Setelah berjalan selama sembilan tahun tanpa status legal, akhirnya paguyuban para musisi dengan spesialisasi instrumen piano, keyboard dan organ mengesahkan keberadaan Kibordis Untuk Bangsa Indonesia (KUBI).
Status legal oganisasi perkumpulan tersebut diumumkan hari ini (26/8) di markas DSS Sound Indonesia, di kawasan Villa Pratama, Jakarta Selatan.
Dalam kesempatan itu, juga sekaligus digelar serangkaian program berupa workshop dan seminar. Pada sesi workshop, menghadirkan Tamam Hoesein sebagai pembawa materi. Tamam dikenal sebagai musisi dan pemain piano senior yang belakangan banyak aktif di pengembangan pendidikan musik di Tanah Air.
Selain Tamam, ada pula narasumber Rio Moreno, pianis Latin jazz yang pernah berhasil masuk di deretan nomine kategori Album Jazz Terbaik versi AMI Awards 2013. Lalu Fariz RM, musisi multi-instrumentalis legendaris yang antara lain dikenal lewat karya lagu “Sakura” dan “Barcelona”, juga ikut berbagi pengalamannya sebagai musisi dalam segmen seminar.
Sebagai pelengkap, juga disuguhkan bahasan dari sisi psikologi, kaitannya dengan profesi sebagai musisi. Untuk sesi ini dipaparkan oleh Nugroho Setiadi – atau yang lebih dikenal dengan nama “Kak Nunuk” – musisi yang selama ini sangat berdedikasi mengembangkan musik anak-anak.
Di hari pengesahannya, KUBI juga menggelar jumpa media, yang antara lain turut dihadiri Tamam Hoesein serta dua pianis senior Tanah Air, Candra Darusman serta Addie MS.
“Kita butuh berkumpul dan berserikat untuk memperjuangkan sesuatu secara kolektif. Jadi lebih punya suara,” ujar Candra Darusman berpesan, sekaligus menunjukkan dukungannya.
KUBI sendiri didirikan pada Agustus 2015 lalu, atas inisiatif Fadhil Indra, kibordis yang banyak terlibat di beberapa band progresif Tanah Air, seperti Discus dan Montecristo. Tujuannya, untuk mempererat tali silaturahim sesama kibordis dan pianis dari segala jenis musik, serta saling berbagi ilmu dalam bidang musik.
Dari hanya beberapa gelintir anggota, komunitas ini kini semakin berkembang selaras dengan bertambahnya anggota KUBI yang saat ini sudah mencapai 299 orang.
Lalu terhitung sejak Februari 2017, KUBI juga mendapat dukungan penuh dari musisi, kibordis dan penata suara senior, Donny Hardono. Bahkan ketika KUBI menginisiasi pagelaran 100 Kibordis, Donny mengulurkan bantuan dari sisi teknis maupun non teknis untuk kesuksesan konser pertama KUBI tersebut, yang dilaksanakan pada 20 Mei 2017 di Graha Bhakti Budaya, Jakarta.
Saat itu, jenis musik yang disajikan terbagi dalam beberapa jenis, yaitu klasik, elektronik, jazz, pop, dangdut, lagu anak-anak, World Music hingga rock. Kegiatan positif tersebut lantas dicatatkan sebagai World Record Holder oleh Record Holders Republic. Jumlah kibordis dan pianis yang tampil secara bersamaan di acara itu berjumlah sebanyak 132 pemain.
Kesuksesan pelaksanaan pertama, Donny Hardono berkesempatan melakukan lobi dengan Djarot Saiful Hidayat, yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI. Dan akhirnya diputuskan melaksanakan Konser 100 Kibordis berikutnya di Menara Monas, Jakarta pada 10 Oktober 2017.
Seiring bertambahnya jumlah anggota KUBI, lantas tumbuh ide agar perkumpulan ini bisa berkontribusi kepada masyarakat Indonesia dengan dapat memajukan Indonesia melalui musik, baik dalam membuat lagu baru dan juga dalam pendidikan.
Ide-ide tersebut telah terkumpulkan namun sempat terjegal pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, dan membuat industri musik diam. Namun semangat itu tetap terjaga dan bahkan berkembang. Sehingga pada akhirnya, KUBI berhasil bekerja sama dengan PAPPRI melaksanakan konser 100 Vokalis 100 Kibordis di Kemang Village, yang digelar pada 18 Maret 2023 dalam rangka memperingati Hari Musik Nasional.
Kini, demi untuk melanjutkan dan mengembangkan ide-idenya, maka pada akhir 2023 lalu, diputuskan agar KUBI menjadi organisasi resmi. Sebagai wujud dari langkah serius mereka, KUBI pun menggelar musyawarah nasional (Munas) pertamanya pada 2 Desember 2023, bertempat di markas DSS Music. Tempat ini, sekaligus menjadi kantor sekretariat resmi KUBI.
Dengan disahkannya KUBI, maka organisasi yang diketuai oleh Khrisna Siregar dari band Fusion Stuff tersebut telah menyiapkan program-program yang diyakini bisa turut memajukan kibordis dan pianis Indonesia, serta juga masyarakat Indonesia. Salah satunya lewat pendidikan.
“Karena tidak ada tingkatan dalam musik. Dangdut kerap dianggap banyak orang sebagai musik yang rendah, sementara jazz di atas. Padahal masing-masing punya tingkat kesulitan memainkannya. Musisi jazz belum tentu bisa memainkan dangdut misalnya. Lewat pendidikan, nantinya kita akan bersama-sama mempelajari semuanya,” ujar Ferdinand Marsa, salah satu anggota KUBI yang telah berpengalaman dalam bidang pendidikan musik selama puluhan tahun.
Dengan diumumkannya KUBI sebagai organisasi yang sah, selanjutnya sejumlah program dicanangkan sebagai agenda tetap, sekaligus sebagai tindak lanjut pengembangan organisasi tersebut. “Kami ingin memajukan kibordis dan pianis Indonesia,” seru Fadhil diplomatis.
Jika tak ada aral melintang, KUBI juga telah menargetkan sebuah pagelaran yang melibatkan 1000 musisi. Tidak hanya dari kalangan kibordis, namun juga dari instrumen lainnya.