Deezer, layanan streaming musik yang berkantor pusat di Paris mempublikasikan hasil keuangan dan jumlah pelanggannya untuk Q1 (kuartal pertama) 2024 (berakhir pada 31 Maret 2024).
Pendapatan konsolidasi perusahaan mencapai 132,5 juta euro pada Q1 2024, naik 14,2% YoY dengan mata uang konstan.
Angka pendapatan tersebut dikonversi menjadi 144 juta dolar AS berdasarkan nilai tukar rata-rata triwulanan yang diterbitkan Bank Sentral Eropa.
Sementara itu, basis pelanggan perusahaan mencapai 10,5 juta pada Q1, dibandingkan 9,3 juta pada Q1 2023, meningkat 12,8%.
Dikutip Billboard Indonesia dari Music Business Worldwide, Selasa, 20 April, Deezer membagi pendapatannya menjadi tiga segmen dalam neracanya; ‘Partnerships‘ (Kemitraan), ‘Direct‘ (Langsung), dan ‘Other‘ (Lainnya).
Pendapatan ‘Partnerships‘ perusahaan ini berjumlah 43,3 juta euro (47,01 juta dolar AS) pada Q1 2024, naik 37,6% YoY dengan mata uang konstan.
Perusahaan tersebut mengatakan, pertumbuhan pendapatannya di Q1 mencerminkan “peningkatan yang berkelanjutan” dari ‘Partnerships‘ baru-baru ini (termasuk RTL+, Sonos & Mercado Libre), yang ditambahkannya “sejalan dengan strategi grup untuk memfokuskan upayanya pada bisnis yang menarik dan pasar besar”.
‘Partnerships’ menyumbang 32,7% dari total pendapatan Deezer pada kuartal tersebut.
Sementara itu, pendapatan ‘Direct‘ Deezer mencapai 86 juta euro (93,37 juta dolar AS) pada Q1 2024, naik 5% YoY dengan mata uang konstan.
Deezer mengatakan pertumbuhannya dalam segmen ini didorong oleh:
- Gelombang kenaikan harga baru, yang diluncurkan pada Q4 2023, kini diterapkan pada lebih dari 75% basis pelanggan.
- Bauran geografis yang ditingkatkan dengan pemfokusan ulang strategis bisnis ‘Direct‘ pada pasar-pasar utama terpilih mengarah pada perluasan basis pelanggan yang berkelanjutan di Prancis (+3,6%) dan perlambatan basis pelanggan di negara lain (11,0%).
- Penerapan strategi yang lebih selektif pada ‘Direct‘ untuk mendorong langganan akun premium dengan mengurangi uji coba dan promosi.
Layanan streaming musik ini melaporkan, pendapatan ‘Other‘, yang sebagian besar terdiri dari pendapatan “iklan dan tambahan”, berjumlah 3,2 juta euro (3,47 juta dolar AS) pada Q1 2024, naik 23,3% YoY dengan mata uang konstan.
Deezer menghasilkan sebagian besar pendapatannya di pasar dalam negeri Prancis, yang mencapai 76,1 juta euro (82,62 juta dolar AS) pada Q1, naik 8,5% YoY dengan mata uang konstan.
Deezer menghitung 5,5 juta pelanggan ‘Direct‘ di Q1, turun 1,8% YoY dibandingkan 5,6 juta Q1 2023.
Pelanggan perusahaan melalui ‘Partnerships‘ mencapai 4,9 juta pada Q1, naik 35,4% YoY dibandingkan 3,6 juta pada Q1 2023.
Adapun ARPU (Average Revenue per Paying User atau Pendapatan Rata-Rata per Pengguna yang Membayar) Deezer pada Q1 mencapai 5,1 euro untuk pelanggan ‘Direct‘, naik 6,4% YoY.
Dalam pengumumannya kepada investor pada Senin, 29 April, Deezer mencatat bahwa pihaknya “menghasilkan pertumbuhan dua digit selama dua kuartal berturut-turut, memberikan keyakinan kepada Grup akan kemampuannya untuk mencapai target pertumbuhan pendapatan sebesar 10% pada 2024, didukung oleh peningkatan kontribusi ‘Partnerships‘, dan berlanjutnya perluasan ‘Direct‘ di Prancis dengan dampak kenaikan harga baru yang secara bertahap diluncurkan ke seluruh basis pelanggan ‘Direct‘.”
Deezer menambahkan: “Mengingat peningkatan profitabilitas yang kuat yang dicapai pada 2023 dan perkiraan pendapatan serta momentum profitabilitas pada tahun 2024, Deezer menegaskan ambisinya untuk mencapai arus kas bebas yang positif pada 2024 dan EBITDA (nilai dari keseluruhan pendapatan kotor yang didapatkan perusahaan) yang disesuaikan secara positif pada 2025.”
Stu Bergen, CEO sementara Deezer sejak 1 April, mengatakan, kinerja perusahaan yang dipimpinnya pada kuartal pertama 2024 menyoroti momentum yang jelas dan bukti bahwa strategi pihaknya tepat sasaran.
“Dengan memberikan pengalaman unik kepada penggemar musik di seluruh dunia, Deezer memberikan nilai dan inovasi kepada seluruh pemangku kepentingan kami,” Bergen menjelaskan.
“Kami terus menjadi katalisator perubahan positif, menantang status quo dalam hal remunerasi dan penetapan harga, sambil mempertahankan dukungan kami yang teguh terhadap artis dan penulis lagu,” ia menambahkan.
Di tempat lain, Deezer menyoroti perjanjian yang berpusat pada artis dengan Merlin (mitra lisensi musik digital independen), yang diumumkan pada Maret, dan “peningkatan kualitas katalog” menyusul penghapusan lebih dari 26 juta lebih lagu sejak Oktober 2023 (termasuk konten non-artis, kebisingan, dan duplikat) dengan menggunakan teknologi eksklusif yang canggih milik mereka.
Pihak perusahaan mengatakan, timnya “telah melatih model-model canggih yang mampu mengenali dan membedakan jenis konten tertentu seperti kebisingan dan musik fungsional”.
“Sebagai bagian dari model yang berpusat pada artis, Deezer berdedikasi untuk menerapkan kebijakan penyedia yang lebih ketat untuk memastikan konten berkualitas luar biasa dan meningkatkan pengalaman pengguna,” pihak Dezeer menambahkan.
Deezer pertama kali meluncurkan sistem pembayaran yang berpusat pada artis yang disetujui oleh Universal Music Group pada September 2023. Beberapa bulan kemudian, Warner Music Group mendaftar ke model Deezer yang berpusat pada artis di Prancis.