia is published under license from Penske Media Corporation. All rights reserved.
Billboard name and logo used by permission of Penske Media Corporation.
Powered by TNGR