Taylor Swift berani mengambil kesempatan pada saat yang tepat, ketika sebetulnya ia tidak perlu mengambil risiko. Salah satu hal konstan dalam kariernya yang gemilang. Dia adalah superstar country yang tidak perlu beralih ke pop; kurang dari setahun setelah merilis album pop major, ia tidak perlu berbalik arah ke indie-folk; dia sedang dalam masa berjaya dengan album-album terbaru yang luar biasa dan tidak perlu merekam ulang album-album lamanya. Berulang kali, Taylor Swift telah menangkap peluang artistik yang musisi lain mungkin ragu untuk melakukannya (atau setidaknya, menunda untuk waktu yang berbeda, agar tidak mengganggu momentum profesional apa pun), dia telah melompat ke dalamnya tanpa takut, dan selalu keluar sebagai pemenang.
Jadi sekarang—di tengah tur stadion berpendapatan luar biasa, setelah memenangkan album terbaik Grammy keempatnya yang mencetak rekor, dalam romansa baru yang menarik perhatian dan pada puncak komersial karier sepanjang masa—adalah, secara alami, waktu yang dipilih Taylor Swift untuk merilis album putus cinta yang secara sadar terasa berantakan, dan sepenuhnya jujur.
Dia tidak perlu melakukan hal ini! Tetapi sekali lagi, merilis album seperti The Tortured Poets Department adalah hal persis yang membedakan Taylor Swift dari rekan-rekannya yang lebih hati-hati. Menantang dirinya untuk terus berubah, untuk mencapai sesuatu yang baru pada saat semua orang lain akan bersantai, adalah apa yang membuatnya begitu menarik.
Meskipun mungkin tidak ada lagu yang bisa dilewati di album baru ini, ada beberapa lagu yang menonjol di antara 31 lagu yang terangkum dalam edisi Anthology lengkapnya. Berikut adalah opini sederhana tentang 10 lagu terbaik yang ada di The Tortured Poets Department milik Taylor Swift.
