Golo Mori akan menjadi tuan rumah perhelatan acara musik jazz berskala internasional untuk pertama kalinya. Acara bernama International Golo Mori Jazz 2024 tersebut akan digelar di Golo Mori Convention Center (GMCC), Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur pada 16 November mendatang.
Sejalan dengan jargon Jazz Gunung Indonesia, yang menjadi mitra InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai pelaksana acara ini, pengalaman menikmati “Indahnya Jazz Merdunya Gunung” bersama para musisi Indonesia yang mendedikasikan dirinya untuk musik Indonesia bakal jadi pengalaman menikmati event ini dengan latar alam, bukit dan lautan yang indah serta eksotis di kawasan The Golo Mori.
Menghadirkan musik di tengah kawasan pegunungan bukanlah hal baru bagi Jazz Gunung Indonesia. Dimulai dengan menggelar Jazz Gunung Bromo pada 2009. Seiring berjalannya waktu, kawasan pegunungan yang dipilih semakin bertambah, mulai dari Gunung Ijen, Gunung Slamet dan Gunung Burangrang.
“International Golo Mori Jazz 2024 akan menghadirkan musisi legenda dari lintas generasi dengan komposisi yang unik dan berkesan,” kata Sigit Pramono selaku Founder Jazz Gunung dalam jumpa pers yang digelar di Sarinah, Selasa, 30 April.
Adapun legenda musik Indonesia dan internasional lintas generasi yang dipastikan tampil dalam acara ini antara lain Andien, Maliq & D’Essentials, Sheila Majid, dan Tohpati.
“Para penampil telah mengonfirmasi kehadiran mereka. Persiapan dan survei teknis telah dilakukan lebih dari tiga kali di kawasan ini dan sekitarnya. Sistem tata suara terbaik buatan anak bangsa juga akan menjadi pelengkap sajian di event ini,” Bagas Indyatmono, Direktur Jazz Gunung Indonesia, mengungkapkan.
Kontribusi ITDC pada International Golo Mori Jazz, tidak hanya memperkaya budaya di wilayah tersebut, tetapi juga sejalan dengan visi untuk menjadikan kawasan sebagai destinasi pariwisata yang berkembang dan diminati dalam portofolio pengembangannya.
“Untuk pertama kalinya International Golo Mori Jazz diadakan. Melalui event ini, kami berharap para penikmat seni musik dapat meningkatkan apresiasi terhadap seni pertunjukan dan keindahan alam di timur Indonesia,” tutur Ari Respati, Direktur Utama ITDC.
Event ini akan menjadi daya tarik utama The Golo Mori dan berpotensi meningkatkan industri pariwisata di Indonesia Timur. Diharapkan dapat meningkatkan popularitas kawasan The Golo Mori, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
“Harapannya dengan penyelenggaraan IP event, International Golo Mori Jazz ini juga akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar dan menghidupkan iklim pariwisata yang kuat bagi Golo Mori,” ucap Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney, Maya Watono menjelaskan.
Berkaca dari penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo, perputaran nilai ekonomi selama dua hari yang dihadiri oleh 2.750 orang per hari mencapai sekitar Rp24.237.500.000, dengan asumsi rata-rata belanja pengunjung sekitar Rp8.000.000 per kunjungan. Bukan hal yang mustahil jika nilai perputaran ekonomi tersebut terjadi dalam event ini.
“Golo Mori menjadi salah satu destinasi yang dikembangkan oleh InJourney karena keberadaannya juga jadi bagian dari Labuan Bajo yang merupakan salah satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang dicanangkan oleh pemerintah. Pemandangan dan keindahan alam yang indah menjadi uniqueness Golo Mori yang harus diperkenalkan ke mata dunia. Salah satu bentuk creative marketing ialah promosi melalui penyelenggaraan musik jazz ini,” ujar Maya menambahkan.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan sektor pariwisata jadi salah satu kontribusi besar terhadap PDB negara. Untuk itu, pihaknya akan terus memberi dorongan untuk menjadikan Labuan Baju sebagai ‘Bali Baru’.
“Kementerian BUMN RI selalu mendukung acara musik yang memiliki daya apresiatif, spirit, dan komitmen dalam menghadirkan identitas musik Indonesia,” kata Kartika melanjutkan. “Terlebih lagi jika event tersebut dapat memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi wilayah tersebut, sehingga ke depannya dapat kita dorong menjadi wisata arts and music.”