Beberapa tahun belakangan, sejumlah genre seperti K-pop, reggaeton, Afrobeats, dan beberapa lainnya berhasil masuk ke pasar musik Amerika Serikat. Bahkan, turut menjadi faktor pertumbuhan yang signifikan dalam industri musik di sana.
Hal ini tentu tidak terlepas dari pengaruh label rekaman yang menjembatani itu semua. Adalah 88rising, yang layak kita sebut sebagai penggerak utama dalam mengglobalisasi para seniman Asia. Perusahaan ini adalah sebuah platform musik sekaligus label rekaman yang banyak menaungi artis-artis Asia, sehingga bisa merilis musik mereka di Amerika Serikat.
Mengutip laman ABC News, Sean Miyashiro selaku pendiri dan CEO 88rising mengatakan, “Kami adalah yang pertama yang benar-benar dikenal.”
“Inilah yang kami wakili, inilah yang kami perjuangkan, dan inilah yang akan kami lakukan, dengan cara kami sendiri. Jadi saya pikir ini cukup istimewa.”
88rising sendiri berdiri sejak 2015. Mereka kemudian berevolusi dari perusahaan manajemen menjadi merek media yang terkenal. Kini, label tersebut seolah menjadi sebuah “toko serba ada” bagi para seniman kreatif Asia, yang dewasa ini telah mewakili beberapa artis tersohor seperti Atarashii Gakko!, Rich Brian, Joji, dan Niki.
Ya, sebagaimana yang kita tahu, bahwa sederet bintang pop internasional itu bukanlah musisi medioker. Mereka layak disebut sebagai musisi yang secara signifikan membentuk dunia musik Amerika.
“Seiring dengan semakin besarnya hal-hal dan penonton kami bertambah di seluruh dunia, bukan hanya Amerika,” kata Miyashiro. “Kami juga merasa seperti kami memiliki tanggung jawab dan seperti, apa tanggung jawab itu? Yaitu hanya membuat seni yang benar-benar bagus.”
Seolah tak ingin berdiri di posisi stagnan, 88rising terus mengeksplorasi banyak hal, termasuk menggelar acara bergengsi seperti Festival Clouds tahunan, yang dirayakan sebagai festival musik utama untuk diaspora Asia.
Nama resminya, “Head In The Clouds” adalah festival dua hari yang diadakan di Stadion Forest Hills yang bersejarah di Queens, New York, pada tanggal 11 dan 12 Mei. Menurut laman resmi 88rising, festival ini adalah salah satu perayaan Warisan AAPI terbesar di seluruh negeri.
Melalui festival ini, 88rising menyorot habis-habisan para bakat Asia dan Amerika-Asia, sehingga meningkatkan artis baru dalam genre seperti hip-hop, J-pop, dan tarian elektronik dari Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Indonesia.
Label ini juga menaungi artis seperti Rich Brian dan Warren Hue, rapper Indonesia yang membuat tanda di dunia hip-hop Amerika.
“Hanya melihat 88, saya merasa mereka sangat terhubung dengan budaya,” kata Hue. “Hanya dengan memiliki mereka sebagai orang Asia membuat saya merasa seperti, wow, ini adalah hal yang sangat keren. Saya merasa mereka bisa memberi saya kesempatan untuk bersinar.”
Hue mengatakan kepada ABC News bahwa dia adalah penggemar berat hip-hop saat tumbuh di Indonesia, meminjam elemen-elemen dari genre tersebut untuk menciptakan gaya uniknya sendiri.
“Saya akan mengatakan terkadang orang merasa terkejut,” kata Hue. “Mereka tidak akan menduga saya akan melakukan musik seperti ini, campuran R&B, hip-hop. Tidak peduli seperti apa penampilanmu. Tidak peduli jenis musik apa yang kamu buat. Selama kamu merasa percaya diri dengan musik yang kamu buat.”
Eksistensi 88rising yang mengumpulkan beragam genre seperti hip-hop, R&B, pop, rock, dan elektronik pada akhirnya menginspirasi kreatif lainnya untuk mengikuti jejak mereka. Terbukti dalam beberapa tahun terakhir, lahir banyak label rekaman yang spesifik secara budaya telah muncul di AS.
“Saya mendengar banyak orang berkata, ‘Oh, kami ingin menjadi 88rising untuk Afrika,'” kata Miyashiro. “Anda tahu, ‘Kami ingin menjadi 88rising untuk India.’ Orang-orang melihat kami dari kejauhan dan mereka berkata, ‘Saya ingin melakukan itu.'”
Berkaca pada hal itu, patut disebut bahwa 88rising membantu menciptakan crossover global dalam industri musik.