The post Frontman Tame Impala, Kevin Parker, Menjual Seluruh Katalog Musiknya ke Sony Music Publishing first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Tanggal 15 Mei 2024 kemarin, Sony Music Publishing (SMP) mengumumkan bahwa mereka telah membeli seluruh katalog musik Kevin Parker, penyanyi/penulis lagu/produser, yang lebih dikenal sebagai frontman band psychedelic rock Australia, Tame Impala.
Kesepakatan ini merupakan kelanjutan dari kerjasama antara Kevin Parker dan Sony Music Publishing yang sudah berlangsung sejak 2009. Pada tahun 2020, Kevin Parker menandatangi kontrak publishing bersama SMP yang mencakup representasi global untuk karya-karyanya yang akan datang. Dengan ditandatanganinya perjanjian terbaru ini, SMP memiliki hak atas seluruh katalog musik Kevin Parker yang sudah ada (kecuali karya-karyanya untuk album terbaru Dua Lipa) dan akan datang.
Sebagai seorang multi-instrumentalis merangkap produser, Kevin Parker telah menulis, memproduseri, mixing, dan menyanyikan semua lagu di diskografi band tersebut, termasuk album terbaru mereka, The Slow Rush (2020), yang berhasil meraih peringkat satu di berbagai chart seperti ARIA Albums chart, Rock Albums chart di Billboard, dan banyak lagi.
Selain untuk Tame Impala, Kevin Parker juga telah membuat lagu untuk nama-nama besar seperti Dua Lipa, Rihanna, SZA, dan Kendrick Lamar. Berkat tangan dinginnya, ia telah meraih berbagai nominasi Grammy, BRIT Awards dan di negara asalnya, Australia, ia telah menerima berbagai penghargaan dari Australasian Performing Rights Association (APRA) dan Australian Recording Industry Association (ARIA).
Kevin Parker berkata tentang kesepakatan itu, “Gagasan untuk menyerahkan kepemilikan lagu-lagu saya adalah sesuatu yang tidak saya pikirkan dengan enteng, sama sekali. Mereka adalah buah dari darah, keringat, dan kreativitas saya selama bertahun-tahun saya menjadi artis rekaman dan penulis lagu sejauh ini. Saya memiliki banyak cinta dan kepercayaan pada Sony Music Publishing dan memiliki pengalaman hebat dengan Damian Trotter dan yang lainnya di seluruh dunia. Saya tidak berpikir lagu-lagu saya bisa berada di tangan yang lebih aman daripada Sony, dan saya bersemangat untuk masa depan dan senang bisa terus bekerja dengan mereka pada apa pun yang dibawa masa depan…”
Chairman dan CEO Sony Music Publishing Jon Platt mengatakan, “Saya selalu mengagumi Kevin Parker dan saya percaya dia adalah salah satu penulis lagu paling multitalenta di zaman kita. Kevin telah membangun katalog lagu dengan jangkauan yang luar biasa dan kekuatan yang bertahan lama, dan dia selalu setia pada visinya. Merupakan suatu kehormatan untuk mewakili musiknya, dan kami berkomitmen untuk memperluas warisan kesuksesannya.”
Sementara itu Damien Trotter, direktur pelaksana Sony Music Publishing Australia, mengatakan, “Kevin adalah bakat tunggal yang kreativitas dan dedikasinya pada seni telah memikat penggemar dan artis sejak dia muncul di dunia musik. Setelah bekerja dengan Kevin sejak sebelum rilis album Tame Impala pertama, sangat menggembirakan menyaksikan keberhasilannya yang layak di seluruh dunia. Kami bangga dan terhormat untuk mengambil penjagaan katalog lagu ikonik ini dan untuk melanjutkan hubungan kami dengan Kevin dalam fase menarik karier musiknya ini.”
Akuisisi katalog Kevin Parker ini menandai kesepakatan artis terbaru Sony Music Publishing setelah meluncurkan usaha patungan dan kemitraan dengan Snoop Dogg, Barry Weiss, dan Ryan Tedder.
The post Frontman Tame Impala, Kevin Parker, Menjual Seluruh Katalog Musiknya ke Sony Music Publishing first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Eksplorasi Suara dan Emosi Terbaru Teza Sumendra di “Midnight Notion” first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Setelah merilis single “Got Supplies” sebagai teaser, album mini terbaru Teza Sumendra yang bertajuk Midnight Notion akhirnya resmi dirilis tanggal 17 Mei 2024 ini. Selain “Got Supplies”, EP ini juga terdiri dari lima lagu lainnya, yang sudah tersimpan sejak tahun 2022—dan beberapa bahkan jauh lebih lama lagi.
Mengutip dari Teza sendiri di keterangan resmi yang diterima Billboard Indonesia, EP ini merupakan perwujudan dari segala sesuatu yang dapat terjadi pada tengah malam, di mana semua lagu yang ditulis dalam EP ini dibuat sekitar tengah malam hingga subuh. Momen waktu tersebut merefleksikan segala emosi, suasana, dan nuansa yang membawa perasaan yang berbeda ketika kita berbicara tentang kejadian serupa yang terjadi di siang hari.
Midnight Notion hampir seluruhnya diproduksi oleh kolaborator dan produser setia Randy MP, terkecuali lagu “Lights Off” yang diproduksi oleh Kenny Gabriel. EP ini juga dilengkapi dengan visualizer yang seluruhnya digarap oleh Dichod. Dibanding rilisan sebelumnya, di EP ini Teza Sumendra lebih menunjukkan sisi lain dari dirinya yang memiliki preferensi yang lebih maju dalam produksi musik.
Contohnya di lagu pertama dari EP ini, “The Intro(vert)”, yang dirilis pada tahun 2022. Pemilihan suara yang unik—dengan drum yang sedikit off-beat—dengan mudahnya menarik perhatian kita. Ketika kita mengira lagu ini akan segera berakhir, beat-nya kembali secara halus dengan lirik yang sederhana dan repetitif, tetapi diikuti juga dengan banyak tambahan layer instrumen, laksana menyajikan konklusi di lagu ini.
Sebagai satu-satunya lagu yang ditulis dalam bahasa Indonesia di EP ini, Teza Sumendra mengeksplorasi permainan kata yang sederhana namun jenaka (“teman tidur tak ada, teman dekat tak jumpa/saldo ku mati gaya”) atau (“tak peduli eksistensi/absensi tanpa gengsi”) yang secara unik sesuai dengan skema lagu dan tema yang ingin dibawakan—hidup sebagai introvert dengan peer pressure di era modern. Hasilnya, lagu ini sempat dinominasikan untuk “Artis Solo R&B Terbaik” dan “Video Musik Terbaik” di AMI Awards 2023.
Tiga lagu berikutnya mirip dengan lagu-lagu yang pada umumnya ditulis Teza yang berkisar tentang cinta, gairah seksual, dan segala sesuatu di antaranya. Meskipun secara lirik ini bukanlah hal baru bagi Teza, ia kemudian mengeksplorasi bagaimana ia dapat menyampaikan suasana yang diinginkan dengan bereksperimen dengan desain dan produksi suara. “Lights Off” menawarkan ambiens yang lebih kaya untuk lagu yang terinspirasi dari lagu R&B pada umumnya dengan featuring kejutan dari Yarra Rai.
“I Do Know” merupakan salah satu lagu di mana Teza dan Randy bereksperimen dengan vocal chops dan outro yang panjang, mirip dengan “Got Supplies” yang telah dirilis seminggu sebelumnya. “Daytime Alibi” adalah lagu di mana Teza lebih mengeksplorasi layer vokalnya, terutama seiring dengan lagu ini beranjak dari drum yang terinspirasi dari trap/hip-hop menjadi sesuatu yang lebih ke arah industrial.
Midnight Notion kemudian ditutup dengan “On It”, lagu utama dari EP ini yang sangat berbeda dengan lagu-lagu lainnya. “On It” lebih mirip dengan lagu Jazzy-house dengan puluhan layer dengan elemen-elemen berbeda yang secara halus terus bermunculan hampir setiap dua menit. Di sini, Teza memperlakukan vokalnya seperti halnya instrumen lain dalam lagu ini—ia hadir untuk memperkuat suasana yang ingin disampaikan.
Pada akhirnya, Midnight Notion adalah sebuah koleksi “midnight vibes” yang disajikan dengan produksi dan eksekusi yang cermat dari Teza dan para kolaboratornya, mengeksplorasi lebih jauh ke arah desain suara dengan vokal yang menjadi earworm dan detail-detail halus yang tidak pernah gagal untuk membuat kita berdendang.
Untuk melengkapi experience Midnight Notion yang terasa intim ini, Teza dan timnya dengan cerdas menyiapkan press gathering dan special intimate showcase yang digelar di Koral Lebak Bulus sehari sebelum peluncuran album ini di mana Teza tampil membawakan keseluruhan album secara live dengan iringan band dan backing vocal di hadapan sahabat dan orang-orang terdekatnya.
Pada showcase tersebut, Teza Sumendra juga melakukan syuting yang hasil rekamannya akan dirilis di kanal YouTube miliknya. Sembari menunggu, mari dengarkan dulu Midnight Notion yang telah rilis di semua Digital Streaming Platform.
The post Eksplorasi Suara dan Emosi Terbaru Teza Sumendra di “Midnight Notion” first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Dracul Bawa Warna Baru Hip Hop Tanah Air Lewat Album Debut Horrorcore first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Dracul dan musik hip hop bergenre Horrorcore yang ia usung mungkin masih terdengar asing di telinga banyak orang. Terutama mereka yang masih terjebak di stereotip hip hop yang hanya berkutat pada flexing harta, tahta, wanita, dan semua hal klise genre tersebut.
Namun, percaya lah, semesta hip hop jauh lebih luas daripada itu, seperti yang diperlihatkan Dracul lewat album penuh perdananya, VLAD (Vampiric Legion Abysmal Doppelgangger) yang dirilis oleh label Jakarta Ordo Nocturno pada 10 Mei 2024.
Bernama asli Haidar Alli, hasrat bermusiknya dipicu dari musik-musik classic heavy metal seperti Judas Priest, Iron Maiden, dan Anthrax yang diperdengarkan oleh orangtuanya, sebelum ia tertarik pada hip hop yang dibawakan oleh Eminem, Big L, Nas.
Ia pun kemudian menggabungkan referensi dan obsesinya terhadap kedua genre tersebut yang membuatnya menjadi salah satu nama baru paling menarik di skena hip hop lokal saat ini, di mana ia menulis lirik rap dengan referensi horror dan metal yang juga dikenal sebagai subgenre Horrorcore.
Entertainment Weekly di tahun 1995 pernah mendeskripsikan Horrorcore sebagai “gabungan dari hardcore rap dan metal haus darah”. Isi lirik dalam lagu Horrorcore seringkali dibandingkan dengan lirik-lirik death metal dan para musisinya kerap menampilkan visual seram dalam video musiknya dan terinspirasi dari scoring film-film horor.
Hal-hal berbau okultisme, gore, dan horor itu pula yang membawa pengaruh besar pada semua lirik rap yang Dracul buat. “Karena suka banget metal dan hip hop Horrorcore, jadi VLAD ini secara tema dan lirik enggak jauh-jauh dari referensi witchcraft, occultism, medieval, necromancy, gore, horror, vampirism, and things like that mulai dari tokoh-tokoh yang disebutin di lirik entah itu movie characters, pembunuh berantai dan tokoh historik dari era medieval sampai modern,” ungkap Dracul melalui surel ke Billboard Indonesia.
Proses pembuatan album VLAD sendiri memakan kurang lebih empat tahun penggarapan yang direkam, mixing, dan mastering oleh Ananta Adjie di Medusa Records. Album ini terdiri dari 14 tracks (yang akan bisa didengarkan di semua Digital Streaming Platform) dan 2 bonus tracks yang hanya tersedia secara eksklusif di rilisan kaset album ini.
Kecuali “Mesmerhymes” (2022), album ini memuat deretan single yang telah Dracul rilis sebelumnya seperti “A Persona in Control” (2020), “Soulsvcker” (2022), “Sick Thoughts” (2023), dan “Straight Outta Transylvania” (2023).
Album ini juga menampilkan 6 lagu yang diproduksi oleh deretan beatmaker asal Purwokerto yang merupakan teman-teman Dracul seperti Refonda (Amaneye), Husni Balbeid (Rapclinic), Ade Pras, Kornelius Steven, dan sisanya diproduksi sendiri olehnya. Kombinasi dari para beatmaker tersebut membuat album VLAD semakin variatif, terdiri dari Old School Grimy Boombap, Dark Trap, Industrial Metal, hingga Orchestral Beat dengan konsistensi karakter Gothic Horror.
“I know it’s sounds super explicit but I’m pretty sure that’s how Horrorcore Rap does the art. Dan menurut saya, album VLAD ini cukup deskriptif untuk ngenalin ke orang orang tentang tema dan persona saya sebagai Dracul di hip hop secara visual maupun audio,” cetusnya.
Horrorcore mungkin bukan hal yang mudah diterima oleh semua orang, namun kehadiran album VLAD pantas mendapat apresiasi tersendiri karena turut memberi warna pada skena hip hop Tanah Air yang beberapa tahun ini memang makin beragam dan luas, seperti yang diaminkan oleh Dracul.
“Skena hip hop Indo tuh untuk sekarang udah makin diverse dan unik ya, udah banyak rilisan yang keren banget, dari Grimloc ada Jaydawn rilis album penuh kolaborasi sama rapper-rapper garang, dan Krowbar yang baru rilis album terbarunya dengan sound design Miami Bass pakai lirik nakal, buruk, jahat, suka banget pokoknya. Kemarin ada Envy* juga baru rilis album, BAP juga fresh dan artistik banget secara audio dan visualnya, Mario Zwinkle kemarin rilis Music Video udah kaya yang pegang Jogja, ngeri. Belum lagi rilisan dari Krazy Brazy. Saya yakin masih banyak rapper underrated yang punya rilisan keren dan unik secara karakter juga dan ada event rap battle Rhyme Pays yang selalu seru dan berkesan.”
Untuk perilisannya, VLAD dirilis oleh label Ordo Nocturno milik Anida Bajumi yang juga bantu mempersiapkan showcase di Jakarta, merencanakan beberapa titik tur, dan menyiapkan prapesan rilisan fisik berformat kaset pita dan merchandise album.
“Rilis merch album penting banget, selain buat nambahin dana untuk tur itu juga suatu hal yang cukup vital buat marketing, promosi album, brand recognition, sampai menjalin komunikasi sama orang-orang baru. Pertimbangannya menurut saya pribadi paling tidak merch yang dijual ini setidaknya juga harus punya kualitas dari bahan kaos, sablon, dan desain yang jadi unsur kuat sebagai pesan dari rilisan merch ini,” tandas Dracul.
Kini, album VLAD sudah bisa didengarkan di berbagai digital streaming platform dan siap menjadi pengalaman baru bagi pencinta musik hip hop Tanah Air.
The post Dracul Bawa Warna Baru Hip Hop Tanah Air Lewat Album Debut Horrorcore first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post “Can Machines Fall In Love? Experience”: Euforia Album Ke-9 MALIQ & D’Essentials first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Sebagai bentuk perayaan ulang tahun ke-22 MALIQ & D’Essentials sekaligus menyambut album terbaru mereka Can Machines Fall In Love? yang jatuh pada bulan Mei ini, mereka menyajikan experience peluncuran album baru yang berbeda dari band Indonesia mana pun.
Bekerja sama dengan Warner Music Indonesia dan ASHTA District 8, MALIQ menggelar “Can Machines Fall In Love? Experience”, sebuah ekshibisi terbuka di mana para penggemar MALIQ dan pengunjung ASHTA bisa merasakan berbagai pengalaman seru terkait album terbaru MALIQ & D’Essentials tersebut.
Dalam ekshibisi yang digelar dari tanggal 7 Mei sampai 9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan ini, kita bisa mendengarkan isi album Can Machines Fall In Love? lebih dahulu sebelum album kesembilan tersebut resmi diluncurkan 30 Mei 2024.
Kita pun bisa membaca perjalanan karier bermusik MALIQ selama 20 tahun lebih di sudut The Journey Then and Now dan mendengarkan isi album baru berisi total 7 trek pada sudut Hearing Section. Menariknya, pengunjung yang sudah mendengarkan album Can Machines Fall In Love? via headphone di Hearing Section bisa memberikan tanggapan langsung tentang apa yang dirasakan di sudut MAD Hears You.
Pengalaman yang disajikan MALIQ juga berwujud instalasi seni. Instalasi menampilkan informasi mengenai rumah MALIQ yaitu Mad Haus, media musik Pophariini, produk yang segera diluncurkan Little Essentials, dan program workshop Maliq Music Labs.
Selain itu, MALIQ turut mengenalkan para kolaborator yang sudah berjalan maupun akan datang seperti HMNS Perfume dan Hijack Sandals. Dalam kesempatan ini, MALIQ tak hanya berbicara karya melainkan juga menjual merchandise terbaru mereka di booth Pophariini Store.
“Kami berharap teman-teman yang penasaran dan enggak sabar mendengarkan album kesembilan MALIQ bisa menebusnya dengan menghadiri ‘Can Machines Fall In Love? Experience’. Bukan cuma dengar karya baru MALIQ, tetapi rangkaian ini semoga bisa memberikan pengalaman yang baru atau menjadi tempat mengutarakan apa yang kalian rasa tentang excitement menanti album kesembilan MALIQ,” ungkap Cietta Hendrodjanoe selaku Head of Project Mad Haus.
Ekshibisi ini sendiri termasuk dalam agenda ASHTA bernama “Resonate: The Story of Music” yang merupakan bentuk apresiasi terhadap musik persembahan ASHTA District 8. Perhelatan ini bertujuan untuk menceritakan perjalanan musik musisi ternama Indonesia yang dilengkapi instalasi kumpulan vinyl musisi lokal maupun internasional.
Tessa Marlenaska selaku Sr. Manager Center Experience ASHTA District 8 pun mengungkapkan soal kolaborasi ASHTA dan MALIQ untuk “Can Machines Fall In Love? Experience”: “ASHTA ingin memberikan wadah untuk MALIQ & D’Essentials menceritakan perjalanan musiknya selama 22 tahun dan launching album ke 9. Ada berbagai kegiatan menarik seperti talkshow, hearing session, dan anniversary party. Kami sangat bangga menjadi bagian dari perjalanan musik MALIQ dan senang melihat antusiasme pengunjung yang cukup tinggi. Semoga acara ini dapat dinikmati oleh setiap penggemar MALIQ dan pengunjung setia ASHTA,” pungkas Tessa.
The post “Can Machines Fall In Love? Experience”: Euforia Album Ke-9 MALIQ & D’Essentials first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post MALIQ & D’Essentials Siap Merilis Album Kesembilan “Can Machines Fall In Love?” first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Bertahan melewati dua dekade bukan perkara mudah bagi sebuah band Tanah Air, namun MALIQ & D’Essentials berhasil tiba di tahun ke-22 kariernya dengan rasa cinta yang bahkan lebih membuncah dari sebelumnya. Untuk merayakan ulang tahun ke-22 MALIQ di tanggal 15 Mei 2024, mereka pun menyiapkan album kesembilan berjudul Can Machines Fall In Love? yang akan dirilis pada tanggal 30 Mei 2024 mendatang.
Secara eksklusif, album ke-9 ini diperdengarkan pertama kali secara utuh kepada awak media dan tamu undangan dalam hearing session yang digelar tanggal 7 Mei 2024 kemarin di FLIX Cinema, ASHTA District 8, Jakarta Selatan. Para personel MALIQ & D’Essentials yang terdiri dari Angga Puradiredja, Widi Puradiredja, Indah Wisnuwardhana, Jawa, Lale, dan Ilman Ibrahim turut hadir dalam kesempatan ini bersama dengan Triari Senawirawan, Country Managing Director/President Director Warner Music Indonesia, label album ini bernaung.
Bersama-sama, Billboard Indonesia mendengarkan ketujuh track di album ini yang terdiri dari: “Intro”, “Dadidu di Dada”, “Aduh”, “Terus Terang”, “Kita Bikin Romantis”, “Begini Begitu”, dan “Hari Terakhir”. Dua lagu di album ini telah dirilis lebih dahulu dan viral di media sosial, yaitu “Aduh” dan terutama “Kita Bikin Romantis” yang bagian reff-nya seolah tidak terelakkan setiap kita membuka TikTok, IG Reels, dan YouTube Shorts.
Dalam sesi Q&A yang dipandu MC Iyas Lawrence dan Adit Insomnia, MALIQ menceritakan soal album ini yang judulnya diambil dari judul materi presentasi kenalan mereka, seorang dosen di Jepang yang mempelajari soal Artificial Intelligence (AI) yang intinya adalah secanggih-canggihnya AI tapi tetap saja AI belum bisa merasakan emosi manusiawi seperti jatuh cinta.
Perasaan penuh cinta itu yang membuat album ini terasa organik, dan mengutip kata Widi, album yang karakternya “MALIQ banget”. “Kami enggak terlalu mikir sebenarnya dari sisi lirik album ini akan jatuh cinta, apakah akan sedih-sedihan. Kami on the spot aja semuanya, apa yang relevan di anak-anak. Hampir semua lirik itu enggak ada yang datang mentahan. Pasti semua anak-anak relate sama penulisannya. Kalau dari sisi aransemen mengacu album 1-4. Kira-kira begini jenis musik MALIQ,” ungkap Widi.
Walau hanya terdiri dari 7 track dan terdengar lebih simple and to the point, nyatanya proses pembuatan album ini telah memakan sesi workshop selama hampir setahun sejak Juni 2023 di mana keenam personel sama-sama terlibat dalam penulisan lirik dan aransemen musik. “Setelah 20 tahun bersama, ini format paling ideal untuk mengerjakan album, kita berenam ngumpul, nge-jam. Selama setahun terakhir ini banyak ngomongin soal teknologi, tapi ada rasa yang belum terganti pas kita berenam ngumpul bikin lagu, itu magic-nya di situ,” cetus Widi.
Seiring dengan kesuksesan single “Aduh” dan “Kita Bikin Romantis”, MALIQ pun bekerja sama dengan Warner Music Indonesia untuk pendistribusian album baru mereka. Kerja sama ini bersemi kembali setelah sempat terhenti di album keempat tahun 2010. “Sudah waktunya MALIQ bermitra dengan mitra yang tau MALIQ seperti apa dan yang paling penting tau kebutuhan MALIQ apa. Kami merasa Warner Music Indonesia sesuai dengan kebutuhan kami dari sisi bisnis di industri ini terutama,” ungkap Widi.
Genap berusia 22 tahun tanggal 15 Mei 2024, MALIQ menganggap kesuksesan yang selama ini diraih adalah karunia dan rezeki yang dititipkan Tuhan. Mereka pun berharap bisa terus berkembang menjadi turunan-turunan produk Intellectual Property (IP) yang bisa memberikan rasa, nilai, dan spirit dari apa yang sudah dilakukan mereka melalui musik
Hearing Session Experience album baru MALIQ & D’Essentials ini pun menjadi pembuka rangkaian “Can Machines Fall In Love? Experience” yang berlangsung 7 Mei sampai tanggal 9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan.
The post MALIQ & D’Essentials Siap Merilis Album Kesembilan “Can Machines Fall In Love?” first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post HYBE Alami Penurunan Profit 12% YoY di Kuartal Pertama 2024 first appeared on Billboard Indonesia.
]]>HYBE di kuartal pertama 2024 ini, secara resmi tercatat pendapatannya sebesar KRW 360,92 miliar (setara USD $271,57 juta atau Rp4,2 triliun). Angka tersebut menunjukkan penurunan YoY (Year-Over-Year) sebesar 12,1 seperti yang tercatat pada laporan pendapatan perusahaan yang dirilis pada 2 Mei 2024 lalu.
Walaupun kuartal pertama memang biasanya kurang menguntungkan secara profit bagi perusahaan K-pop, namun penurunan profit perusahaan yang dibangun Bang Si-hyuk ini dianggap cukup mengejutkan para analis keuangan Korea. Sebelumnya, Yonhap Infomax yang merupakan firma data finansial dari agensi berita Yonhap di Korea Selatan memprediksi HYBE akan memperoleh 15,1 miliar won untuk profit operasionalnya, namun kenyataannya profit operasional perusahaan hiburan tersebut justru turun drastis ke 14,43 miliar won, atau penurunan YoY sebesar 72,6%.
Pendapatan bersih HYBE merosot ke angka 2,88 miliar won, sebuah penurunan 87,5% YoY yang sangat jauh dari prediksi FnGuide, perusahaan market tracker Korea yang sebelumnya memprediksi profit sebesar 25,4 miliar won untuk HYBE di kuartal pertama tahun ini.
Secara umum, penurunan profit terjadi di hampir semua segmen pendapatan mereka. Segmen “artist direct-involvement” yang meliputi penjualan rekaman musik, profit konser, kontrak iklan, dan kehadiran artis, mengalami penurunan profit 7,5% YoY ke angka 216,98 miliar won yang mencakup 60 persen dari pendapatan total. Penjualan tiket konser untuk grup-grup HYBE seperti SEVENTEEN, ENHYPEN, dan &TEAM berkontribusi besar untuk pendapatan ini.
Begitu pun dalam segmen “artist indirect-involvement”, yang termasuk merchandising dan licensing, konten, dan platform untuk penggemar WeVerse, yang turun 18,3% YoY ke angka 143,94 miliar won dan menjadi 40% dalam total pendapatan.
Masalah lain yang terjadi di WeVerse, yang sebelumnya digadang sebagai platform monetisasi penggemar terunggul di industri K-pop, adalah penurunan pengguna aktif bulanan yang jatuh sebesar 9,2 juta dan pendapatan rata-rata dari pengguna berbayar di platform ini yang turun drastis bila dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya.
The post HYBE Alami Penurunan Profit 12% YoY di Kuartal Pertama 2024 first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post ShimSham Meracik Alunan Jazz Autentik di Album Perdana “In the Swing of Life” first appeared on Billboard Indonesia.
]]>ShimSham, yang merupakan band jazz dari Jakarta, telah merilis album perdana bertajuk In the Swing of Life pada Jumat, 26 April 2024 lalu yang berisi lagu-lagu jazz nan easy listening yang siap dinikmati siapa saja.
Terdiri dari Kevin Yosua pada bass, Hansen Arief pada drum, serta Nesia Ardi sebagai vokalis, sebelum bergabung di ShimSham, masing-masing personel telah membangun reputasi masing-masing di ranah jazz.
Kevin Yosua yang mendapat beasiswa program magister di Prince Claus Conservatory di Belanda di mana dia belajar dari para ahli jazz seperti David Wong, Clovis Nicholas, dan Antonio Hart telah merilis beberapa album, termasuk kolaborasi dengan artis terkemuka seperti pemain terompet Alex Sipiagin dan pianis Dado Moroni.
Hansen Arief yang sudah bermain drum sejak 11 tahun dan terinspirasi oleh para legenda jazz seperti Philli Joe Jones dan Art Blakey telah berkolaborasi dengan Tony Monaco dan melakukan tur internasional. Hansen juga telah memenangkan AMI Awards di kategori Album Jazz Terbaik lewat album Some of My Best Friends Are Jazz Cats! Yang dirilis bersama Dua Empat dan Joshua Alexander di tahun 2023 lalu.
Sedangkan Nesia Ardi sendiri secara konsisten telah tampil di berbagai panggung festival jazz nasional maupun internasional, baik secara solo maupun bersama grup NonaRia. Selain merilis karya-karya solo, vokal dinamisnya juga telah tampil di berbagai album kompilasi dan kolaborasi. Salah satu yang terbaru, vokalnya juga bisa kita dengar dalam album soundtrack film Siksa Kubur karya Joko Anwar.
In the Swing of Life yang berisi 7 lagu menampilkan berbagai gaya musik jazz, mulai dari swing yang enerjik hingga ballad. Dengan pengaruh dari para maestro jazz terkenal serta kreasi yang segar dan inovatif, album ini menjanjikan pengalaman mendengarkan yang tak terlupakan bagi para penggemar jazz sejati.
“Kami telah menuangkan hati dan jiwa kami ke dalam album ini, dan kami sangat bangga dengan apa yang telah kami ciptakan,” kata Kevin Yosua dalam keterangan pers yang diterima oleh Billboard Indonesia. “Harapan kami adalah bahwa In the Swing of Life tidak hanya akan menghibur pendengar, tetapi juga akan menginspirasi lebih banyak orang untuk menyukai lagu-lagu jazz,” tandasnya.
Sebelum perilisan full album, lagu orisinal “Can’t Get You Out of My Head” telah lebih dulu dirilis pada 5 April 2024. Album In the Swing of Life sendiri merupakan sebuah proyek kolaboratif antara ShimSham dengan Audrey Wijaya sebagai penulis lirik dan juga pelukis John Raymond yang melukis cover album ini.
Mengambil inspirasi dari kehidupan yang tidak stabil dan berubah-ubah, setiap lagu menawarkan perspektif unik tentang cinta, kehilangan, harapan, dan ketahanan. Dari anthem ceria yang merayakan kebahagiaan hidup hingga balada yang menggugah hati yang mengeksplorasi kedalaman pengalaman manusia.
In the Swing of Life telah tersedia di semua platform streaming utama, termasuk Spotify, dan Apple Music.
The post ShimSham Meracik Alunan Jazz Autentik di Album Perdana “In the Swing of Life” first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Gempita Musik Anime dan Game di AFA ID 2024 first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Anime Festival Asia Indonesia tahun ini (AFA ID 2024) membuktikan bahwa di tengah gempuran Hallyu Wave, kultur pop dari Jepang, khususnya anime dan game, tetap memiliki tempat tersendiri di hati banyak orang Indonesia.
AFA sendiri dikenal sebagai festival yang menyatukan budaya pop di seluruh Asia Tenggara sejak tahun 2008. Fakta menariknya, AFA telah menyelenggarakan lebih dari 30 acara, menampilkan lebih dari 520 penampil, menghadirkan lebih dari 2.300 peserta, dan menyambut lebih dari 2,3 juta pengunjung di 6 kota, mulai dari Singapura hingga Tokyo.
Acara unggulan AFA Singapura telah menerima penghargaan Outstanding Leisure Event Award di Singapore Tourism Awards pada tahun 2023 dan 2019. Sedangkan di Indonesia, AFA pertama kali diselenggarakan pada tahun 2012 dan telah memikat hati para penggemar anime di Indonesia dan menciptakan peluang bisnis bagi industri ini di pasar lokal.
AFA ID 2024 yang diselenggarakan oleh SOZO dan PK Entertainment ini terbilang spesial karena menjadi kali pertama AFA kembali digelar di Indonesia setelah absen selama lima tahun. Selama tiga hari dari tanggal 3 hingga 5 Mei 2024 lalu, area Exhibition Hall A & B Jakarta Convention Center (JCC) menjadi melting pot bagi pencinta J-culture yang penuh warna, mulai dari penggemar anime, game, manga, idol, cosplayer, hingga hobbyist lain seperti kartu koleksi, model kit, action figure, dan hobi-hobi berbau Jepang lainnya.
Selain Exhibition Area yang menampilkan booth dari perusahaan terkemuka yang bergerak di bidang J-culture seperti Bandai, Manga Plus, Muse Asia yang memamerkan berbagai IP populer seperti One Piece, Chainsaw Man, Spy x Family, dan Gundam, AFA ID 2024 juga menghadirkan Creator’s Hub yang menjadi market area bagi para kreator/seniman lokal maupun regional Asia Tenggara untuk menjual karya mereka dan menjadi kesempatan bagi penggemar anime, game, dan manga untuk berburu merchandise dari karakter atau judul favorit masing-masing.
The post Gempita Musik Anime dan Game di AFA ID 2024 first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Novia Situmeang Menempati Posisi Teratas Top 10 Newcomers Periode 3 Mei 2024 first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Top 10 Newcomers Billboard Indonesia periode 3 Mei 2024, menempatkan Novia Situmeang naik dua peringkat ke posisi puncak dengan single bertajuk “Tak Kembali”.
Lagu yang dirilis pada 21 Maret 2024 tersebut merupakan single perdana penyanyi Batak jebolan Indonesian Idol Season 12 ini, setelah dirinya resmi dikontrak oleh HITS Records.
Mengusung genre pop balada dengan lirik yang menggambarkan luka mendalam setelah ditinggalkan oleh orang tercinta, lagu ini diciptakan oleh AMAN bersama Jeremy Giovan dan dalam proses pembuatannya turut dibantu oleh Agung Pramana sebagai vocal director serta Andreas Aritonang sebagai arranger.
Respons positif dari penikmat musik berhasil mengantarkan Novia ke peringkat satu, menggeser juara sebelumnya, Fanny Soegi, yang turun ke peringkat 3 di minggu dengan single “Dharma”.
Pergerakan chart Top 10 Newcomers minggu ini juga terasa semakin dinamis dengan kehadiran tiga pendatang baru alias New Entry yang dipimpin oleh BAALE, yang merupakan proyek musik solo terbaru dari aktor dan penyanyi Iqbaal Ramadhan. Lewat proyek ini, Iqbaal langsung merilis tiga lagu, yaitu “Cinta Luka Sempurna” yang menempati peringkat 2 dan menjadi New Entry tertinggi di chart minggu terbaru ini, serta “Fortuna” dan “Di Bawah Lampu”.
Tiga single ini akan menjadi bocoran untuk album debut BAALE (rencana rilis 24 Mei 2024) yang turut ditulis dan diproduseri sendiri oleh Iqbaal bersama Hendra Jaya Putra sebagai produser dan Lucky Sarwo sebagai arranger.
Pendatang baru berikutnya adalah Pelin dengan single “Apa Sih” di peringkat 4. Pelin yang bernama asli Eveline Restu Asmoro merupakan penyanyi-penulis lagu sekaligus content creator berusia 22 tahun asal Surabaya yang memulai kariernya di akhir 2020 dan menarik perhatian pecinta musik di media sosial dengan lagu-lagu berlirik manis dan lucu yang ia tulis sendiri dengan topik yang relate dengan generasi muda sekarang.
New Entry selanjutnya yang melesat ke peringkat 9 adalah “Neptune” dari Kalya Islamadina. Berasal dari keluarga musisi, Kalya yang merupakan adik dari penyanyi Alika Islamadina ini pertama kali merilis single sendiri sebagai solois di tahun 2022. Sebelumnya, Kalya lebih aktif di belakang layar sebagai penulis lagu, termasuk untuk single Alika yang bertajuk “Reasons To Fall In Love” dan duetnya bersama sang kakak di lagu “Kisah Yang Sama” sebagai kado ulang tahun pernikahan orangtua mereka.
“Neptune” yang menjadi single pertama Kalya di tahun 2024 ini bercerita tentang pahitnya menjalani hubungan jarak jauh yang bisa datang dalam berbagai bentuk dan ia berharap lagu ini bisa menjadi representasi untuk kiasan “distance makes the heart grow fonder”.
Ketiga pendatang baru di atas berhasil menggeser Rhea Asmara, Alvin Lapian, dan Melisa Putri dan chart Top 10 Newcomers minggu ini. Simak daftar Top 10 Newcomers selengkapnya di sini.
Top 10 Newcomers merupakan daftar peringkat aksi musik pendatang baru teratas di Indonesia yang dihitung berdasarkan aktivitas streaming di layanan musik audio dan video serta melibatkan aspek kuratorial tim editorial Billboard Indonesia yang dirilis secara dwimingguan.
The post Novia Situmeang Menempati Posisi Teratas Top 10 Newcomers Periode 3 Mei 2024 first appeared on Billboard Indonesia.
]]>The post Jennie BLACKPINK Merilis Koleksi Kacamata Lewat Kolaborasi Bersama GENTLE MONSTER first appeared on Billboard Indonesia.
]]>Bagi Anda yang menggemari Korean style dan ingin bergaya seperti idola K-pop favoritmu, kini ada kolaborasi seru antara Jennie dari BLACKPINK dengan GENTLE MONSTER yang bisa jadi aksesori must have di tahun ini.
Pada tanggal 20 April kemarin, label kacamata asal Korea Selatan tersebut mengumumkan melalui unggahan di Instagram @gentlemonster bahwa mereka kembali bekerja sama dengan Jennie untuk merilis koleksi baru yang bertajuk “Jentle Salon”. Sebelumnya, Jennie telah berkolaborasi dengan merek tersebut untuk dua rilisan lainnya, yaitu Jentle Home pada tahun 2020 dan Jentle Garden pada tahun 2022.
Koleksi baru ini menawarkan beragam pilihan mode eyewear yang stylish, termasuk berbagai pilihan kacamata hitam dan kacamata baca. Sebagai aksesori tambahan, kita juga bisa membuat kacamata tersebut makin personal dan secara kreatif mengekspresikan diri dengan mendekorasi kacamata GENTLE MONSTER milikmu dengan berbagai pilihan charms yang unik, termasuk yang berbentuk capybara, salah satu hewan favorit Jennie.
Seperti yang diungkapkan dalam teaser yang diunggah pada 19 April lalu, koleksi Jentle Salon ini dijadwalkan akan dirilis pada 1 Mei mendatang melalui situs resmi mereka maupun serangkaian pop-up store yang dibuka di 13 kota di dunia, di antaranya: New York, Seoul, Tokyo, Osaka, Shanghai, Beijing, Hong Kong, Bangkok, Singapura, Manila, Taipei, dan Kuala Lumpur.
Walau sayangnya belum ada kota di Indonesia yang termasuk dalam daftar pop-up store tersebut, kita tunggu saja gebrakan dari Jennie berikutnya, yang termasuk kolaborasinya dengan rapper Zico di lagu baru berjudul “SPOT” yang akan rilis bulan April ini.
The post Jennie BLACKPINK Merilis Koleksi Kacamata Lewat Kolaborasi Bersama GENTLE MONSTER first appeared on Billboard Indonesia.
]]>