NIKI Membuka Album “Buzz” dengan Perilisan Single “Too Much of a Good Thing”

Menuju hari besar perilisan album “Buzz” pada 9 Agustus mendatang, “Too Much of a Good Thing” hadir sebagai single pembuka.
buzz
NIKI
88rising

Buzz, album ketiga NIKI kini tengah dipersiapkan untuk dirilis pada 9 Agustus mendatang bersama 88rising. Menuju hari besar itu, penyanyi sekaligus penulis lagu asal Jakarta tersebut baru saja melepas lagu “Too Much of a Good Thing”, sebagai single pembuka.

Dalam keterangan resmi yang diterima Billboard Indonesia, NIKI mengklaim bahwa “Too Much of a Good Thing” merupakan sebuah lagu yang sarat akan nuansa menyenangkan saat tengah kasmaran.

Liriknya yang satir seolah menggambarkan tentang sebuah hasrat dan imajinasi tentang ketakutan dan antisipasi akan patah hati. Jelas saja, hal itu tercermin langsung pada potongan lirik, “Well, you look like you’re gonna break my heart /and I look like a tough shot in the dark on a good day.” 

“‘Too Much Of A Good Thing’ adalah lagu yang menyenangkan dan ironis tentang hasrat, imajinasi, dan arena permainan antara kegembiraan dan rasa acuh tak acuh yang mereka ciptakan,kata NIKI menjelaskan makna lagu miliknya itu. 

“Ini tentang antisipasi awal yang kita semua tahu dan sukai ketika ada sedikit semangat ekstra dalam setiap langkah Anda, yang menurut saya terasa bahkan secara sonik, dengan alur berjalan mengikuti tempo yang tak lekang oleh waktu yang Anda dapatkan saat Anda merasa tak terkalahkan untuk sesaat. Saya menulisnya bersama teman saya yang sangat berbakat Ethan Gruska ketika saya banyak mendengarkan Fleetwood Mac dan The Beatles, dan itu adalah salah satu ide paling awal yang melahirkan album ini.”

Bersamaan dengan rilisnya lagu itu, NIKI juga mempersembahkan video musiknya. Visualnya menampilkan sang penyanyi dengan personifikasi rasa percaya diri.

Video musik itu disutradarai oleh Alexandra Thurmond dan direkam dengan film 16mm, visual hitam-putihnya yang tajam terasa lebih seperti film pendek dan pengenalan terhadap dunia sonik baru NIKI.

Di video itu, penyanyi yang memiliki nama asli Nicole Zefanya itu berjalan menyusuri jalanan kota New York dengan rambut disisir ke belakang dan mantel bulu bermotif macan tutul.

Kehadiran Buzz tak terlepas dari idealisme dan keinginan dari lubuk hatinya yang terdalam. Dari situlah muncul sekumpulan lagu-lagu folk-rock yang hangat dan menggugah.

“Saya mengalami krisis identitas,” kata penyanyi berusia 25 tahun ini tentang Buzz

“Butuh banyak percobaan dan kesalahan, dan saya menemukan bagian dari diri saya sendiri di sepanjang jalan. Saya menamakannya Buzz karena rasanya seperti sedang berada di batas awal terjadinya sesuatu.”

Kesan yang intim tentu tetap kental di album ketiganya ini. Dalam penulisan beberapa lagu di album itu, NIKI mengaku terinspirasi dari beberapa sosok pionir perempuan yang menulis lirik jujur dan penuh pengakuan.

“Joni Mitchell adalah bintang utara penulisan lagu saya,” katanya — dan tokoh-tokoh feminis yang tidak kenal kompromi seperti Stevie Nicks, Carly Simon, dan Liz Phair. Untuk mengimbangi semangat Buzz yang mengembara, NIKI mengembangkan pendekatan elastisnya sendiri terhadap gitar.

Untuk lebih memanfaatkan perubahan besar yang kreatif dan personal ini, NIKI mulai merekrut produser yang pernah bekerja dengan penyanyi-penulis lagu kontemporer favoritnya. Dia mengajak Tyler Chester, yang merekam lagu bersama Madison Cunningham dan Sara Bareilles; dia juga merekrut Ethan Gruska, yang pernah berkolaborasi dengan Fiona Apple dan Phoebe Bridgers.

Album ini juga menjadi sebuah gambaran kisah hidup NIKI, yang mengalami fluktuasi sejak ia duduk di bangku sekolah menengah atas di Jakarta, Indonesia. 

Sebagai siswa di akademi internasional, dia mulai berkarya dan menaruh keseriusan lebih dalam dunia musik. Dengan enam senar di tangan, dan keluarga serta teman-teman sekelasnya yang menyemangatinya, Nicole Zefanya kemudian mempertaruhkan klaimnya sebagai bintang global dengan nama NIKI.

Sepanjang perjalanan kariernya, NIKI telah mengantongi lebih dari tiga miliar streams di seluruh dunia, show yang terjual habis di berbagai benua, set besar-besaran di festival di seluruh dunia, front row di Paris Fashion Week, empat lagu dalam soundtrack film Marvel, hingga beberapa lagu yang paling fenomenal pada tahun 2024.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

 

PMC

Billboard Indonesia is published under license from Penske Media Corporation. All rights reserved.
Billboard name and logo used by permission of Penske Media Corporation.
Powered by TNGR